prolog

90 6 0
                                        

Arka Joha permana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arka Joha permana

Gue memandangi sebuah album foto dimana didalamnya terdapat dua orang remaja yang memiliki wajah yang hampir sama. Itu gue dan saudara kembar gue, saudara kembar yang udah ninggalin gue untuk selamanya. Tepatnya seminggu yang lalu gue masih bisa bercengkerama dengannya hingga pada malam hari tiba-tiba dia mengakhiri hidupnya sendiri.

Soal gimana dia bunuh diri, gue gak akan
jelasin itu sekarang mungkin lain waktu.

Gue menghapus air mata gue yang sering kali menetes membasahi album foto yang gue pegang. Gue masih berfikir keras kenapa lo bunuh diri sih ? Seberat apa kehidupan lo sehingga lo lebih milih buat bunuh diri ? Apa lo lupa kalau ada gue disini saudara kembar lo yang bakal selalu bantuin lo ?
Gue merasa gagal menjadi seorang kakak, meski kelahiran kami hanya selisih sepuluh menit tapi guelah yang lahir lebih dulu. Maka sekarang gue bakal cari tahu alasan kenapa lo bunuh diri.

Sebelum itu gue akan jelasin bagaimana sosok saudara kembar gue. Namanya 'Ardi Joha Permana' cuma beda dua huruf doang sama gue. Dari segi fisik kita berdua hampir sama, kulit putih, rambut lurus, hidung mancung, bibir sedang, alis tebal, tinggi badan kami pun sama hanya saja gue punya massa otot yang lebih daripada punya Ardi karena gue emang gemar olahraga. Selain itu fisik gue dan dia semuanya sama yang membedakan adalah kepribadian kami berdua. Ardi cenderung berpenampilan rapi disetiap kesempatan baik di sekolah ataupun di rumah berbanding terbalik dengan gue yang acak-acakan dan bodo amat soal kerapian, bagi Ardi kerapian itu nomor satu, kalau ada benda yang bergeser sedikit aja dari tempat semula dia bakal mencak-mencak dan yang menjadi sasaran buat disalah-salahin adalah gue padahal belum tentu gue yang memindahkan barang tersebut dari tempat semula meski gue ini suka berantakin barang dia. Dan kini gue nggak bisa berantakin barang-barangnya lagi karena Ardi udah nggak ada :(.

Ardi punya otak yang encer, otak encer yang nggak ada pada diri gue sama sekali meski kami pernah berada dalam satu rahim yang sama. Namun agak-agaknya otak encer itu nggak berguna sama sekali karena dia bikin keputusan yang sangat bodoh, sangat salah, dan mengecewakan banyak orang. Gue lalu memandangi piala-piala penghargaan yang berjejer rapi di dalam lemari kaca. Itu semua didapatkannya dari beberapa perlombaan yang membutuhkan otak pintar tapi menurut gue itu semua nggak berguna, Ardi bisa mepertahankan prestasi yang diraihnya semasa sekolah tapi tidak bisa mempertahankan hidupnya sendiri so stupid.

Ardi itu ramah dan senyumnya seringkali bikin cewek-cewek meleleh. Ketika di rumah dia sering membantu mama, terkadang dia juga membantu tetangga yang sedang butuh bantuan, di mata gue Ardi adalah sosok yang sempurna. Gue menyesal tidak satu sekolah dengannya jadi gue nggak tahu bagaimana kehidupannya di sekolah. Ardi selalu berada di sekolah terfavorit karena otaknya sedangkan gue tidak karena faktanya gue nggak pintar tapi papa dan mama nggak mempermasalahkan itu, dan sekarang gue nyesel kenapa gue nggak berusaha masuk di sekolah yang sama dengan Ardi waktu itu.

Sudah cukup penjelasan gue tentang sosok Ardi kini gue harus berfikir bagaimana caranya gue mencari tahu sisi kelam Ardi yang nggak diketahui oleh siapapun, alasan kenapa Ardi mengakhiri hidupnya sendiri.

💀💀💀

Jadi disini Arka ingin menyelidiki apa alasan saudara kembarnya melakukan bunuh diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi disini Arka ingin menyelidiki apa alasan saudara kembarnya melakukan bunuh diri. Apakah Arka menemukan jawabannya?

Looking For Your Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang