Dunia programming adalah sebuah candu yang membuatnya kembali lagi terlepas dari kepahitan pengalaman pertama yang dirinya dapatkan. Yoona mencoba belajar coding meski awalnya begitu benci. Terkadang mungkin ia akan menemukan bahwa belajar coding merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan atau tidak ada gunanya. Itu hal yang biasa. Kata para engineer yang menggeluti dunia ini, tak ada metode yang paling sempurna. Tapi, bagi Yoona saat semuanya semakin rumit maka pilihannya hanya satu–Oh Sehun.

"Ayolah, Hun. Kalau kau mau membantuku, sebagai gantinya aku akan mengajakmu pergi kencan akhir pekan nanti." Sehun memutar tubuhnya, kalimat terahir Yoona sepertinya menarik perhatian lelaki itu.

"Benarkah?" ujarnya, mendekati Yoona. Dan gadis itu merutuki dirinya sendiri, sedetik kemudian menyesali perkataannya. "Kau mau kita berkencan?" Sehun bahkan mengerling menggoda padaku. Kalau bukan karena Artificial Intelegence, mungkin Yoona sudah melancarkan jitakannya pada dahi mulus Sehun.

"Nde, bukankah kita tidak pernah berkencan semenjak kita resmi?"

Yoona mencoba tersenyum manis dan Sehun membalas senyumannya. Senyum yang mulanya berniat mengambil hatinya, menjadi luntur seiring dengan Sehun semakin mendekat. Satu fakta pahit lain disini, mereka berdua adalah sepasang kekasih. Jujur saja, Yoona tak pernah membayangkan kalau Oh Sehun sebagai kekasihnya, kalau bukan karena mereka dijodohkan. Lagipula kekasih Sehun yang sesungguhnya adalah laptop gaming-nya yang dinamai Vivian.

Orang tua Sehun terlalu menyayangi Yoona, melebihi putra mereka sendiri. Ibu Sehun mengharapkan anak perempuan dirumahnya. Menurut bibi Oh, Sehun sangat menyebalkan. Kaku, datar, dan tidak bisa di ajak pergi menemaninya shopping. Tentu saja, game sudah begitu melekat dalam hidupnya bahkan jika terjadi bencana pun, Sehun mungkin akan mengutamakan keselamatan Vivian-nya.

"Baiklah." Sehun tersenyum dan mengacak rambut Yoona, "Kita akan berkencan nanti. Aku penasaran bagaimana kau memperlakukanku."

Yoona tersenyum getir. Jujur saja, meskipun label hubungannya dengan Sehun adalah "kekasih" tapi mereka tak menganggapnya demikian. Sehun sering bermain-main atau menggodanya dengan panggilan menyebalkan yang lelaki itu tahu Yoona pasti tak suka. Perilaku mereka juga jauh dari kata-kata romantis. Mereka sudah berteman sejak kecil dan tiba-tiba para orang tua menjadikan mereka sebagai pasangan, tentu saja ini butuh pengadaptasian. Tapi pada intinya, Yoona tahu bahwa Sehun hanya menganggapnya sebagai sahabat, begitu pula sebaliknya, tidak lebih.

"Ya! jauhkan tanganmu dariku." Yoona menepis tangan Sehun dan berdecak tak sabar.

"Honey." Sehun bersuara, seolah-olah kesal karena tertolak. "Bagaimana bisa kau bersikap kasar padaku?"

Tuan muda Oh mulai lagi. Yoona memejamkan mata, memohon kesabarannya cukup setidaknya sampai tugas AI-nya selesai. "Sehunnie." Yoona mengeluarkan aegyo yang tak tulus, "Maaf, tapi kita harus mengerjakannya segera. Deadline-ku besok karena program ini bagian yang saling menyambung dalam kode open source milik orang lain, sumber dari bug bisa terdapat dimana saja dan aku tidak menemukannya. Kau paling ahli melakukan debug. Kurang lebih," Yoona mengecek alrojinya, "Nanti malam akan selesai."

Sehun menyembur tertawa, "Gadis tomboy sepertimu sangat menyedihkan dengan aegyo."

"Ya. Aku tau kalau aku menyedihkan." Yoona memukul lengan Sehun kemudian menyeretnya duduk di karpet untuk mengerjakan tugasnya.

Beberapa saat kemudian, mereka larut dalam layar laptop milik Yoona. Sederetan kode-kode tertampil disana, membuat alur hingga suatu perintah dapat di jalankan. Ya, coding memang sebuah proses implementasi logika yang dilakukan oleh seorang programmer. Coding dilakukan untuk menginstruksikan komputer agar melakukan langkah-langkah tertentu dalam menyelesaikan masalah.

THEORY OF EVERYTHINGWhere stories live. Discover now