Part 11

9.4K 242 5
                                    

#MENIKAH_DENGAN_SETAN
#LAFAZ_CINTA_PART_11

Halimah duduk di atas ranjang seraya memegang dadanya. Hatinya berdesir, belum pernah ia merasakan perasaan sebesar ini. Desiran yang begitu indah, tidak sama saat ia dilamar Haikal. Peluh menetes, berulang kali menelan salivanya. Wanita itu mulai merasakan kehadiran Rhandra dalam hatinya.

Tap! Tap! Derap langkah  terdengar jelas di telinganya. Wanita itu resah, berdiri kemudian bangkit, mondar mandiri tak tentu arah. Tak lama lelaki itu masuk, ia rebahkan tubuhnya di belakang tubuhnya yang sedang duduk mematung memandang ke arah jendela.

“Bagaimana kakimu?”

“Sudah baikkan,” jawab Halimah gugup.

“Oh ya, sini aku lihat.” Lelaki itu menarik pundak istrinya. Kini Halimah terbaring di atas ranjang, kedua tangannya menyilang di atas dada, seraya memejamkan mata.

Rhandra bangkit, ia ambil obat di atas nakas. Kemudian mengangkat kaki istrinya dan meletakkan di pangkuannya.

“Jangan Rhandra.”

“Diam!” Ia usap kaki istrinya dengan minyak hangat, kemudian dipijat. Hati Halimah makin tak menentu. Bunga yang lama mengkuncup itu merekah di hatinya, nama Haikal seketika punah.

***

Senja menyingsing, dilihatnya gadis desa yang kini telah menjadi istrinya, masih saja keras kepala dengan berusaha berjalan dari arah dapur menuju kamarnya. Susah payah ia berjalan, hingga tak ia sadar bajunya sudah basah karena keringat. Risih melihatnya, lelaki itu berjalan dengan tegapnya.

“Rhandra!” teriak Halimah kaget, degup jantung tak karuan. Posisi tubuhnya kini di pangkuan, lelaki itu membopong tubuh istrinya kemudian berjalan perlahan melewati tangga, Rhandra tak bersuara, pandangannya lurus ke depan.  Sementara Halimah, malu-malu menatap, wajahnya seketika menjadi merah jambu. Dan detak jantung terdengar jelas di telinganya.

“Aku sudah tidak apa-apa, turunkan aku!” Halimah menatap wajahnya tersipu malu. Lelaki itu membopong tubuh istrinya kemudian ia rebahkan di atas ranjang.

“Terima kasih, Rhandra.”

“Luruskan.”

Lelaki itu lagi-lagi memintanya untuk merebahkan kakinya. Ia melihat Rhandra mengambil minyak yang sudah disediakan Sum di kamarnya.

“Rhandra, jangan.”

“Diam!” Lelaki itu memukul tangannya pelan, dan memijat kakinya.

“Sssst,” desis wanita di hadapan kesakitan. Pijatannya kali ini lebih kuat dari sebelumnya.

“Kamu itu sangat keras kepala sekali. Sudah berapa kali aku bilang untuk duduk?”

“Aku tak terbiasa Rhandra, sejak kecil tubuhku sudah terbiasa untuk bergerak, bahkan dalam keadaan sakit sekalipun.”

Rhandra terperanjat, ucapan Halimah baru saja membuatnya ingin mengenal masa lalunya lebih jauh.

“Ayahku meninggal saat aku masih duduk di bangku SMP. Saat itu Sur masih kecil, kebutuhan keluarga kami amatlah banyak. Bue mulai gencar berjualan pakaian, juga menjahit, dan aku membantunya berjualan makanan semampuku,” lanjut Halimah.

“Cukup, aku nggak suka cerita sedih.”

Dahi wanita itu mengernyit, melihat wajah suaminya yang sombong itu membuatnya geli.

“Rhandra,” ucapnya seraya menggapai tangan yang masih sibuk memijat kakinya kemudian ia pegang erat. Mata mereka saling menatap dan beradu. “Aku ingin tahu masa lalumu, ingin tahu semua tentang kamu, makanan yang kamu sukai, warna yang kamu sukai, aku ingin tahu semua tentangmu.”

MENIKAH DENGAN SETANWhere stories live. Discover now