Part. 34

36.6K 2.6K 89
                                    

Selamat membaca

Fatan terdiam melihat adegan yang membuat hatinya terasa sakit, adegan di mana Anin mengecup bibir seorang pria yang Fatan ketahui adalah Tunangan dari Anin serta Kakak pertama dari gadis yang sudah mengambil sedikit ruang di hatinya.

Fatan segera turun dari motor besarnya ketika melihat Anin yang keluar dari mobil mewah tersebut, bersama seorang pria yang tak lain kakak kedua dari Alvira, yaitu Alvaro. Setelah melihat Alvaro dan Anin berpisah di koridor kampus, Fatan segera mempercepat langkah kakinya dan fokus mengikuti Anin, tanpa mengetahui Bahwa kedua kakak Anin serta sahabat Anin mengikutinya juga.

Senyum sinis Fatan terukir ketika melihat seorang gadis berkacamat yang sudah beberapa hari ini mengekori Anin.

"Kena, Lo!" Ucap Fatan.

Fatan semakin mempercepat langkah kakinya hingga mendekat tempat Anin berdiri bersama gadis berkacamata tersebut.

"Nanti Pulang Kampus, aku akan meminta izin langsung pada Bos mu untuk mengerjakan tugas kita."

Samar samar suara Anin terdengar di telinga Fatan membuatnya terdiam sesaat.

"Gue harus jauhin tuh, cewek sama Anin"

"I..ya. An."

"Anin." Panggil Fatan membuat Anin yang sedang menatap gadis berkacamata yang tak lain Adelia beralih menatap Fatan.

Fatan hanya menghembuskan napaasnya ketika melihat raut jutek serta suara dengusan dari Anin.

"Apa?" Ketus Anin membuat Fatan lagi lagi menghembuskan nafasnya.

Tidak bisa di bohongi sebagian hati Fatan masih menginginkan Anin, tapi sebagiannya sudah tidak menginginkannya sedangkan sebagian lainnya menginginkan Adik perempuan dari tunangan Anin.

"Gue cuman mau beritahu Lo ... Kalo Cewek yang ada di depan lo itu, Musuh di balik selimut."

Fatan tersenyum sinis ketuka melihat Adelia yang terdiam menatapnya.

"Maksud lo apaan si, Fat?" Tanya Anin.

Untuk kesekian kalinya Fatan menghembuskan nafasnya "lo tahu, kan. soal Sepupu leo?" Tanya Fatan

"Dia," tunjuk Fatan pada Adelia.

"Dia adik sepupunya Leo." Ucapan Fatan membuat Anin menatap Adelia yang kini hanya menundukkan kepalanya.

Tanpa Anin tanya pun, Anin sudah tahu bahwa yang di ucapkan oleh Fatan adalah kenyataan.

"OH. jadi Lo?!" Ucapa seseorang membuat Adelia mendonggak dan menatap seseorang tersebut, seseorang tersebut tak lain adalah Devan, salah satu orang yang harus Adelia buat menderita.

Anin menatap Devan yang kini melangka maju mendekati dirinya serta Adelia.

"Jangan Van." Ucap Anin sambil menahan Bahu Devan.

Adelia menatap Anin lalu menatap Fatan yang menampilkan senyum sinisnya, dan terakhir menatap Liven yang kini menatapnya dengan raut kecewa.

Perlahaan tanpa sadar Adelia mulai melangkah mundur dengan posisi menatap Liven yang sudah berlalu dari hadapannya.

Mata Adelia terkunci pada sepasang mata yang menatap tajam, pemilik mata tajam itu Arka.

Arka berjalan mendekati Anin yang belum tahu keberadaannya karna terhalang oleh punggungnya Devan.

"Minggir Van." Ucap Arka penuh penekanan membuat Devan dan Anin menatap Arka, Devan segera menyingkir dari hadapan Anin ketika melihat siapa yang menyuruhnya menyingkir.

"Al?" Panggil Anin.

Tanpa menatap Anin, Arka langsung memeluk pinggang Anin dengan salah satu tangannya, mata Arka masih menatap tajam pada Adelia bersama aura yang membuat orang orang tidak nyaman berada di dekatnya, ya... Terkecuali Anin yang tidak peka akan aura tersebut.

"Kok belum pergi?" Tanya Anin sambil berjinjit merapikan rambut Arka masih tidak menyadari situasi yang sangat tidak bersahabat saat ini.

"Aku ingin mengantarkan ponsel yang lupa kamu bawa," Jawab Arka masih keadaan tidak menatap Anin.

Anin mengangguk lalu mengambil ponsel yang ada di salah satu tangan Arka.

"Jadi Kamu orangnya?" Tanya Arka pada Adelia yang kini sudah meneteskan air matanya.

Anin menatap wajah Arka, dan barulah ia sadari situasi saat ini ketika melihat Wajah datar Arka serta tatapan tajam yang mengarah pada Adelia.

Anin menghembuskan nafasnya, dengan berjinjit Anin menutup kedua mata Arka.

"Al, kayaknya calon anak kita tidak suka liat Ayahnya dengan wajah kayak gitu." Ucap Anin, membuat Fatan dan Adelia menatap Anin.

Arka menghembuskan nafasnya lalu menyingkirkan secara pelan tangan milik Anin yang menutup kedua matanya lalu menatap Anin lembut, begitu pun Anin. Ia mencoba mengalihkan kemarahan Arka pada Adelia.

"Jangan Al." Ucap Anin lalu berjinjit dan mengecup pipi Arka.

Anin melepaskan tangan Arka dari pinggangnya, dan perlahan berjalan menuju Adelia yang sudah menundukkan kepalanya, mengabaikan tatapan tidak suka dari Arka.

PUK.

Anin menepuk bahu Adelia "Aku tahu kamu orang baik." Ucapan Anin membuat Fatan, Devan dan lainnya menatap Anin tidak percaya, karna sudah jelas gadis itu akan berbuat jahat, tapi Anin mempercayainya sebagai orang baik.

Anin menatap semua yang kini menatapnya, Anin kembali melangkakan kakinya mendekati Arka.

"Ponselnya sudah di tanganku, Al. Sekarang waktunya kamu ke kantor." Anin berjinjit mencium Arka kembali.

Arka menghembuskan nafasnya lalu menatap gadis yang sudah terlihat sangat ketakutan melihatnya.

Arka mengecup Anin, lalu kembali menatap Adelia, "menjauhlah jika tidak ingin terjadi sesuatu padamu." Ucapnya tajam pada Adelia.

Anin menarik Arka menjauh dari Adelia dan lainnya, meninggalkan Fatan yang sedang mengrepalkan kedua tangannya, sedikt Hatinya merasa cemburu mendengar ucapan Anin tadi, serta melihat kemesraan keduanya.

.
.
.

"Hati hati Al." Pesan Anin ketika melihat Arka sudah masuk kedalam mobil.

Anin membalikkan badanya lalu melangkakan kakinya menuju kelasnya meninggalkan Arka yang hanya dia dalam mobil.

Arka menghembuskan nafasnya lalu mengambil satu ponsel yang lainnya, ponsel yang hanya bisa di pakai untuk menelfon serta mengirim pesan, ponsel tersebut di berikan oleh Anin sebelum ia dan Anin berangkat ke kampus, berawal dari chatting Rania di WA menanyakan kabar membuat Anin marah dan dan memintanya memakai ponsel biasa yang sekarang ia pakai.

Arka mengetik sebuah pesan pada Given, Ayahnya dan terakhir  seorang pengawal kepercayaannya.

Awasi Gadis berkacamata itu, kalau ada yang mencurigakan segera jauhkan dia dari Istriku.

Setelah selesai mengirim pesan pada pengawal yang di khususkan menjaga Anin, Arka segera menyalakan mesinnya mobilnya lalu melajukan mobil tersebut keluar dari kampus.

***

Bersambung..

Jangan lupa Vite dan coment

Byebye👋👋👋

Minggu, 24.Juni.2018

Arka-Anin (Proses Revisi)Where stories live. Discover now