Part 3. Apa aku salah?

186 10 4
                                    

***

Hari ini ada sesuatu yang sedikit berbeda dari sebelumnya, terlihat lekukan kecil dibibir gadis cantik itu. Sapaan Akbar kemarin membuat Nia lebih semangat untuk sekolah, setidaknya hari ini Nia sudah mempunyai teman walaupun hanya Akbar.

"Kak cepetaaannn! Entar gue telat loh" teriak Nia yang sejak tadi menunggu kak Clara diteras rumah. Kebiasaan yang tidak pernah hilang dari kakaknya, kemanapun, kapanpun, sedekat apapun jaraknya, make up nomor 1 bagi kak Clara. Tak heran jika sepanjang jalan banyak mata yang mengiringi setiap perjalanannya.

○○○

Sesampai dipintu kelas, langkah Nia terhenti.

"Heiii!" Sapa Akbar yang sedang duduk disebelah bangku Nia. Nia melanjutkan jalannya dengan pelan kebingungan.

"Lo ngapain duduk disini?" Tanya Nia bingung.

"Bangku kosong kan?"

Nia hanya mengangguk.

"Yaudah" Jawab Akbar singkat. Akbar melihat Nia yang masih bengong langsung menarik tangan Nia mengajaknya duduk.

"Oke sekarang gue duduk disini, biar lo nggak sendiri, dipojokan serem" ujarnya mengeles sok baik.

○○○

Masih seperti hari biasanya, belum ada guru yang menyampaikan materi dikelas, hanya perkenalan dan ini merupakan hari terakhir perkenalan seputar sekolah serta promosi ekskul-ekskulnya. Terlihat Nia yang masih saja bosan melihat orang-orang yang bertebaran didepan kelasnya.

"Ambil formulir sono" ujar Akbar sambil menyenggol bahu Nia.

"Nggak" jawab Nia singkat. Akbar mengendus kehabisan akal dengan sikap Nia. Tetapi ia sudah menyiapkan ide yang sedikit licik pada Nia, HAHAHA.

"Weee denger nih denger!" Angga menarik perhatian anak-anak sekelas.

"Tadi pagi gue sama ketua kelas lainnya dipanggil ke ruang guru, dibagiin jadwal pelajaran sama nama wali kelas,entar jadwal pelajarannya gue kirim digrup, wali kelas kita namanya bu Nuraini, tapi gue juga belum tau sih yang mana orangnya"

"Kenalan dong, tak kenal maka tak sayang" celetuk Beni yang sejak awal masuk sekolah tidak tau malu dan selalu sksd (sok kenal sok dekat) dengan anak-anak sekelas.

"Wuuu lo mah doyannya sayang-sayangan sama yang udah tua" sahut Aqli dengan ledekan yang membuat anak-anak sekelas serentak tertawa.

"Udah-udah! Dengerin gue lagi, belum selesai nih. Kalo bisa kita harus ikut ekskul walaupun cuma 1 ekskul, itu juga bisa nambah nilai" jelas Angga dengan tegas.

"Oh iya, abis ini ada promosi ekskul lagi, ini yang terakhir, yang belum ikut ekskul apa-apa daftar aja, formulir ekskul-ekskul yang kemarin udah abis, ya daripada nggak ikut ekskul apa-apa kan" lanjutnya mengingatkan.

Ide licik Akbar semakin menguat, seolah ada lampu hijau yang memberinya jalan. Setelah beberapa menit akhirnya segerombolan orang mulai masuk lagi ke kelas untuk mempromosikan ekskulnya. Seperti yang sudah dijelaskan Angga tadi, ini adalah promosi ekskul terakhir. Setelah menjelaskan panjang lebar, seperti biasanya mereka akan mencatat siapa saja yang ingin bergabung bersama ekskulnya dan bagi yang masih ragu bisa mengambil formulir yang dibagikan untuk dipikirkan kembali. Saat pendataan nama siswa yang ingin bergabung, Akbar berteriak menyebut nama dengan semangat dari pojok belakang, tetapi tidak hanya namanya saja, Akbar juga menyebut nama Nia yang membuat Nia melotot kaget, tetapi tidak berani angkat bicara untuk membatalkan.

Aku dan WaktuWhere stories live. Discover now