005

2.3K 187 5
                                    

tanda '**' diawal untuk flasback'


Brak

Jeonghan mengerjapkan matanya untuk yang kesekian kali, "Josh? Kau bicara denganku?"

"Astaga Han! Jadi dari tadi aku bicara kau tidak dengar?"

Dengan polosnya Jeonghan menggelengkan kepalanya, "Kenapa?"

Joshua mengepal kedua tangannya, ia ingin memarahi sahabatnya itu, tapi ia ingat dengan kondisi sahabatnya saat ini membuatnya mengurungkan niatnya, bisa-bisa Jeonghan stress nanti, "Seungkwan mau ke luar gedung, ada yang mau dititip?"

"Tidak ada", kata Jeonghan kembali fokus pada layar ponselnya.

Joshua menghela nafasnya, "Kau sedang apa? Serius sekali"

"Han? Kau masih chat dengannya? Astaga, sudah berapa kali aku bilang?! itu berbahaya!" tegur Joshua saat melihat sedikit dengan siapa sang sahabat bertukar pesan.

Jeonghan menatap Joshua dengan heran, "Dia teman ku saat sekolah dy Josh. Semua akan baik-baik saja kau terlalu berlebihan!"

"Han," Joshua menarik lengan milik Jeonghan agar lelaki itu menaruh ponselnya terlebih dahulu.

"Situasi kita sekarang berbeda. Ingat, sekarang kau seorang publik figur! Artis papan atas Han! Orang-orang pasti mengenali mu, sedangkan Mingyu? Kau bisa dalam bahaya jika terlalu berdeketan dengannya"

"Josh, jangan begitu. Mingyu orang baik"

"Han, aku bicara seperti ini karena aku peduli"

Jeonghan tersenyum, "Ya aku tau, tapi kau tidak perlu khawatir. Aku dan Mingyu bisa berhati-hati, kau tenang saja. Lagi pula kita hanya teman, kau aneh"

Joshua hanya bisa kembali menghela nafasnya, pasrah.

"Kalau begitu aku izin lagi, Aku janji pulang sebelum pukul 8 malam!"

"Tapi Han?"

Jeonghan menautkan kedua tangannya, "Ku mohon.  Ya, Josh?"

"Seterah"

Jeonghan menatap sahabatnya dengan bingung, "Kau benar mengizinkan ku?"

Joshua menganggukan kepalanya.

Jeonghan kembali tersenyum dan memeluk sahabatnya itu, "Terimakasih"

・・

Jeonghan menurunkan masker wajah yang ia kenakan, tangannya terangkat memanggil seseorang yang baru saja tiba di depan pintu cafe tempat mereka membuat janji.

"Maaf aku terlambat, sudah lama menunggu?"

"Tidak juga"

Mingyu mengerutkan dahinya, "Lalu kenapa wajah mu di tekuk, hmm? Aku berbuat salah?"

Jeonghan menggelengkan kepalanya.

"Hanna?"

Jeonghan mengerucutkan bibirnya ke depan, "Joshua! Semua salah Joshua!"

"Ada apa dengan dia?"

Mingyu panik saat lelaki di depannya malah menangis, "Jeong- Hanna?"

"Joshua! Dia menyebalkan! Aku tidak suka dengan sifat khawatirnya yang berlebihan! Aku tidak suka di atur, memang dia siapa?! Terllau posesif! Aku tidak boleh kesini tidak boleh kesana, bahkan membereskan kamar tidak boleh, huh! Menyebalkan!"

"Han? Tenang, oke? Kita bisa ketauan media. Astaga!" Mingyu dengan inisiatif merangkuh Jeonghan kedalam dekapanya, masalah akan semakin rumit jika sampai ada orang yang melihat wajah milik sahabatnya itu.

"Aku benci dengan sifat protective terlebih lagi sejak aku ha-"

Hampir saja! Jeonghan melepas tangan Mingyu yang melingkar di punggungnya dan mengusap wajahnya dengan kasar, "Aku tidak apa, maaf"

"Kau yakin tidak apa-apa?" salah satu alis Mingyu terangkat, heran.

"Hmm, maaf"

"Oke? Tidak perlu minta maaf, tapi apa kau yakin kau baik-baik saja?"

Jeonghan menganggukan kepalanya, "Kita pergi sekarang saja, Aku tidak boleh pulang malam lagi"

"Bungkus milkshake untuk diperjalanan biar mood mu bagus, sebentar"

-

"Kalau kau bosan menunggu di ruang tengah, T?tunggu di kamar ku saja, kamar ku yang paling pojok"

Hari ini, Mingyu mengusir seluruh penghuni apartment demi kehadiran Jeonghan. Karena tiba-tiba sahabatnya itu meminta Mingyu membuatkannya kue pie yang dulu sering Mingyu bawa ke sekolah.

"Hmm!"

Sesampainya di kamar milik Mingyu Jeonghan disambut dengan  sebuah bingkai yang ada di dekat meja nakas, sebuah foto kelulusan mereka beberapa tahun lalu, Jeonghan sedikit terkejut, karena lelaki itu masih menyimpannya bahkan sampai memajangnya! sedangkan Jeonghan? Dia sendiri lupa dimana ia menyimpan foto itu.

Lalu di samping foto tersebut terdapat foto dirinya dan Mingyu dengan sergam sekolah yang kotor.

"Cks! Aku sampai lupa, dulu kau sangat cengeng"

**

"Gyuiee? Ada apa dengan wajah mu?"

"Hyung!"

"Yaak! Kim Mingyu!" 

Mingyu menujukan cup eskrim yang sudak tidak berbentuk di tangannya.

"Tadi aku beli ini untuk hyungtapi aku terjatuh!"

**

Jeonghan tertawa saat ingat setelah foto itu di ambil Mingyu menjauhinya selama satu minggu, tapi pada akhirnya Mingyu kembali menangis karena merasa Jeonghan menjauhinnya.

Jeonghan kembali menelusuri ruang kamar milik sahabatnya  saat duduk di bangku sekolah menengah pertama itu, hampir sepuluh tahun mereka tidak pernah bertemu. Terlebih saat kelulusan, karena Jeonghan setahun lebih tua dari pada Mingyu, ia masuk ke universitas terlebih dahulu.

Dan dari situ mereka harus berpisah, Jeonghan pindah ke Seoul bersama keluarganyadan Mingyu menetap di Anyang. 

"Eoh?"

Kerutan di dahi Jeonghan terlihat jelas, saat manik matanya menangkap sebuah kemeja coklat yang tergeletak di atas tempat tidur.

"Aku tidak asing dengan-"

-

"Aku pulang!"

"Kenapa? Pienya belum jadi, Han"

Jeonghan tidak mendengar ia mempercepat langkahnya ke pintu depan.

"Hanna?!"

Brak!

tbc
.
.


💜ily

Our Baby [GyuHan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang