06

6.7K 737 220
                                    

Revisi: 3/06/20


"Lo gila?!" Itu reaksi pertama yang ditunjukkan Boemgyu setelah cowok itu menceritakan status hubungannya dengan Ryunjin.

"Gue udah nggak tahan lagi sama kelakuan aneh dia, makin hari makin parah."

"Maksud lo?"

"Dia itu semacam terobsesi atau gimana ya, ah gue bingung jelasinnya. Pokoknya kelakuannya nggak wajar!" Jeno mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Terobsesi gimana maksud lo?" Boemgyu mengernyit tak paham.

"Dia itu nggak pernah melakukan suatu hal satu kali doang Yu, harus berulang-ulang sampai gue pusing sendiri. Misalnya pernah dia ngirim pesan yang isinya sama ke gue berkali-kali, menurut gue itu udah nggak wajar. Dia juga sering cuci tangan berkali-kali sampai kulitnya pucat pasi. Dia juga nggak mau jabat tangan sama orang takut terkontaminasi kuman atau apalah alasannya. Cowok mana yang betah jalan sama cewek kek gitu, Yu? Udah gue nggak ngerti sama pola pikirnya. Gue kaya pacaran sama pengidap penyakit mental."

"Kalau benar cinta, lo harusnya bisa nerima semua kekurangan dia, Jen. Lo nggak bisa maksa dia buat ngikutin semua keinginan lo, Jen."

"Kalau ditanya gue cinta apa engga? Gue cinta, Yu. Tapi cinta juga nggak buta. Gue juga harus milih-milih cinta yang cocok sama gue. Dan, menurut gue Ryunjin kaya punya kelainan. Dia tipe cewek yang selalu panik dan gak gampang puas, dia selalu melakukan suatu hal berulang kali dan anehnya dia akan berhenti dalam jumlah ganjil, menurut gue itu sia-sia, dan gue gak suka itu. Risi, Yu."

Boemgyu menyimak penjelasan Jeno, ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, memang dari awal dia sudah merasa aneh dengan sikap Ryunjin. Dulu, Renjun pernah bilang kepadanya kalau Ryunjin itu istimewa, yang bisa dekat dengan dia juga orang-orang tertentu.

"Satu lagi kelakuan dia yang nggak gue suka, dia selalu mencium makanan dan mencuci ulang peralatan makan bahkan di hadapan si pembuat makanan, nggak ada etika sama sekali. Pernah sekali gue ajak dia makan di rumah, dan lagi-lagi dia bersikap kaya gitu, Bunda yang melihat sikap dia tersinggung banget. Menurut gue itu keterlaluan banget."

"Dia anoreksia?" Tebak Boemgyu.

"Dia makannya banyak, nggak mungkin kalau anoreksia."

"Jen, saran gue nggak seharusnya lo mutusin Ryunjin. Kenapa lo nggak coba cari tau apa yang dialami?"

"Mungkin dia mengidap ...OCD?" Tebak Boemgyu.

"OCD? maksud lo?" Jeno kebingungan.

"Obsessive Compulsive Disorder, biasanya orang yang mengidap OCD, pikirannya sering di penuhi kepanikan dan ketakutan yang nggak masuk akal, bahasa simpelnya mereka kelihatan lebih terobsesi sama suatu hal, mereka juga gak gampang puas kalau nggak ngelakuin berulang kali. Sama kaya yang dilakuin Ryunjin." Jelas Boemgyu.

"Menurut gue, lo harusnya bisa ngasih tau dia. Ya kalau lo beneran cinta sama dia dan ingin dia baik-baik aja. Saran gue, temenin dia jangan biarin dia sendirian. Penderita OCD sering kali berubah menjadi depresi. Kalau lo nggak bisa, gue masih sanggup." Boemgyu berbalik pergi. Ia harus memastikan sendiri keadaan Ryunjin. Ia tidak ingin hal yang buruk terjadi pada gadis itu.

Jeno, cowok itu masih terdiam, otaknya berusaha mencerna setiap penjelasan Boemgyu, jika benar apa yang di katakan sahabatnya itu, seketika rasa bersalah menyelinap di hatinya. Terlebih lagi saat ia membayangkan senyum manis kali pertemuan pertama mereka.

Mistake √NaJaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang