Pertemuan kedua [4]

14 1 0
                                    

[4]

Perkiraanku, waktu seminggu uda cukup untuk pakhadi mempersiapkan diri menjauh dariku. Ternyata aku salah dalam memperkirakan.
Hari kehari membuat kami semakin dekat. Aku membalas pesan-pean singkat darinya hanya berniat meghargai casenda, itu saja. tapi, mengapa kami menjadi akrab dengan sapaan "pakde-bukde" ? apa karna aku tlah mengatakan banyak panggilan kepadanya, dan ketika aku memanggilnya dengan sebutan pakde dia ikut menyebutku bukde, aku bahkan masih bingung harus memanggilnya dengan sebutan apa kala itu.

"kok nama ku saa saa? Siapa yg mencetuskan?"
"ane sendiri"
"jgn-jgn pakde gatau nama asliku"
"tau ......................"
"kok tau"
"generasi micin"
"siapa?"
"sa sa = micin"
"micin mah bikin nagih, lah aku bikin muntah"
"ahh masa? Buktinya aku blm muntah"

Sesekali aku menceritakan penggalan cht kpada casenda rani dan sundari jika kami sedang berkumpul.
Tapi slalu saja mereka membela pakhadi.
Kadang, ketika aku merasa cht dr nya biasa saja tapi suraca[sundari,rani, casenda] slalu baper ketika aku menceritakannya.
Dasar kalian.

Telepon masuk dari mey

"saa, dmana? Longgar gak?"
"kampus, kosong sihh sampe jam tengah 4, ngapa?"
"aku dimedan nih, bosen kali. Main yok"
"ayok aja sih, tpjam 3 aku harus uda dikampus ya?"
"iyaa aman, kau jempot lah aku dirumah."
"iyaa cpt persiapan aku gerak skarang"

Telepon ditutup tanpa ucapan salam

Mey sempat menjadi teman sekamarku slama 2 tahun diponpes al-falah. Aku yang takpandai menolak ajakan teman apalagi dia adalah teman lamaku, setega itukah aku menolaknya

Ketika aku sampai dirumahnya, seperti biasa kebiasaan lamanya blm juga ilang. Antara aku-mey-tuti, mey laa orang yang paling lama persiapan dalam hal apapun, tapi jgn tanya kalo untuk berangkat kesekolah, meylah org tercepat sedunia. Aku dan tuti sering mengejeknya dengan mengatakan dialah yang membuka gerbang sekolah.

"blm siap jg pun, mau jam brp lg?"
"bentar lgnya saa"
"btw kita kemana?
"richeese factory yok, kau blg kau pengen kesana"
"kalo skrg gaklah mey, budget kurang tanggal sm umurmu sama. Sama-sama tua"
"iss kemana yaa"
"ngikut tuan putri akumah"
"ke taman le hu garden aja yok, aku blm pernah kesana. Pengen jg"
"yok"

Dijalan kami bertingkah seperti biasa, menceritakan kesibukan masingmasing, menanyakan kabar orgtua satu samalain.

"ayoklah ketebing lg saa"
"uda gaberani lg semenjak dimarai ayahku kemaren"
"aku yang ngijinkan pun sa"
"gakbakal mey, kan tau sendiri ayahku gmn"
"iss kaulah bapak mamakku rindulo sm mu"
"kirim salam ajaa, ntik kalo diijini aku kesana"

Aku sudah dianggap seperti anak sendiri oleh orgtua mey, bahkan aku disuruh tinggal serumah dengan mey tapi aku menolak karna memang segen.

Ketika sampai di taman, senang ngeliat mey senang meskipun dengan hal sepele sekalipun mey mudah merasa senang. Kegiatan kami disana hanya jalan-foto-jalan-main ayunan.

Dreetdrett
"dmn bukde? Dah plg ngampus?" pesan msk dr pakde
aku tak berkata apa-apa cm ngirim foto mey dgn maksud memberitahu bahwa aku sedang main dgn mey.
"si meyy, salam ya dr bapak, rajin-rajin belajar blg" pesan pakhadi
"gamau katanya pak, katanya pakhadi sombong"
"sombong knp?"
"gangerti pak, cht aja dianya pak tanyakan lgsg"
"gausah mah"

Aku dan mey menghabiskan memori hp dengan berfoto untuk memamerkannya dgn teman sekamar kami dahulu. Aku taktahu ini kebetulan atau tidak, ketika kami berada dibukit atas disebuah tempat berteduh Hujan turun dengan derasnya. Aku sangat suka ini tp mey melarangku untuk terjun diantara rintikan itu.

"sa cht pakhadi, ajak vc. Pamer kita lg cantik tempatnya"
"ada aja bah"

Setelah berdebat akhirnya pakhadi vc kehp mey karna emg kamera hpku jelek . aku membiarkan pakhadi dan mey mengobrol dlm videocall tersebut dgn 2 alasan, krna itu hp mey dan aku ingin menikmati hujan bermain bersama rintikan.

vc selesai hujan reda
"saa, kesekolahku yok"
"mey, tdkan janjinya jam 3 aku kampus"
"bentar ajanya saa"
"gini aja, kuantar kau kesekolah, ntik plg dr kampus kamu kujempot"
"oke betolyaa"

diperjalanan ketika hendak kekolah mey meberi kabar kepada pakhadi

"pak, mey otw" cht mei

"saa sa kemana?"

"ngikot bae"

"ya ikutlah"

kenapa dia menyuruhku ikut kesekolah sedangkan aku takada sangkutpautnya dengan sekolah itu.
dasar aneh.

sampai disekolah mey memohon untuk menemaninya sebentar saja. Mereka bercerita seolah-olah lama tak bertemu dan aku mengasingkan diri dengan tugasku dimeja lain. Hingga ada botol aqua yang melayang kearahku .

"belajar ajaa, cem dia ajaa yg sekolah" sindir pakhadi
aku hanya diam sambil menutup tugasku.

Taklama aku izin pergi sebentar untuk menjemput kak arista dikampus lalu mengantarkn kepondok. Setelah itu menjemput mey disekolahnya.
Kembalinya aku kesekolah aku melihat mey sedang duduk dimusholla sambil menungguku.

"lohh kok disini?" tanyaku heran

"iyaa pakhadi plg"

"dasar lelaki sukanya meninggalkan"

"akukok yg blg gpp kalo dia plg sa"

"tetep aja, gaseharusnya kan dia ninggalin kau sendiri disini"

Aku gatau kenapa aku begitu emosi, apa PMS menyerangku? Atau karna aku sedang mencari-cari kesalahan pakhadi untuk memperdebatkannya dengan casenda? Aku tak tahu.

"uda plg bukde?" aku tak membalasnya
"woiii" aku masih tak membalas
"maaf ya td ane tinggal, soalnya mau jumpa kakak"
"aman" akhinya aku membalas

Aku kesal, kenapa dia harus minta maaf padaku? Sadarkah bahwa yang ditinggalnya adalah mey? Tapi ahsudahlahh.

.

.

.

.

.

To be continued

kenapaa harus kita (?)Onde histórias criam vida. Descubra agora