001

5K 281 3
                                    

Jeonghan mengerjapkan matanya untuk  kesekian kalinya. Menetralkan penglihatan yang terasa berkunang. Kedua tangannya dengan reflek memegang kepala belakang yang terasa pusing, sekujur tubuhnya pun' terasa sakit, luar biasa.

"Argh!"

Jeonghan menolehkan kepalannya saat merasakan getaran dari ponselnya.

'Jihoonsang pengirim pesan membuat bulu kuduknya bergidik seketika.

Jihoon

"Yoon Jeonghan!"
"Dimana kau sekarang?!"

Jeonghan melihat keseliling bangunan di depannya,

Me

"Aku tidak tau, Ji"

Jihoon

"What?"
"Nyalahkan gps, manager hyung 
akan menjemput!"

Jeonghan tanpa membantah segera menuruti apa yang lelaki itu perintahkan, sembari menunggu Jeonghan berinsiatif untuk berdiri  dan keluar dari gang tempat ia sekarang berada.

Tapi lagi, Jeonghan dibuat terkejut saat ia menyingkap koran yang sebelumnya menjadi selimut. Sekujur tubuhnya telanjak, tidak menyisakan sehelai benang sedikitpun.


Lelaki itu kembali melihat sekitar tempat ia berada demi menemukan pakaiannya, tapi nihil, hanya ada tumpukan koran, kaleng bekas dan beberaap kardus didekatnya.

"Semalam, Ada apa?" gumam Jeonghan terheran sebelum kembali membungkus tubuhnya dengan koran.

・・

Suara ketukan pintu membuat seorang pemuda terlonjak kaget dari tempat duduknya, dengan hati-hati, pemuda itu membukakan pintu.

Kedua alis pemuda itu terangkat saat melihat sosok yang ia kenal, "Gyu?"

"Tuan, apa anda kenal dengan pria ini?"

Wonwoo, pemuda itu menganggukan kepalanya. Seorang petugas keamanan yang Wonwoo yakini menyerahkan berkas untuk ditanda tangani sebelum pergi dari sana.

"Tolong sampai'kan kerabat anda untuk tidak berbuat onar kembali saat mabuk,"

Anggukan kepala Wonwoo berikan sebelum membopong tubuh Mingyu yang sedikit linglung kearah ruang tamu.

"Mau jelasin, kenapa lu bisa pulang sama petugas?" segelas air mineral Wonwoo serahkan bersama pil pereda mabuk yang baru saja ia ambil di meja nakas dekat tv.

Mingyu meneguk setengah air mineral itu sebelum menjawab, "Gw juga bingung"

"Bingung?"

Mingyu merebahkan badanya di atas sofa setelah menelan pilnya, ia sangat lelah, "Gw di temuin sama petugas di depan teras cafe. Dan sialnya gw di kira pengemis, makanya gw diseret pulang sama mereka"

Wonwoo berdecak saat mendengar penuturan sahabatnya, "Gw yakin, semalam lu mabuk, berapa botol yang lu tenggak?"

Mingyu hanya mengedikan bahunya, ia juga tidak ingat apa yang terjadi semalam sampai-sampai ia bisa tertidur di depan pelantaran cafe.

Wonwoo berdiri dan menghampiri Mingyu berada, "Apa masih kesal, karena gadis itu?"

Mingyu mendongakkan kepalanya, ia tidak suka permasalahan itu di ungkit kembali, "Hyung..."

Wonwoo tertawa puas, "Jadi orang lambat sih! kalau suka tuh' bilang jangan dipendam terus. Sekarang tuh cewek udah punya orang, lu malah jadi kesal sendiri, aneh!"

Mingyu mengerucutkan bibirnya kedepan, kakinya ia hentak-hentakan di udara dengan kesal.

"Pergi mandi sana sebelum Seungcheol hyung pulang. Lu dalam masalah kalau sampai dia tau lu pulang dalam keadaan kayak gini"

Mingyu menganggukan kepalanya lemah dan melangkah kakinya ke arah kamarnya berada. 

・・

3 Bulan kemudian

"Han?"

"Hmm?"

Seokmin lelaki itu merapatkan duduknya dengan lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya, itu, "Kau, baik-baik saja, hyung?"

Jeonghan hanya merespon dengan anggukan kepala, matanya masih terpejam dengan kepala yang bersandar di sofa.

"Seok, udah jangan ganggu. Biarin Jeonghan istirahat" Joshua pemuda lainnya menghampiri kedua sahabatnya. Ia memberikan minuman kaleng yang sempat Seokmin pesan.

"Makasih," ujar Seokmin tersenyum.

"Lebih baik kita tunggu di luar, biar Jeonghan bisa tidur dengan tenang"

"Tapi aku khawatir"

"Dia butuh tidur sebentar, kau tau sendiri Jeonghan gampang kelelahan. Biarkan saja, nanti kalau manager sudah sampai baru kita bangunkan, oke?"

"Thanks, Josh"

Joshua menganggukan kepalanya sebelum mengulurkan tangannya, "Ayo Seok,"

Seokmin menatap Joshua dan Jeonghan secara bergantiaan dan dengan berat hati, Seokmin mengikuti Joshua keluar dari ruang rekaman di mana mereka menunggu manager mereka menjemput.

-

Setelah mendengar pintu ruangan di tutup, Jeonghan segera bangkit dari sofa dan menghampiri tasnya berada. Ia mengeluarkan kantung mabuk yang diam-diam selalu ia bawa.

Dan lagi, semual apapun Jeonghan rasa hanya air liur yang keluar. Bukan merasa reda kepalanya semakin berdenyut pusing membuat Jeonghan meringkuk memegang perut bagian bawahnya yang seperti tertekan di dalam sana.

"Sebenarnya aku kenapa?" lirih Jeonghan putus asa.

tbc
.
.

[2019-unknown date]
💜ily

Our Baby [GyuHan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang