Part. 36

40.3K 2.6K 176
                                    

Selamat membaca

Tawa Anin sedari tadi terdengar di ruang tamu keluarga Athala, dan itu di karnakan Arka yang selalu menggeliti telapak kakinya hingga ia tidak bisa menahan tawanya.

"Udah Al,"

"Aku nyerah!" Anin mengatur nafasnya secara perlahan.

Arka tersenyum mendengar ucapan Anin, ia yang sedang duduk di lantai beralaskan karpet berbulu berpindah duduk di sebelah Anin yang sedang duduk di sofa.

Arka membelai rambut Anin membuat Anin menatapnya sambil tersenyum, mata Arka menatap bibir tipis milik Anin, begitupun Anin menatap bibir Arka terlalu larut dalam suasana tanpa sadar keduanya sudah mendekati satu sama lain, semakin dekat, dan semakin dekat... dan....

"Abang." Suara panggilan dari Alvaro membuat keduanya yang hampir menyatukan bibir mereka kini sudah saling menjauh.

Arka menghembuskan nafasnya mendengar panggilan Alvaro sedangkan Anin menunduk menutupi pipinya yang sudah merah.

"Apa?" Tanya Arka.

"Nggak, Varo cuman panggil aja." Jawab Alvaro dengan tampang polosnya.

Alvaro terkekeh mendengar suara dengusan dari Arka untuk kesekian kalinya ia menganggu kemesraan Abangnya dan kakak iparnya.

Alvaro melangkakan kakinya lalu duduk di antara Anin dan Arka, "Bang, Kalo mau ciuman jangan di sini. Di kamar saja," ucap Alvaro

"Nanti Varo jadi pengen cium ka Anin karna nggak ada yang bisa Varo cium" Bisik Alvaro pada Arka.

Alvaro segera berdiri dan lari menjauh dari Arka sebelum Abangnya memarahinya karna selalu mengganggu kebersamaan mereka.

"VARO." Teriak Arka membuat Anin tersentak.

Arka menghembuskan nafasnya, entah kenapa adiknya sangat menyebalkan, saking menyebalkan Arka ingin Tes DNA, memastikan Alvaro adiknya atau tidak.

Terkadang Arka selalu bertanya pada dirinya dari siapa adiknya mendapatkan sifat menyebalkan itu, Ayahnya? Tidak! Itu tidak mungkin karna Ayahnya tidak memiliki Sifat tersebut begitu pun Bundanya.

Apa jangan jangan Alvaro anak dari Omnya? Mengingat mereka sama, sama memiliki Sifat tersebut? Tapi tidak mungkin karna wajah Alvaro juga memiliki sedikit kemiripan dengan Ayahnya, meski kemiripan adiknya dominan dari bundanya.

Apa Arka harus melakukan tes DNA pada adiknya? Untuk memastikan kalau Alvaro adalah Anak bunda sama Ayahnya?

Arka menggelengkan kepalanya sudah jelas adiknya Anak dari Ayah dan bundanya hanya sifat menyebalkannya itu patut di pertanyakan.

Arka tersentak dari pemikiran anehnya saat Sebuah kecupan mendarat di pipinya membuat ia menatap sang Anin yang baru saja mengecup pipinya.

"Udah nggak usah teriak dan bengong kayak orang gila." Ucap Anin.

Anin merebahkan kepalanya di pangkuan Arka, ia menatap Arka yang kini menunduk menatapnya.

"Al, Aku pengen makan Sate" ucap Anin tiba tiba membuat Arka menghentika usapan di kepala Anin.

Arka tersneyum mendengar permintaan Anin untuk pertama kalinya, "jadi siapa yang mau makan babynya atau bundanya?" Tanya Arka.

"Babynya Al, akukan nggak suka makan sate." Jawab Anin membuat Arka mengangguk,

Aninnya memang tidak suka makan sate, ia lebih suka makan bakso, tapi semenjak hamil. Anin sudah tidak makan bakso karna akan merasakan mual jika mencium aroma bakso tesebut.

Arka-Anin (Proses Revisi)Where stories live. Discover now