9. Traktir

108 27 7
                                    


Kalau aku ingin es krim, itu berarti Blake juga ingin walaupun dia sedang tidak bersamaku. Apa ini yang disebut telepathy antar anak kembar?

Tuut... tuutt....

📞"Hallo?"

"Aku lagi di Indomart depan kampus, kau ingin makan es krim?"

📞"Hehe you know me so well! Kit Kat cone ya!"

"Di antar ke gedung apa?"

📞"F! Hubungi lagi saja kalau sudah di parkiran teknik."

"Alright captain!"

Aku langsung menuju lemari eskrim untuk memilih yang mana yang mau ku ambil. Untuk Blake, Dyn, Emelyn, dan juga untukku.

Oh, sial! Kit Kat kesukaan Blake habis. Aku akhirnya melewatkan pilihan Blake dan membayarnya ke kasir. Di sebelah Indomart ada Alfamart kok, aku hanya perlu berjalan kaki 15 detik kemudian sampai di sana.

Biasanya aku tidak pernah menutup pintu supermarket dengan keras setelah aku masuk, apalagi kalau di belakangku ada orang lain. Kali ini, aku sengaja menahan penyangga pintu Alfamart agar orang di belakangku-

"Thank you, Crystal! You are so nice!"

Agar George bisa lewat.

Kenapa sih, Tuhan selalu memberikan keberuntungan di saat yang tidak tepat begini?

George melewatiku setelah memberikan senyumannya yang manis itu. Aku buru-buru menuju lemari es krim di dekat ATM dan menahan kepalaku agar tidak menoleh sedikit pun untuk mencari George.

"Aku juga suka Kit Kat cone yang itu."

Aku menoleh begitu George tiba-tiba sudah berada di sebelahku dan sekarang dia mengambil es krim yang sama.

"Sudah, beli itu saja?"

"Eh? Hah iya... aku sudah beli yang lain di Indomart sebelah," kataku sambil menunjukan plastik belanjaan.

"Okey, gabung saja ya? Biar menghemat plastik." Tanpa persetujuanku George sudah mengambil eskrim Kit Kat milik Blake digenggamanku tadi.

"Ini, lima belas ribu," aku memberikan dua lembar uang berwarna ungu dan oranye pada George, namun ditolak.

"Tidak apa, anggap saja ini traktiran," katanya.

Yah... ini sih dia yang mentraktir Blake namanya :(

"Naik apa?"

"Oh? Aku? Jalan kaki ke sini."

"Aku ada jam 15 menit lagi, mau ke kelas, kan? Mau bareng? Fakultas kita kan sebelahan."

Eh... Apa?

"B-boleh..."

Tapi kan aku harus ke Fakultas Teknik dulu...

"Sadar tidak, kalau kita akhir-akhir ini sering bertemu?" tanya George ketika kami sudah duduk di dalam mobilnya.

"Iya, t-tapi kebanyakan karna tidak sengaja."

"Jadi maksudmu sisanya sengaja?"

"Eh?" Aku melirik ke samping di saat George sedang terkekeh sambil menyetir.

"Lupakan," ucapnya.

Beberapa saat aku merasa jantungku berdetak sangat cepat dan keras, aku takut George bisa mendengarnya.

Untungnya tidak.





















"Tidak mau aku antar sampai depan kelas? Hehe..."

Aku menggeleng dan menjawab tawarannya, "T-tidak usah, ngomong-ngomong terima kasih atas tumpangannya."

Dia mengangguk, "Aku duluan ya," katanya lalu masuk ke mobil dan membuka kaca, kemudian melambaikan tangan.

"Bye!"

"Bye!"

Haha, aku harus berjalan ke Fakultas Teknik.

•••

"Lama banget ya," singut Blake ketika aku menyuruhnya untuk menjemputku di sekitar parkiran Teknik.

"Bacot, ah."

"Mau ikut sampai ke kelas?" tanyanya, aku mengangguk, sebenarnya kelasku dimulai satu jam lagi.

Biarkan saja Dyn dan Emelyn mendapat es krim cair.

"Aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu," ucapku memulai percakapan disela kami berjalan.

Blake menoleh, "Katakan saja."

"Aku sepertinya... benar-benar menyukai George."

Blake berhenti, membuatku ikut-ikutan menghentikan langkahku. Ia menatapku lekat sambil menyeruput es krim yang mencair.

"Yakin?"

Aku mengangguk.

"Hufft..." ia menghembuskan napasnya keras-keras.

"Kenapa?"

Dia mengendikkan kedua bahunya, "Tidak apa, lagi pula itu hakmu untuk jatuh cinta. Aku kan hanya memeringati," katanya, diakhiri senyuman.

Aku tersenyum haru, walaupun Blake kadang sangat mengesalkan, dia benar-benar bisa membuatku tenang dengan kata-katanya.

"Thanks for worrying me *hiks* twin..." aku terisak.

"Seriously? In this crowded, Crystal?"

Aku menutup wajahku dengan kedua tangan, aku memang secengeng itu!

"Don't cry!"

Aku dapat merasakan rangkulan Blake menutupi tubuhku, hangat dan menenangkan.

"It's okay to fall in love, Cryst. If you're happy, so do I."

Di sini aku hanya bisa berharap kalau cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, agar Blake tidak menyesal membuatku merasa nyaman pada perasaan yang belum pasti terbalas ini.

George Smith | NHC (✓)Where stories live. Discover now