Part 9. Syar'i?

82 6 0
                                    

***

"Arab" Nia memalingkan wajah tanda tidak suka.

"Arab kenapa?"

"Jauhhh"

"Apaan sih lo, gaje banget" ejek Akbar.

"Sini sini sini" Nia menarik tangan Akbar untuk menunjukkan sesuatu. Belum sempat menunjukkan....

"Eh eh tangannya" terdengar suara perempuan yang tidak asing berteriak dari arah belakang Nia dan Akbar, spontan keduanya berbalik arah dan melepas genggaman tangannya.

"Kenapa kak?" Wajah Nia terlihat bingung bercampur kaget.

"Itu tangannya dek, nggak boleh pegangan sama yang bukan mahram" Jelas kak Zahra. Namun tanda tanya di wajah Nia belum juga hilang, hanya membalas senyum mengiyakan seolah ia mengerti padahal tidak sama sekali.

"Bukan mahram?" Bisiknya.

"Iya gue bukan mahram, gue Akbar"

Kak Zahra yang mendengar percakapan keduanya hanya cengengesan, kekonyolan keduanya kembali beraksi.

○○○

Getaran itu tak beraturan seolah ada sesuatu yang baru saja menerobos masuk kedalam hati, terdengar lantunan ayat suci Al-Qur'an yang indah nan merdu. Lembaran kertas yang sedang tergenggam rapi pun mulai basah dengan tetesan ketulusan.

'Ah apaan sih, kok gue deg-degan ya, hati gue kenapa lagi nih.'

"Shodakallahuladzim"

Terhentinya suara itu pun tidak mengubah apa-apa. Masih dengan getaran yang semakin menjadi-jadi.

'Oh Tuhan. Demi apapun ini hati gue kenapa?'

"Suuuttt, lo kenapa?" Sejak tadi Akbar memperhatikan tingkah aneh Nia yang terus-terusan menunduk dan sesekali menggelengkan kepala seakan ingin menyadarkan dirinya.
Nia tidak menjawab pertanyaan Akbar, hanya menggeleng.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Kini rapat akan segera dimulai.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawaban serempak seluruh isi ruangan tersebut.

"Hari ini kita akan rapat mengenai pembagian panitia Maulid Nabi yang InsyaAllah akan kita adakan 2 bulan lagi. Ini salah satu event tahunan yang tetap ada dari tahun ke tahun. Tapi event ini nggak kayak event-event lainnya. Event ini sepenuhnya dipegang oleh kelas X, jadi kalian bertanggung jawab penuh dalam event ini. Saya sama kakak-kakak lainnya cuma bisa kasih arahan aja. Jadi kalian boleh nanya apa-apa yang kalian nggak tau ke kita. Oke langsung saja saya akan jelaskan secara detail tentang event ini."

Rapat berlangsung cukup lama, pembagian panitia pun dilakukan dengan adil. Nia mendapat bagian acara, tepatnya memegang devisi lomba hijab syar'i, sedangkan Akbar mendapat bagian dokumentasi.

○○○

Benda itu sejak tadi menarik penuh perhatiannya. Tidak ada kegiatan menarik lainnya selain memainkan gadget berwarna putih itu.

"Hiyaaa liat apaan sih serius banget" kak Clara tiba-tiba muncul dan mengambil handphone yang ada ditangan Nia sambil merebahkan badannya ke samping Nia.

"Ih apaan sih kak, sini kembaliin hp gue"

"Widihhh mimpi apa lo nyari ginian?"

"Taubatlah, emang kayak lo sesat terus"

Kak Clara menatap Nia dengan senyuman mencurigakan.

"Ngapain liat gue gitu?"

"Hayooo lo kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Lo kenapa tiba-tiba nyari tentang hijab Syar'i gini? Naahhh" kak Clara semakin memasang wajah curiga.

"Terserah gue dong mau cari apa, hp hp gue" cetus Nia dan merebut paksa handphonenya yang ada ditangan kak Clara.

"Cieee adik gue lagi suka sama ustadz kayaknya nih, sampai nyari tau tentang hijab Syar'i segala cieee" ejek kak Clara.

"Apaan sih, sok tau. Jadi gini" Nia membenarkan cara duduknya.

"Tadi gue ikut rapat REGEM, bahas event yang bakal diadain, terus gue dapet bagian acara, eh gue mala disuruh megang lomba hijab syar'i, mangkanya gue nyari syarat-syarat hijab syar'i" jelasnya.

"Owwww"

"Tapi gue masih bingung nih, nggak ngerti ahh" ucapnya merebahkan kembali badannya.

"Lo nggak ngerti bagian mananya?"

"Semua"

"Busettt begok amat lo" ucap kak Clara dengan spontan.

"Isss bukan begok kalii"

"Terus?"

"Cuma nggak ngerti aja" jawabnya tidak mau salah.

"Sama aja"

"Udah ah. Gue beneran nggak ngerti nih. Nih ya, gue megang penuh lomba hijab, jadi gue harus buat absennya, persyaratannya, kriteria penilaiannya, banyak lagi deh pokoknya. Terus gue harus cari juri segala."

"Terus?"

"Ya gue mana tau buatnya kayak gimana, gue kan baru pegang lomba, mana ini lomba hijab syar'i lagi, gue aja hijabnya nggak syar'i, buka pasang jilbab mala" jawabnya mengeluh sedikit pesimis.

"Ini event tahunan kan?"

Nia mengangguk mengiyakan.

"Yaudah tinggal tanya aja ke kakak kelas lo yang dulu udah pernah megang lomba ini, gampang kan"

"Oh iya ya, kenapa gue nggak kepikiran dari tadi ya"

"Mangkanya pakai ini" ejek kak Clara sambil menunjuk kepalanya.

"Yeee gue juga pakai otak kali, cuma nggak kepikiran sampai sana aja. Udah ah, mending kakakku tersayang ini keluar deh, gue mau istirahat" usirnya halus.

"Ih ih ngusir lagi. Dah tidur sana" dilemparnya bantal ke wajah Nia, membuat keduanya beraksi menjadi tom and jery.

○○○

Akbar Pramudya
P
P
P

Kania Aurelia
Wett
Kenapa bro?

Akbar Pramudya
Ustadzah Kania sudah ngaji kah hari ini?

Kania Aurelia
Nggak usah ngolok deh lo

Akbar Pramudya
Hahaha
Santuyyy dong sist, gitu aja marah

Kania Aurelia
Lo ada perlu apa chat gue?

Akbar Pramudya
Chat aja nggak boleh?

Kania Aurelia
Nggak boleh

Akbar Pramudya
Yaelah lo cuek amat sama gue kalo dichat, ini nih akibat kelamaan jombs

Udah ah, ngomong sama lo nggak ada seriusnya..lo pasti bakal bilang gitu kan? Yaudah gue aja yang pergi, byee.

Nia hanya tersenyum melihat Akbar yang sudah sangat hafal dengan kebiasaan Nia saat chat.

***

Aku dan WaktuKde žijí příběhy. Začni objevovat