003

2.8K 235 3
                                    

Dengan cepat, Jeonghan melangkah menuju pintu keluar. Ia tidak peduli dengan membernya yang berada di belakang, ia ingin segera merebahkan tubuhnya yang lelah dan tidur hingga hari berganti.

"Jeonghan!"

"Pd hyung?"

"Mau kemana? Buru-buru sekali"

"Aku ingin pulang lebih awal," kata Jeonghan, tersenyum kaku.

Lelaki itu merangkul pundak Jeonghan, "Ada temanku yang ingin bertemu kaliaan, Ikut 'lah dengan kami sebentar. Kau tidak perlu khawatir, anager kaliaan sudah memberi izin!"

"Maaf Pd-hyung tap-"

"Ayolah Jeonghan, kita sudah bekerja dengan keras untuk comeback kali ini, kita rileks sebentar, oke?!"

-

Jeonghan hanya bisa pasrah, saat ia dan teman satu grupnya di bawa ke sebuah
club malam yang terbilang cukup elit di pinggiran kota Seoul. Jeonghan sempat berpik baik manager atau staff mereka membantu Jeonghan untuk pulang lebih awal, nyatanya mereka sama dengan ceo mereka yang tidak ingin membuat media curiga mengenai kehamilan dirinya.

Lagi pula Jeonghan tidak bisa menolak, sosok lelaki itu salah satu orang yang berpengaruh dalam karir Habit, menolak tawarannya sama saja mematikan sumber penghasilan mereka. 

"Jeonghan?"

Jeonghan kembali tersadar dari lamunannya saat lelaki itu menyodorkannya segelas arak berisi penuh.

"Euh-"

"Ah! Jeonghan tidak bisa minum!" teriak Seokmin dari sebelah Jeonghan, dengan cepat lelaki itu merebut gelas yang lelaki itu sodorkan dan diteguk sampai habis.

"Aku belikan jus jeruk saja? Bagaimana, Han?"

Jeonghan tersenyum, ia bersyukur masih ada teman satu grupnya yang mengerti akan kondisinya saat ini.

Joshua segera bangkit dan kembali menuju meja bartender berada.

"Han? Kenapa? Bukan kau suka arak beras?"

"It- Itu?"

"Terakhir kali ia mabuk, ia membuat masalah" kata Jihoon begitu saja. Lelaki mungil itu tidak sedikitpun menatap mereka, kedua matanya masih fokus pada layar ponsel di depannya.

Pd hyung menganggukan kepalnya mengerti.

"Hyung katanya teman kau ingin bertemu kami? Mana?" tanya Seungkwan sembari melihat kesekitar bar yang sepi. Mereka memang membooking satu tempat, ngomong-ngomong.

"Mereka bilang mau mamp- eh, itu mereka!"

"Seungcheol!" lelaki itu berdiri dari tempat duduknya dan melambaikan tangannya.

Jeonghan, Seokmin, Seungkwan dan tentu Jihoon, lelaki itu sempat menyimpan ponselnya sebelum berdiri. Ke empat lelaki itu kemudian membungkuk saat melihat empat pemuda lainnya yang datang menghampiri meja meraka.

"Jja! Cheol, Apa kabar?"

"Baik, hyung"

Lelaki separuh abad itupun mengenalkan Habit, yang tentu disambut dengan baik oleh Seungcheol dan anggota Trauma yang lain. Bagaimanapun mereka salah satu penggemar Habit bukan?

"Hyung! kau tidak berbohong padaku, aku Choi Hansol, aku penggemar nomer satu!" perkenalan dari member termuda Trauma mengundang gelak tawa dari semua orang kecuali Seungcheol yang sedikit merasakan malu.

・・

"Han? Mau pulang?" tawar Joshua yang menyadari perubahan wajah dari Jeonghan.

"Tidak enak, kapan lagi kalian bisa keluar ke bar seperti ini?"

"Kalau begitu kita duluan saja, bagaimana?" usul Joshua kemudian.

Jeonghan mengerucutkan bibirnya kedepan, "Maaf ya,"

"Tidak apa" Joshua mengusak rambut Jeonghan dan membantunya berdiri.

"Kita pamit duluan, tidak apa?" tanya Joshua meminta izin.

"Tidak apa. Kasihan Jeonghan hyung tidak enak badan" kata Jihoon dengan anggukan kepala.

"Jeonghan, kalau tidak keberatan biar Mingyu saja yang mengatar, kebetulan dia bawa mobil sendiri, bagaimana?" tawar Seungcheol yang langsung dibalas dengan gelengan kepala oleh Jeonghan. 

"Tidak usah, aku dan Josh bisa naik taxi" 

"Tidak apa Jeonghan? Kebetulan aku juga ingin pulang lebih awa" Mingyupun berdiri dari tempat duduknya.

Jeonghan menatap Joshua dan lelaki blasteran itu tersenyum, "Ya udah lebih aman bukan?  Kabari jika sudah sampai. Hati-hati"

"Thanks,"

・・

"Jeong- Jeonghan?"

"Ya, Mingyu-ssi?"

"Kau melamun?" 

"Euhm, Ada apa Mingyu-ssi?"

"Jadi mau diantar kemana?" ulang Mingyu kemudian.

"Ah, dormku?" tanya Jeonghan menujuk dirinya sendiri.

Mingyu tertawa dan menganggukan kepalanya.

Jeonghan dengan kikuk menujukan arah menuju tempat tiggalnya berada, "Maaf, aku merepotkan mu, Mingyu-ssi"

"Tidak masalah, dan tolong Mingyu saja, Aku rasa aku lebih muda dari mu, hyung"

-

"Kita sudah sam-, Han? Jeonghan- hyung?"
Mingyu kembali tertawa, "Kau melamun lagi?"

"Ah, maaf, kita sudah sampai?"

Mingyu kembali menganggukan kepalanya, "Sepertinya kau sedang ada masalah? Ada apa?" 

"Hanya lelah, broadcast mulai dari matahari belum terbit" Jeonghan tertawa di akhir.

"Aku dengar, hari ini kau jatuh, kenapa tidak langsung pulang saja?"

Jeonghan menghela nafasnya, "Aku rasa aku harus turun, terimakasih atas tumpangannya"

Mingyu menahan lengan Jeonghan yang handak membuka pintu, "Apa kau tidak mengingatku, Yoon Jeonghan?"

"Tidak, kita baru saja bertemu di bar tadi, Mingyu"

"Cks! Hanna bodoh tidak pernah berubah!"

Jeonghan mengerutkan dahinya dengan bingung, "Hanna?"

"Ya, kau, Hanna"

Jeonghan menaikan kedua alisnya, "Min- Kim Mingyu?!"

"Kau ingat dengan Gyuiee?"

Jeonghan membuka mulutnya, tidak percaya.

"Senang bertemu lagi, Hanna" 

tbc
.
.

💜ily

Our Baby [GyuHan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang