Part 16

8.9K 231 2
                                    

#MENIKAH_DENGAN_SETAN
#PART_16
Oleh Isrina Sumia

Perlahan mata Halimah mengerjap, begitu lembut lelaki itu mengusap wajah istrinya hingga perlahan ia tersadar. Ia tarik lengan Rhandra, kemudian bangkit dan menatap matanya lamat-lamat. Bibirnya kelu, wajahnya sembab karena air mata.

“Rhandra, seseorang di bunuh di tempat ini, mereka membuang jasadnya ke sumur itu. Aku melihatnya Rhandra, aku takut.”

“Tenanglah Halimah, itu hanya halusinasimu saja.”

“Tidak. Aku mohon, kita harus melihat sumur itu,” ucap Halimah memaksa.

Rhandra diam berusaha menerka, hingga kemudian percaya dengan apa yang dikatakannya. “Akan aku lihat Halimah.”

“Aku ikut, aku ingin tahu.”

“Halimah, kamu masih syok.”

“Bersamamu aku merasa lebih baik, aku mohon.”

Rhandra bangkit, lalu membantu Halimah bangkit dari tempat tidurnya. Tak lama kemudian jeep hitam masuk ke dalam pekarangan vila mereka, mobil itu berjalan dengan pelan. “DARMIN!” teriak Rhandra yang tahu akan kedatangan Haikal.

“Ya, Den?” teriak Darmin yang berlari menuju kamarnya.

“Kamu jaga di bawah, lelaki itu datang lagi,” rutuknya kesal.

“Haikal,” bisik Halimah. Ya Allah kenapa Haikal terus mencariku, apa maunya?

“Ikut aku Halimah.”

Rhandra menarik tangannya, tak ada ruang rahasia di sana. Di lantai dua hanya sebuah kamar tak berpintu dan satu buah kamar mandi, mereka masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya dari dalam.

Lelaki bertubuh tinggi besar itu memeluk tubuh Halimah erat. Hingga kemudian teringat di bayangan Halimah, saat ia tak sengaja memergoki Rhandra di kamar mandi Gedong Tua, saat itu lelaki yang sudah sah menjadi suaminya terlihat bersih, dan hanya menggunakan sehelai handuk. Badannya tegap, perutnya rata dengan otot yang membentuk six pack, ada ruam-ruam merah di sekitar tubuhnya. Jantung Halimah berdegup, berulang kali ia menelan salivanya.

“Halimah.” Suara Haikal terdengar jauh.

“Mohon maaf, Tuan, Anda tak boleh naik ke atas!” teriak Darmin.

Haikal terdengar memaksa. Benar apa yang dikatakan Rhandra, bahwa Haikal mampu melakukan apa saja demi hal yang ia inginkan. Langkah kaki kian terdengar di telinga. Dahinya mengernyit karena kesal. Napas emosi sudah tercium oleh Halimah, wanita itu kian mendekat dan memeluk dada suaminya.

“Halimah, aku mohon keluarlah. Aku tahu kamu di sini. Aku tahu itu Mushafmu.” Begitu besar rasa yang muncul akan kehadiran Halimah. Haikal duduk di atas ranjang menunggu wanita itu keluar dari tempat persembunyiannya.

“Aku mohon, ibumu sakit parah.”

Seketika air mata Halimah jatuh, tubuhnya bergetar dan lemas, pandangannya kosong. Perlahan Rhandra terenyuh dan melepaskan genggaman,  membiarkan istrinya mengambil keputusan.

Tak lama Haikal turun, merasa tak mampu meyakinkan Halimah. Lelaki itu  keluar dari vila Abyakta, Sum dan Darmin mendampinginya. Mereka tak bicara tentang keberadaan Halimah atau apapun yang bisa membantunya.

Sementara di kamar mandi, sepasang mata saling bertatapan. Sebuah keyakinan mendadak hadir, bahwa dirinya akan berpisah, bahwa dengan cara ini ia harus melepas jemari lentik yang kini erat menggenggam lengannya.

“Pergilah Halimah. Pergilah bersamanya,” lirih Rhandra mencoba untuk kuat.

Halimah menggelengkan kepala. “Jika kamu tidak datang, kamu akan meninggalkan ...?”

MENIKAH DENGAN SETANحيث تعيش القصص. اكتشف الآن