006

2.2K 183 4
                                    

"Jeonghan, aku tau kau di dalam. Tolong buka pintunya," Mingyu kembali mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu tapi seseorang dari arah belakang menghentikannya.

"Berhenti Mingyu-ssi. Jeonghan butuh waktu sendiri"

"Joshua-ssi? Aku harus bicara dengan Jeonghan. #udah seminggu dia mengacuhkan ku,"

Joshua lelaki itu menghela nafasnya, "Seminggu ini juga ia mengurung diri di dalam kamar, ia hanya mau keluar kalau kami paksa untuk makan"

Prang

Bunyi pecahan kaca membuat kedua anak adam itu membulatkan matanya terkejut. Tanpa membuat waktu Mingyu dengan cepat mendobrak pintu di depannya, tidak peduli lagi dengan Joshua yang masih mencoba menahannya untuk masuk.

Hentakan ke-tiga Mingyu berhasil membuka pintu kamar dan betapa terkejutnya Mingyu dan Joshua saat mendapati Jeonghan tersungkur tidak berdaya di atas lantai dengan seprihan kaca gelas.

"Hanna! / Jeonghan!"

-

"Josh, Jeonghan belum sadar juga. Kita panggil ambulans saja, ya?"

Joshua menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Badan dia semakin dingin! Apa manager sangat melarang untuk menghubungi ambulans? Itu gila namanya! Jeonghan bisa kenapa-kenapa!" Mingyu cukup bersabar saat Joshua memintanya untuk menunggu manager mereka datang, tapi ini sudah setengah jam lamanya, dan sosok manager tidak ada yang datang.

"Biar aku saja kalau begitu,"

"Jangan!"

Mingyu mengerutkan dahinya saat lelaki itu merebut ponsel milknya, "Josh?"

"Aku bilang jangan! Jeonghan akan baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Lebih baik lagi kau pulang. Aku dan yang lain bisa mengurus Jeonghan"

"Josh? Jeonghan sakit, aku mohon kita bawa Jeonghan ke rumah sakit, atau ada sesuatu yang kalian tutupi dari ku?"

"Tidak ada!"

Mingyu mencoba merebut kembali ponsel miliknya, "Kalau begitu, biarkan aku panggil ambulans!"

"Jeonghan hamil!"

"..."

"Media tidak boleh tau hal ini. Karir Jeonghan dalam bahaya!"

Mingyu menghela nafasnya sebelum mengangkat tubuh Jeonghan.

"Kau mau bawa dia kemana?"

"Klinik"

"Mingyu-ssi!"

"Klinik itu milik paman ku, kau tenang saja. Yang terpenting kondisi Hanna dan- dan bayinya harus di selamatkan"

・・


Sudah satu jam lamanya, Joshua dan Mingyu menunggu dengan gelisah di ruang tunggu. Mereka terus memanjatkan doa kepada yang Maha Esa untuk keselamatan dari sosom yang mereka sayangi, Jeonghan.

"Mingyu?"

"Paman! Bagaimana keadaan Hanna?"

Pria setengah abad itu menepuk pundak Mingyu dan tersenyum, "Syukur, keduanya baik-baik saja"

Joshua menghela nafasnya lega saat mendengar hal itu.

"Ada apa dengan Hanna?"

"Hanya kelelahan. Kandungan Jeonghan sudah masuk 20 minggu. Dalam trimester kedua ini seharusnya Jeonghan tidak mengalami hal-hal yang membahayakan kandungannya. Mungkin Jeonghan harus mengurangi pekerjaannya dan menghindari stress"

Our Baby [GyuHan] ✔️Where stories live. Discover now