bisakah? [7]

7 1 0
                                    


[7]

Semakin hari kami semakin dekat, antara dia yang memang pandai mendekatkn diri denganku atau aku yang mulai membuka hati.

Sering sekali pakde membuka percakapan jika memang aku tak membalas pesannya, bukannya aku tak mau membalas, hanya saja aku masih bingung ingin membalas apa . bukannya ingin sok cuek ataupun bersikapdingin tapi aku memang masih ragu untuk bersikap berlebihan.

Bagiku, pakde orang yang isimewa . Mengapa? Karna dia orang bener meski belum baik. Dia seorang yang pekerja keras dan dia tak memandang orang hanya dari fisik saja. begitulah ungkapan sundari padaku.

Bagaimana bisa sundari lebih memahami pakde dari padaaku, apakah aku harus mempercayai penilaian sundari? Akutaktau.

"kaksak, kakak dah liat story wa pakde?"
"uda, knp?"
"dia saket loh kak, td aja gangajar dia" ucap casenda
"lohh iya?, kukira distory dia lg nasehati orang
, bisasakitjgdia?"
"iss kakak ini"

Apakah ucapan –lekas sembuh- dariku dapat membuatnya langsung sehat? Tidakkan!. Sehat itu butuh waktu. Sakit itu cobaan, bisa menjadi pelebur dosa jika kita sabar menghadapinya. Tapi kuakui pakhadi tergolong orang yang hebat, karna dia tak megeluh meski dia sakit. Bahkan dia memotivasi orang lain untuk mendapatkan hikmah dari apa yang terjadi melalui story wa nya.

Dretdret
"udah agak mendingan ini"
"alhamdulillah"
"cendol mana cedol?"
"tengik dah sehat"

aku sempat berhutang cendol dengannya. Kok bisa? Akibat kalah dalam tebak-tebakan. Aku berfikir akan mmbayar hutangku padanya tapi dia jg lagi sakit. meskipun dia tak ingin aku menggantinya agar tetap ada bahan pembicaraan mungkin. Setelah berfikir aku mendapatkan pencerahan :v.

"skrg dmn" balasku via wa
"lg disekolah ini"
"jgn plg dulu ya om"
"yeeee dikasih suprise"
"perasaan"

Aku meminta casenda untuk menemaniku memberikan cendol tapi lebih tepatnya aku menyuruh casenda memberikannya.

"ntik casenda yg ngasi kepakde ya"
"loh kok aku kak"
"masak aku, kan kau muridnya"
"kan kakak apanya sihh"
"apaa? Tinggal kasi aja, abestu pigi lgsg kau"

Sampai disekolah casenda mengalah dan memberikannya kepada pakhadi.

"dia nyarikin kakak tuh, jumpai sana"
"ahh males sih, yakali"
"nampakkan mukak ajalohh"

Aku membuka pintu lab sambil berkata

"pulang ya pak" sambil mentup pintu kembali

Pakhadi keluar dan berteriak
"ehh ini apa?"
"gatau pak"
"makasilo uda repot-repot"

"ciyee yang bajunya samaan" casenda meledekku
Pada saat itu warna baju yang kami kenakan sama-sama hitam.

Stelah itu Aku dan casenda pergi kepakam untuk bermain kerumah casenda .

"kak sak, hp kakak getar-getar ajani"
"liat dari siapa"
"dari ayah sm dari pakhadi"
"casenda yg bonceng aku mau?"
"yauda gpp kak, lagian kakak jg pasti lupa jalan kerumahku"

Aku dan casenda bertukar posisi, lalu aku langsung membuka hp.

Dari ayah "dimana ca?" dan 2 panggilan tak terjawab.
"dijalan yaak, ada apa yakk?
"bsk jumpai ayah dikantor ya ca"
"siapp bosque"

Dari pakde

"dihh dikasih obat"-"ini siapa yang belikin"-"makasih banyaklohh"
"dapat dijalan td"-"lekas sembuh" balasku
"terharu ane"-"makasih banyaklh"-"ini obatnya gmana minumnya?"-"dilahap gitu aja?-"blm ada mnum obat sih daritadi"
"kayak makan bombon"
"loh jadi gak pake aer?"-"pahitlahhh"
"itu manis kayak aku"
"wkwk beneran manis rupanya"-"obat apani"-"makasihlohh"
"pake cendol biar greget"-"gatau, biasa aku kalo gaenak badan dianjurkan minum itu sm ayah"
"anekan demam bukde"-"ntik mokad ane"-"tp enak sih"
"slama pakde yakin bakal sembuh insyaAllah sembuh. Obat itu hanya perantara"

Selain membayar hutang cendol kupadanya, aku juga membawakannya obat. kurasa, aku tak perlu menjelaskan alasannku membawakannya obat.

Sambil menyetir, casenda menjelaskan nama-nama jalan yang kami lewati, sesekali dia memberitau rumah-rumah orang terdekatnya didaerah sekitar. Sebenarnya aku juga gabakal ingat rumah-rumah itu satu persatu tapi yang aku tau, casenda hanya ingin didengar. Mungkin dia merasa senang karna akan bertemu mamanya. Ketika kita merasa senang ataupun bahagia, kita akan terus ingin bercerita atau mengoceh meski tak ada hubungannya dengan apa yg kita bahagiakan.

Mama casenda tampak terkejut dengan kehadiran kami, tentu saja dibarengi dengan rasa bahagia. Kami disuguhi makan siang meskipun hari sudah sore. Taklama setelah menghabiskan makanan aku dan casenda pamit pulang keponpes karna takut kemalaman. Taklupa mama casenda membawakan kami beberapa makanan ringan.

"alhamdulillahi jazakillahu khoiroh yaa bukk" kataku sambil menyalam tangan mama casenda
"amin, alhamdulillahi jazakillahu khoiroh ya kak uda mau mampir."
"aamiin buk, pamit ya buk, hati-hati kamiya buk. Assalamu'alaikum"
"wa'alaikumussalam. Hati-hati dijalan kak"

Aku dan casenda melanjutkan perjalanan pulang. Binar-binar bahagia masih terlihat dimata casenda. Tanpa aba-aba ,tiba-tiba casenda memelukku dari belakang sambil mengucapkan

"alhamdulillahi jazakillahu khoiroh yaa kakkkkkk"
"aamiin casenda, tp lepasin gelik loo, ntik kita jatoh"
"e'ehh, iya kakk"

Tak sulit menyebar kebaikan, taksulit menyebar kebahagiaan. Yang sulit adalah membuat kebaikan dan kebahagiaan yang kita sebar dapat diterima dengan semestinya. Bisakah kau tetap berbuat baik meski tak dilihat? HARUS BISA!

.

.

to be continued

kenapaa harus kita (?)Where stories live. Discover now