ABOL×[5]×

16 5 0
                                    

×_[POSPECTIVE CLASS LEADERS]_×
°
°
°

^Hal yang menyakitkan, saat berharap orang itu mendukungmu, dia malah mendukung lawan mu. Tapi itu tak cukup untuk membuatku menyerah akan dirimu.^

•••

"Heh, lo tau nggak, katanya ada anak kelas sebelah yang dipindah kesini loh,, "

"Hah, kata siapa? "

"Perpindahan murid? "

"Entah, kalo iya, kira kira siapa ya yang bakal dipindah. Lo punya insting nggak? "

"Kalo gue tebak sih, si Chika. Tau sendiri lah, gimana anjloknya nilai PTS dia kemaren. "

"Gue juga ngiranya dia. "

"Duh, kasian ya si Chika. "

Chika yang baru akan memasuki kelasnya disuguhkan pendengaran yang membuatnya mendadak diam. "Bos, ngapain didepan pintu, nggak masuk? " pertanyaan itu berasal dari Rega.

"Iya, " jawabnya pelan.

Dia merasa hatinya tersentil, mulai khawatir keadaannya, dia tidak ingin dipindah kelas. Rasanya dia ingin menangis saja.

"Bos gak papa? Kayak pucat gitu?! "

"Nggak, gue gak papa kok. "

Dia kembali berjalan kebangkunya, saat tubuhnya ingin melewati Dava, samar samar dia mendengar perkataan lelaki itu yang hampir menyerupai bisikan. "Gak usah dengerin kata orang. " sederhana memang, tapi perhatian sekecil itu mampu membuat bunga bunga bermekaran dihatinya.

Dia mengangguk malu malu, "Iya, makasih Dava. " ucapnya berbinar. Lelaki itu mengangguk samar.

Pak Amin mendatangi kelas mereka, padahal jam pelajaran belum dimulai dan juga pagi ini Pak Amin tidak mempunyai jadwal dikelas ini.

Setelah beliau salam, beliau memberikan sebuah pengumuman, "Seperti yang telah kalian dengar sebelumnya, bahwa kelas kita akan kemasukan murid kelas sebelah. " mendengar penuturan beliau membuat hati Chika, mencelos.

"Pak pertukaran murid? " tanya salah satu teman sekelas Chika.

Pak Amin menghela nafas, sebelum menjawab. Dan itu berhasil membuat Chika dilanda rasa takut kembali.

"Sayangnya-"

"Bukan. " mereka menghela nafas lega.

"Silahkan masuk kelas baru kamu Rev. " gadis berambut panjang itu, tanpa sungkan lansung melambaikan tangannya kearah Chika.

Gadis yang awalnya cuma sebatas kenal dengan Chika itu, kini menjadi satu-satunya sahabat Chika. Gadis itu telah membuktikan ucapannya kemaren kemaren.

Dengan riang, Chika kembali membalasnya. "Rev!! "

"Pak saya mau duduk dengan Chika, bolehkan? "

Pak Amin mengangguk, "Terserah, kalau Dito tidak keberatan, "

"Saya pastikan dia tidak bakal keberatan pak. "

Pak Amin tersenyum kecil, setelah itu beliau pamit meninggalkan kelas.

Reva menghampiri gadis berambut sebatas leher itu dengan senyum yang tak bisa ditahan. "Minggir lo!! " tiba tiba senyum itu pudar kala dia menolehkan kepalanya kesamping gadis yang dihampiri olehnya.

"Ogah,, udah PW. " balas lelaki itu tak kalah sengit.

Bug!! Gadis itu memberikan bogem dengan tempo yang rendah. "Sakit bego!! "

A BEAUTIFULL OF LOVE [MI_DOREMI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang