Part 21 (1)

38.1K 2.2K 71
                                    

"Vira!"

Alvira menundukkan kepalanya dan terus berjalan cepat mengabaikan teriakkan Fatan.

"Vira!" Kembali Fatan memanggil nama Alvira namun gadis itu tidak menghentikan langkahnya. Saat ini, menjauh dari Fatan adalah hal yang terbaik untuknya.

"Vira..." Dan langkah Alvira pada akhirnya tersusul oleh Fatan.

Fatan menarik napasnya pelan saat melihat Alvira menghentikan langkahnya dan itu karena ia mrncengkram tangan Alvira.

"Sakit kak." Ringis Alvira mencoba melepaskan cekalan tangan Fatan dari tangannya. Cekalan itu terlalu kuat hingga gadis itu meringis bahkan mata dan  sekitar tangannya mulai memerah karna ulah Fatan.

"Maaf, tapi Gue nggak mau lepasin lo." Ucap Fatan tetap mencengkram tangan Alvira namun tidak kuat seperti tadi.

Fatan menarik pelan Alvira ke arah taman belakang kampus mengabaikan rontahan dari Alvira.

"Lepas, Kak. Vira mau pergi."

"Nggak." ucap Fatan final.

Alvira dan Fatan kini berada di taman belakang kampus yang terlihat sepi.

"Kenapa?"

Alvira menyeritkan dahinya mendengar pertanyaan Fatan, kenapa? kenapa apanya? pikir gadis itu.

"Kenapa apanya kak?" tanya Alvira dengan tampang polosnya.

"Kenapa pergi tadi?" tanya Fatan lagi dengan mata yang menatap lurus pada mata hitam milik Alvira.

"Vira..." Alvira menatap ke arah lain.

"Vira..." Panggil Fatan. Tangan Fatan terulur menarik wajah Alvira agar bisa menatapnya.

"Maaf, Kak. Vira mau pergi."

"Tidak! kamu tidak boleh pergi sebelum menjelaskan sesuatu padaku."

"Menjelaskan apa Kak?" tanya Alvira bingung. Ia memang tidak tahu harus menjelaskan apa pada Fatan selain itu ia tidak tahu kenapa Fatan membawanya ke taman belakang kampus.

"Sayang..." Panggil Fatan seraya mengelus pipi Alvira dengan lembut dan menatapnya penuh cinta.

"Jangan panggil sayang, kak. kalau pada akhirnya ada kata sayang untuk masa lalu kakak. Vira..."

"Vira sudah capek dengan kelakuan kakak." Ucap Alvira menepis tangan Fatan dari wajahnya.

Fatan menatap tidak percaya pada Alvira. Ia tidak menyangka gadis itu akan mengucapkan hal tersebut.

"Al... Tungguin, ih.." teriakkan Anin membuat Alvira serta Fatan tersentak keduanya menatap sekeliling taman untuk mencari asal suara itu. Dan... terlihatlah Anin dengan tampang kesal yang sedang mengejar Arka yang tak jauh dari gadis itu.

"A..bang.." Gumam Alvira saat melihat Kakak pertamanya.

Takut... gadis itu takut jika sang Kakak melihat keberadaannya bersama Fatan.

Beda dengan Alvira yang terlihat takut, Fatan hanya terdiam menatap kedua sejoli yang terlihat mesra saat ini. Tanpa sadar pria itu tersenyum melihat senyum serta tawa Anin namun tidak dengan hatinya, hatinya merasa sakit melihat senyum dan tawa Anin yang bukan berasal darinya.

"Kenapa lo terlihat bahagia bersama orang lain Nin?" Batin Fatan.

Fatan terus saja menatap Anin hingga tak sadar kalau Alvira menatapnya lalu pergi dari hadapannya.

"Kenapa Kak Anin terus yang kamu pikirkan? kenapa harus kak Anin? Jika cinta Kak Fatan hanya untuk Kak Anin. Lalu untuk apa Vira di sisi Kak Fatan?" Air mata Alvira mengalir dengan deras namun segrera ia hapus. Ia tidak mau terlihat menangis saat ini.

Arka-Anin (Proses Revisi)Where stories live. Discover now