[8]

12.2K 2.2K 511
                                    

"Seungmin bisa bicara denganku?" Tanya Chan.

"Malas. Pasti mau bertanya soal ayah Changbin."

Bola mata Chan terlihat melebar. "Kau sudah tau?"

Seungmin memilih mengabaikan Chan dan menuju kearah Woojin yang tengah tertidur di kursi. Ia menghempaskan badannya di lantai dan ikut memejamkan mata sambil bersandar di dinding.

Chan mengambil salah satu kain tak jauh dari situ dan melemparkannya pada Seungmin. "Pakai itu. Cuacanya sedang dingin."

Seungmin menurut dan menyelubungi sebagian tubuhnya dengan kain tersebut.

Rasanya beruntung karena memiliki Chan bersama mereka. Dia seperti pengganti sosok keluarga yang telah lama hilang. Dia adalah satu-satunya yang paling perhatian diantara mereka semua.

Disisi lain ada Yeeun yang tengah memandang Minho dengan penuh tatap selidik. Dia terlalu curiga akan hal yang tidak jelas. Minho masih memejamkan mata--gadis itu lantas menghela nafas jengah.

"Kapan kau bangun? Ada banyak pertanyaan yang ingin kuajukan padamu."

Tiba-tiba tanah seakan bergetar pelan. Yeeun mengerutkan kening keheranan. Tak ia sadari salah satu lilin yang berjejer diatas rak tak jauh dari kepalanya--terjatuh dari tempatnya.

Minho sigap buka mata. Ia langsung menepis lilin tersebut sebelum mengenai Yeeun, sampai terpelanting kesisi kiri dan benubruk lantai. Beruntung apinya langsung mati.

Yeeun memandang Minho dengan tatapan mengintimidasi. "Jadi kau sudah bangun dari tadi, dan pura-pura masih tidur karena tidak ingin kutanyai?"

Minho mencela dalam hati. Kenapa Yeeun bisa peka sekali? Apa karena dia perempuan?

Pemuda Lee itu langsung membaringkan badannya kembali dan memutar tubuhnya untuk memunggungi Yeeun. Selimut ia tarik hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Hei bodoh." Yeeun mencondongkan tubuhnya mendekat. "Bukankah tidak sopan memunggungi orang yang sedang ingin bicara?"

"Bicara saja, aku masih bisa dengar," ujar Minho. Suaranya terdengar samar, tertutup oleh selimut.

Yeeun memutar bola matanya. "Aku ingin tau banyak hal."

"Bisa kau jauhkan tubuhmu? Tempat ini masih luas."

Sejujurnya, Minho merasa tertekan saat tau bahwa jarak gadis itu hanya beberapa senti darinya. Karena malu, Yeeun memundurkan tubuhnya perlahan.

"Kau sebenarnya siapa? Ambisimu terlihat berbeda diantara yang lain."

Minho menyibak selimutnya dan memandang Yeeun tajam. Pertanyaan tersebut memberi jeda cukup lama untuk mereka berbagi tatap. Yeeun berusaha menyelami manik Minho, namun ia tak mendapatkan apapun selain kekosongan.

"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan?" Minho mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kesepakatan apa?" Tanya Yeeun. "Jangan aneh-aneh."

Minho tersenyum miring. Dan tiba-tiba Yeeun merasa terancam.

"Kuberitau satu rahasia yang hanya akan kau ketahui, dan beritau aku satu rahasia juga tentangmu. Dengan begitu kita impas."

Yeeun menarik nafas lega akan kalimat yang baru saja Minho utarakan.

"Deal."

🍂🍂🍂

Hyunjin dan Jeongin tampak terkejut. Beberapa kilo meter dari tempat mereka berdiam--kepulan asap hasil dari dentuman keras terpampang begitu nyata. Karena mereka berada di lantai dua, maka mereka bisa melihatnya dengan jelas. Tanah yang mereka pijaki bahkan sampai bergetar seusai ledakan.

alive [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang