Part 12

9.6K 244 2
                                    

#MENIKAH_DENGAN_SETAN
#PART_12
Oleh Isrina Sumia

Senja itu Rhandra tidak tidur sepicing pun. Meskipun matanya memejam. Namun, pikiran dan hatinya terus terjaga. Sesekali ia membuka mata, lalu memandangi istrinya yang tidur di sampingnya. Halimah begitu kelelahan, wanita itu pun tak bisa tidur saat Rhandra meninggalkannya. Wajah Halimah begitu bersih, jelita. Ingin menciumnya, tapi ia urungkan khawatir membangunkan. Di dalam dada seperti ada bara yang membara. Bara cinta, juga bara nafsu pada istrinya. Pada saat yang sama juga ada bara kemarahan yang ia tidak tahu dari mana datangnya. Ia marah pada dirinya sendiri. Marah pada kutukan Tuhan yang ia rasa bercokol dalam seluruh sel, dan aliran darahnya. Malam ini ia berkukuh untuk tidak menyakiti istrinya.

Bertanya pada dirinya, jika setiap hari bertemu dan tidur satu ranjang dengan istrinya yang begitu jelita, apakah ia akan mampu menahan diri. Lalu harus bagaimana? Halimah telah sah jadi istrinya. Bahkan saat ini Halimah sudah menyerahkan seluruh jiwa raganya padanya. Dengan tulus.

Sampai malam menjelang, batinnya terus berperang. Malam itu ia merasa sebagai manusia paling berbahagia di dunia, tapi juga merasa sebagai manusia paling menderita di dunia. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi menata hidupnya? Seperti berada di tengah-tengah hutan yang liar, yang sangat sepi, tak ada jejak apa pun di sana. Dan ia tidak tahu harus berbuat apa, dan harus ke mana? Hanya ingin meraung seperti serigala yang lapar, namun hatinya murni milik keturunan Adam yang sudah tertambat cinta. Jika harus memilih hidup tanpa rasa sepertinya lebih baik, tanpa ada iba, juga kasih, dengan penuh hasrat ia pasti akan menikmati tubuh istrinya dalam semalam. Tak Peduli kesedihannya, kehancurannya, hanya peduli kepuasaan batin yang dimiliki orang-orang yang egois.

Azan maghrib berkumandang. Desahan wanita di pelukkan terdengar menyebut namanya. Rhandra memejamkan mata pura-pura tidur dan merasakan Halimah mengangkat kedua tangan dan turun dari ranjang lalu kembali merasakan tangan Halimah memegang kepalanya dan istrinya itu mengecup keningnya.

Dada Rhandra berdebar. Ia merasakan kesejukan luar biasa. Merasa benar-benar dicintai Halimah, sepenuh jiwa. Sejurus kemudian ia mendengar gemercik dari kamar mandi. Lelaki itu membuka kedua matanya. Saat Halimah keluar dari kamar mandi ia pura-pura tidur kembali. Halimah mengambil sesuatu. Ia sedikit membuka matanya. Remang-remang ia melihat istrinya itu memakai mukena, lalu mengambil sajadah dan salat.

Tak lama isak tangis diringi doa yang sangat panjang pun terdengar. Ada namanya ia sebut dalam doanya, doa yang mempu menghancurkan keras hatinya.

“Ya Allah sang pembolak-balik hati, sungguh hari ini aku melihat kuasamu, kau bukakan pintu hatinya, bagai kau membukakan jalan bagi pemuda Ashabul khafi. Ya Allah aku mencintainya seperti aku mencintaimu, bukakanlah pintu hatinya sekali lagi agar ia bisa mencintaimu seperti aku yang selalu mengasihimu. Lindungi dia selalu ya Allah, jaga ia untukku, hilangkan semua kepedihan, kesedihan, masalah yang menimpa dirinya. Bahagiakan ia, sebagaimana engkau memberikan kebahagian pada mereka ahli surga.”

Hati Rhandra hancur mendengarnya ia membalikkan badan, lalu memejamkan matanya kuat-kuat. Air matanya meleleh.
***

Menjelang pagi Rhandra dan Halimah belum juga menunjukkan mukanya, mereka masih berdua di dalam kamar. Sepanjang malam mereka terlelap, bagai pengantin baru yang masih segar-segarnya. Tak satu pun dari mereka yang ingin menjauh, Halimah terlelap di atas lengan Rhandra seraya memeluk dadanya, dan tangan Rhandra melingkar di perut Halimah.

Sum terharu, sepanjang pagi ini ia menangis di dapur. Sesekali melihat foto Rhandra saat ia masih bayi lalu memeluk foto itu dengan penuh haru, layaknya seorang ibu. “Semoga Allah terus memberkatimu, Nak,” ujarnya menangis.

“Den belum keluar, Sum?” tanya Darmin yang tak lain suaminya.

“Semoga tidak ada pertengkaran lagi di antara mereka. Semoga Non Halimah bisa mencintai dia dengan tulus, dan mau hidup dengannya selamanya.”

MENIKAH DENGAN SETANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang