"Loe nggak perlu tahu!" jawab Samuel cuek.

"Kamu... kamu manggil aku dengan 'loe' ? Maksud kamu apa?" Agnes mulai menangis.

"Kita putus," kata Samuel singkat. "jangan drama lagi atau loe bakalan diusir dari sekolah ini walaupun bokap loe itu salah satu pemegang saham."

Samuel melangkah pergi bersama Artha meninggalkan Agnes yang menangis. Bukannya Artha tidak mau menolong, tapi saat ini ia sedang dalam kondisi yang tidak baik.

"Loe jahat banget sama kak Agnes." kata Artha.

"Biasa aja. Udah, ayo naik." Artha menaiki motor ninja milik Samuel dan segera pulang.

*

"Ya ampun, kamu kenapa Artha?" tanya Nenek Mina.

"Dia demam nek, jadinya pucat." Jawab Samuel sopan.

Lalu Artha diantar kekamarnya oleh Nenek Mina. Artha ganti baju lalu segera istirahat agar kondisinya segera pulih.

Nenek Mina membawa minuman dan beberapa cemilan untuk disuguhkan kepada Samuel. "Terimakasih ya nak Sam sudah mau mengantarkan Artha pulang."

"Sama-sama Nek, lagipula kan kita tetanggaan jadinya 'kan satu arah. Kebetulan saya juga mau kerumah Nenek saya."

"Oh begitu."

Keduanya mengobrol beberapa waktu hingga Samuel pamit untuk kerumah Neneknya.

*

Demam Artha sudah turun mengingat imunnya kuat. Kini dia sedang sarapan bersama Neneknya.

"Hari ini nak Sam mau jemput sekolah kamu. Jadi kamu tunggu dia ya?"

"Artha hari ini piket kelas Nek, jadi harus berangkat pagi-pagi."

"Hloh, tapi nanti kasihan kalau nak Sam kesini tapi kamu sudah berangkat."

"Bilang aja dia kesininya kesiangan nek. Yaudah, Artha berangkat dulu ya Assalamualaikum"

"Hati-hati ya, Waalaikumsalam."

*
Artha terbangun dari tidurnya dijamkos karena temannya membangunkannya. "Kamu kerooftoop sana gih, dicariin Bu Elsa"

"Bu Elsa? Nggak mungkinlah dia nyuruh aku buat kesana."

"Terserah kalau nggak percaya, tapi kalau dihukum bukan salah aku ya." Katanya lalu melangkah pergi dari hadapan Artha.

Artha berpikir sejenak. Dia sedang memutuskan untuk pergi kerooftoop atau tidak. Tapi jika dipikir-pikir tidak logis 'kan seorang guru menyuruh muridnya untuk menemuinya dirooftoop.

Pada akhirnya Artha tetap pergi kesana dengan pikiran bahwa jika ia dibuli itu tidak masalah. Yang penting jangan sampai itu membuatnya merenggang nyawa.

Ternyata benar, sesampai rooftoop bukanlah Bu Elsa yang ditemuinya melainkan Agnes dan kawan-kawannya.

"Kenapa kalian mencariku?" Artha memandang mereka satu persatu.

"Sangat sulit untuk menyentuhmu ternyata bocah ingusan!"

"Maksudnya?"

Agnes tertawa sarkatis sebentar. "Ternyata mangsa Samuel yang satu ini begitu polos." Agnes melihat Artha dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan sorot merendahkan.

"Gue punya ramuan buat loe" Agnes menyodorkan sebotol minuman yang Artha sendiri tidak tahu itu apa.

"Ini apa kak?"

"Minum!" bentak Agnes sedangkan teman-temannya tersenyum miring.

"Kenapa nggak loe sendiri aja yang minum?" Semua orang menoleh kesumber suara.

Agnes dan kawan-kawannya terkejut dengan kedatangan Samuel yang tiba-tiba. "Sebaiknya loe beresin aja barang-barang loe yang ada diloker mulai sekarang. Tiga hari kemudian, loe bakalan angkat kaki dari sini."

"Sam, maksud aku..."

"Pergi!" potong Samuel.

Agnes dan kawan-kawannya melangkah pergi dari rooftoop dengan menahan geram.

"Makasih kak." ucap Artha lalu melangkah pergi.

"Sekali lagi loe melangkah, loe bakalan sial hari ini!"

Artha berhenti setelah mendengar ucapan Samuel lalu berbalik menatapnya. "Mau kakak apa sih?"

"Gue bisa aja buat loe terus sengsara selama disini. Tapi gue nggak ngelakuin hal itu karena..."

"Lakukan saja. Saya tidak peduli." potong Artha lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.





Not AloneWhere stories live. Discover now