Part 21

20.5K 638 0
                                    

**

Keyla tengah menyisir rambutnya di depan cermin rias di kamarnya, ia teringat kembali kejadian tadi siang. Keyla merutuki dirinya sendiri, bagaimana mungkin jantungnya berdetak tak normal jika berdekatan dengan Gerald.

Dia bilang gue cantik. Ck nggak. Dia cuma nerjemahin apa yang dikatakan karyawannya aja, bukan dia. Duh key loe mikir apaan sih. Batin Keyla berbicara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ceklek

Gerald masuk ke dalam kamar dan melihat Keyla sedang menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Key loe sakit?" tanyanya.

Keyla tersentak saat seseorang berbicara di belakangnya. "Bisa nggak sih ketuk pintu dulu! Bikin kaget aja" sembur Keyla pada Gerald.

"Iya-iya. Loe belum jawab pertanyaan gue. Loe lagi sakit? Kenapa geleng-geleng tadi?" tanya Gerald lagi.

Keyla menghembuskan napasnya. "Gue nggak papa kok"

"Beneran?" tanya Gerald tak yakin.

"Ck iya"

"Oke oke" serah Gerald lalu duduk di sofa di depan ranjang. "Key besok loe libur kan?"

Keyla yang sudah selesai dengan kegiatannya, beranjak duduk di ranjang. "Iya gue libur. Kenapa emangnya?"

"Loe mau nggak besok ikut gue? Gue mau kenalin loe sama seseorang"

Keyla memandang Gerald datar. "Siapa?" tanya Keyla.

"Besok loe juga tahu" jawab Gerald misterius lalu menyusul Keyla ke ranjang. Keyla termenung. Siapa yang bakal dia kenalin ke gue? Ah bodo amatlah. Keyla menidurkan tubuhnya dan mulai pergi ke alam mimpi.

**

Gerald dan Keyla saat ini berada di dalam mobil, perjalanan menuju tempat seseorang yang akan Gerald kenalkan pada istrinya itu. Namun sebelum mereka berangkat tadi, Gerald membeli dua buah buket mawar putih untuk orang yang akan ditemuinya itu.

"Masih jauh ya?" Tanya Keyla yang sedari tadi duduk bosan karena tak sampai-sampai.

"Bentar lagi" sahut Gerald.

"Loe mau ngenalin pacar loe ke gue?" tanya Keyla setelah melihat buket bunga di jok belakang.

"Kenapa? Loe cemburu?" tanya Gerald.

"Ck gue cuma nggak mau terkena skandal sebagai PHO. Kurang kerjaan aja" dengus Keyla acuh.

Gerald hanya tersenyum tipis dan masih fokus dengan kemudinya.

Setelah menempuh waktu lima belas menit dari obrolan terakhir mereka tadi, akhirnya mereka sampai.

"Kok pemakaman?" tanya Keyla bingung.

Gerald hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Keyla. "Ayo turun" ujarnya lalu keluar dari mobil seraya mengambil buket bunga yang ada di jok belakang. Keyla yang masih belum mengerti apa maksudnya hanya bisa pasrah mengikuti Gerald.

"Loe nggak berniat macam-macam kan?" tanya Keyla menyelidik.

"Nggak guna gue macam-macam sama loe" sahut Gerald jengah dengan sifat curiga Keyla. "Udah ayo buruan" Gerald menggandeng tangan Keyla, menuntunnya ke tempat seseorang yang akan dikenalkannya.

Keyla menatap tangannya yang di gandeng Gerald, lastas ia menghembuskan napasnya. Tuh kan lagi-lagi jantung gue berdetak nggak normal. Rutuknya dalam hati.

Gerald menghentikan langkahnya di depan sepasang makam yang terawat dan bersih. Ia meletakkan buket bunga yang dibawanya di atas masing-masing makam tersebut.

My Lover's Secret (Completed)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora