5. Salah Siapa?

137 29 3
                                    

Salah siapa tampan? Aku kan jadi suka. Salah siapa punya senyuman yang memikat? Aku kan jadi terus-terusan ingin melihatnya.

Kalau aku bisa berkata langsung begitu ke George, aku yakin harga diriku pasti sudah menghilang ke Antartika.
















Lagi-lagi Dyn dan Emelyn memesan menu yang sama hari ini. Well, mereka memang pecinta mie. Kami sedang mengantri di depan kantin Fakultas Ekonomi.

"Aku mau pesan jus apel," kataku.

"Mau berapa?"

Kami bertiga menoleh ke belakang begitu mendengar suara laki-laki. Ah, lagi-lagi Kak Reece.

"Halo kak hehe..."

"Hai..."

"Halo hai! Ahhahaha kalian mau pesan apa? Sini saya bayarin!"

Dyn dan Emelyn beradu pandang -kesenangan- sedangkan aku merasa tidak enak dengan Kak Reece yang kelewat baik.

"Tidak usah kak, kami bisa bayar sendiri kok!"

"Aduh, apa sih kayak nggak kenal aja!" Kak Reece mengeluarkan dompetnya yang berisi beberapa kartu dan uang cash. Lalu memberikan beberapa lembar uangnya ke penjual.

Dia membayar makanannya, dan makanan kami juga.

Kami duduk ber-empat lagi. Aku jadi merasa Kak Reece sebenarnya tidak punya teman untuk diajak makan.

Tapi spekulasiku salah begitu ada banyak orang yang menyapa dan memberinya salam. Aku jadi sadar kalau dia actually quite popular.

"Kenapa tidak makan sama teman-teman kakak saja?" tanya Dyn, yang mewakili pertanyaanku.

"Kenapa ya? HAHAH entahlah..."

Aku mengernyitkan dahiku, begitu juga dengan temanku yang lain.

Dia kenapa sih?




Selama kami makan, Kak Reece terus-terusan berbicara. Dimulai dari kehidupan kampusnya sampai anjing peliharaannya.

Emelyn sedari tadi tidak berhenti tersenyum mendengar celotehan Kak Reece. Aku tau kok, Kak Reece ini pembicara yang baik, disertai wajahnya yang tampan rasanya semua orang ingin mendengar dan melihatnya bercerita.

"That's awesome!" seru Dyn kala Kak Reece bercerita tentang kehebatan anjing favorite-nya yang bernama Betty.

"Iya kan, Iya kan??" sahut Kak Reece bangga.

Netra milik Kak Reece tiba-tibe teralih pada seseorang di belakangku. Aku yang duduk di depan Kak Reece tidak bisa melihat siapa yang dia lihat, tidak kepo juga sih.

"Hai!" sapa seseorang di belakangku.

Emelyn terbatuk saat melihat lelaki itu. Aku dan Dyn buru-buru menengok ke arahnya.

Holy crap!

"George?"

Lelaki itu menoleh ke arahku, lagi-lagi dengan senyumnya yang indah.

"Hello Crystal!"

Aku spontan menutup mulutku yang terbuka. DIA TAHU NAMAKU!

George mengambil kursi kosong dan meletakkannya di sebelahku. Kak Reece bersikap seolah tidak peduli dan kembali memakan makanannya.

Sedangkan aku, Emelyn, dan Dyn benar-benar shocked dengan hal ini.

"Hai Kak Reece," sapa George.

"Hai George, kenapa ke sini?"

George menggedikkan kedua bahunya, "Entahlah, karna kau di sini, mungkin? Haha, kenapa tidak gabung lagi dengan kami?"

"Bosan, kalian selalu membicarakan wanita."

"Wow!" George bertepuk tangan. "Baiklah, I gotta go now."

"Bye girls! Bye Crystal!" ucapnya dengan cengiran.

Aku mengedipkan mataku beberapa kali, JANTUNGKU MAU MELEDAK SAJA SEKARANG.




Tapi tunggu, apa maksudnya mereka sering membicarakan wanita?

George Smith | NHC (✓)Where stories live. Discover now