Part 5

8.9K 232 4
                                    

#MENIKAH_DENGAN_SETAN*
#ISRINA_SUMIA*

*PART* *5*

Cahaya rembulan tertutup awan gelap, sepoi angin melipir masuk lewat jendela yang sengaja tak ia kunci. Kamarnya malam itu terlihat lebih gelap dari biasanya. Setelah resmi menjadi istri sah Rhandra Abyakta pikiran liar terus menghantuinya, berulang kali membayangkan lelaki itu akan datang ke kamarnya dan mencabik-cabik kehormatannya. Seluruh tubuh berkeringat, kepalanya terus menggeleng memikirkannya. Resah dan tak henti berdoa agar lelaki yang kini menjadi suaminya itu tidak merenggut kesuciannya hingga ia siap menerima.

Langkah kaki terdengar nyaring. Ia terkesiap buru-buru berlari menuju pintu, menarik nakas, lalu dirapatkan ke pintu. Benar saja knop pintu berputar, “apa yang kamu lakukan?!” rutuknya seraya mendorong pintu dan membuat tubuh istrinya terpental.

“Mau apa kamu?”

“Kenapa? Aku suamimu sekarang, aku bebas melakukan apa saja denganmu?” Rhandra mendekat, rambutnya acak-acakan. Janggut juga alisnya begitu tebal, wajah terlihat suram seperti kegelapan malam yang selalu menghantui di kala sepi.

“Jangan mendekat, atau aku akan berteriak!”Halimah beringsut, wajahnya terlihat begitu pucat juga peluh yang tak kunjung mengering.

“Teriak saja, tidak ada yang akan dengar!”

“HAAAA!”

“Hap!” Mulutnya terbekap oleh tangan kekar lelaki di hadapannya. Erat ia membekap hingga tiada suara terdengar, perlahan napas Halimah semakin tak beraturan, isakan tangis mulai terdengar.

“Berani sekali kamu rupanya ya!”

“Mmm.” Wanita itu menangis, tubuhnya gemetar, napasnya tersengal tak beraturan mulutnya masih tertutup tangannya.

“Ini!” rutuknya seraya melempar beberapa pakaian ke wajahnya dengan kasar.

“Tubuhmu sangat bau, pakaianmu sangat menjijikkan! Ganti pakaianmu!”

Gadis malang itu memang belum berganti pakaian dari kemarin, ia masih kacau, debu dan lumpur kering menempel di tubuhnya.
“Dengar baik-baik, aku tidak akan memaksa masuk ke kamarmu. Kamar kita terpisah, tapi jangan sesekali kamu mengunci diri seperti malam ini, karena aku bebas masuk ke kamarmu kapan pun aku mau, Paham?”
Gadis itu menganguk-angguk ketakutan. Rhandra lepaskan cengkraman tangannya, kemudian keluar.

“Tunggu!” Sergah Halimah.“Terima kasih … apa yang kamu berikan untuk keluargaku itu sangat berarti untukku. Terima kasih.”

Sejujurnya kehadirannya seperti hujan di tengah pancaroba, menyejukkan ketika seseorang datang melepaskan beban di pundak. Apa yang diberikan Rhandra begitu berharga, ia padamkan api di dalam masalah, ia berikan kesuburan di tanah yang tandus.

Lelaki itu pergi tanpa menjawab, ia tinggalkan Halimah dengan pintu terbuka.

Bagai rembulan yang terkungkung malam, tak bisa bergerak, ingin menjerit pun tak akan ada yang mendengar. Pikirannya melayang ke Haikal, lelaki yang beberapa hari lalu telah membebaskan ikatan dengannya, semudah itu dia membebaskan ikatannya? Jika tidak ada yang memfitnahnya, mungkin saat ini ia adalah wanita yang paling bahagia di dunia.

Allah menganugerahkannya wajah cantik, namun kecantikkan tak bisa merubah nasibnya, kecantikan tak mampu membahagiakannya. Justru karena kecantikannya ia jadi sumber fitnah.

***
“Allahuakabar. Allhuakbar!” Alunan azan terdengar merdu di telinganya.

Tiada Tuhan selain Allah, tiada kekuatan selain hanya milik-Nya. Ia edarkan pandangan ke sekitar ruang, gelap, tiada cahaya hanya sedikit cahaya lampu minyak yang berpendar tak jauh dari jarak lampu. Dahaga memuncak seketika saat matanya menatap ke arah kamar mandi. Pintu berulang kali bergerak sendiri karena tiupan angin pikirnya, decit suara keran terdengar nyaring sesekali di telinga. Tapi ia harus bangkit, bagaimanapun salat adalah kewajiban. Tak mungkin debu halal jika masih ada air, kecuali jika ia dalam kesulitan berjalan ataupun sakit.

MENIKAH DENGAN SETANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang