Part 15

22.1K 664 1
                                    

**

Pukul empat sore Gerald keluar dari ruang rapat di ikuti oleh sekretarisnya dan juga para investor. Akhirnya rapat ini dimenangkan olehnya, meskipun tadi ia sedikit terpojok dengan argumen pihak lawan namun ia dapat meyakinkan para investor. Ia menuju ke ruangannya setelah membalas para investor yang mengucapkan selamat kepadanya.

"Jess sudah kamu persiapkan semuanya?" tanyanya pada sang sekretaris yang berjalan di sisinya.

"Sudah pak. Semuanya sudah siap"

"Bagus. Saya akan berangkat hari ini. Dan kamu juga jangan lupa apa yang harus kamu lakukan"

"Iya pak saya mengerti"

Gerald membuka pintu ruangannya dan menemukan istrinya sedang duduk melamun di sofa.

"Ayo balik. Rapatnya udah selesai" ucap Gerald menyadarkan Keyla.

"Oh emm loe ...."

"Kenapa?"

"Nggak, nggak papa. Ya udah buruan ayo balik. Gue udah lumutan kelamaan nungguin loe meeting" ujar Keyla mengganti topik pembicaraan lalu berjalan duluan menuju pintu. Gerald tersenyum tipis melihat kelakuan Keyla.

"Tunggu" ujar Gerald seraya memegang pergelangan tangan Keyla. Keyla mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Kita nggak lewat depan. Banyak wartawan di sana. Kita lewat pintu belakang" Ucap Gerald memberitahu. Keyla mengarahkan pandangannya pada pintu masuk lobi, dan benar saja banyak wartawan yang bergerombol di sana.

"Ayo" ajak Gerald. Mereka keluar melalui pintu belakang. Di sana sudah ada mobil Gerlad yang jarang di pakai yang telah di siapkan oleh sekretarisnya. Setelah memakai sabuk pengamannya, Gerald mengendarai mobilnya meninggalkan kantor.

**

"Besok kan weekend. Berarti loe nggak ngampus kan?" tanya Gerald memecah keheningan.

"Nggak emang kenapa?" sahut Keyla cuek.

"Bagus loe ikut gue sekarang"

"Ke mana?" Keyla menatap Gerald bingung.

"Puncak"

"Hah Puncak! Berdua?!" Keyla menatap Gerald curiga.

"Singkirin pikiran kotor loe. Kita ke puncak buat ngehindarin wartawan, mereka pasti lagi ngejar-ngejar gue. Dan karena loe lagi bareng sama gue, gue nggak mau pernikahan kita terbongkar. Gue udah janji sama bokap loe buat ngerahasiain pernikahan ini. Gue udah ijin kok sama Papa tadi" jelas Gerald.

"Loe tidur aja. Perjalanannya masih lama" suruh Gerald kepada istrinya.

"Tunggu-tunggu kenapa para bodyguard gue nggak ngikutin kita?" tanya Keyla pada Gerald.

"Mereka emang gue suruh nggak ngikutin kita, bahaya kalau wartawan tahu" jawab Gerald yang masih fokus dengan kemudinya. Keyla menghela napasnya lelah, ingin sekali ia bergelung di kasurnya saat ini. Namun yang terjadi malah kucing-kucingan dengan wartawan. Tak mau berpikir pusing, ia pun mulai memejamkan matanya menuju ke alam mimpi.

**

Tepat pukul setengah tujuh sore Gerald memarkirkan mobilnya di depan villa minimalis milik keluarganya di daerah puncak. Ia menoleh ke arah istrinya, melihat wajah damai istrinya saat tertidur. Tak tega untuk membangunkan gadis itu, akhirnya Gerald menggendongnya ala bridal lalu masuk ke dalam villa.

Di depan pintu sudah ada ART yang menjaga villa ini.

"Makasih mbok"

"Iya sama-sama den. Oh ya kamarnya sudah mbok siapkan"

Gerald mengangguk lalu pergi ke kamarnya. Ia meletakkan Keyla perlahan di atas ranjang lalu menyelimutinya sampai batas dada. Setelah menidurkan Keyla, Gerald memutuskan untuk membersihkan diri.

**

Keyla mengerjapkan matanya bingung, setahunya ia berada di mobil bersama Gerald menuju puncak, lalu kenapa ia bisa ada di sebuah kamar.

"Loe udah bangun"

Sebuah suara mengejutkannya dari kebingunan. Ia melihat Gerald yang sudah berganti pakaian casual dengan handuk yang masih menggantung di lehernya, pertanda pria itu habis mandi.

"Kita dimana?"

"Di villa keluarga gue"

"Buruan loe bersihin diri, habis itu ke meja makan. Kita makan malam dulu" suruh Gerald yang diangguki Keyla.

**

Keyla celingukan setelah keluar dari kamar, sehabis mandi tadi Gerald sudah tidak ada di kamar, alhasil ia harus mencari sendiri di mana ruang makannya.

"Non, nyari Den Gerald ya?" tanya seseorang di belakangnya.

"Eh Bibi ngagetin aja" ujar Keyla seraya mengelus dadanya.

"Itu ruang makannya di mana ya bi? Tadi saya di suruh Al- eh maksudnya Gerald makan malam" tanya Keyla kepada ART di villa.

"Oh ruang makan. Ayo Non mari saya antar" ujar ART tersebut seraya berlalu menuju ruang makan yang di ikuti oleh Keyla.

Saat sampai di ruang makan, Keyla melihat Gerald sudah duduk di salah satu kursi di meja makan seraya memainkan ponselnya.

"Kenapa nggak tungguin gue sih" dumel Keyla saat ia sudah mendaratkan bokongnya di kursi di depan Gerald.

"Loe kan punya kaki, bisa jalan sendiri. Dan loe punya mulut buat tanya ke Mbok Nah di mana ruang makannya. Dan ya kalau gue nunggu loe yang ada gue lumutan di sana" balas Gerald sadis.

"Susah ngomong sama kulkas yang isinya cabe" gerutu Keyla.

"Nah ini makan malamnya sudah siap. Silahkan dimakan Den Gerald, Non Keyla" suara Mbok Nah yang baru masuk ke ruang makan menginterupsi perdebatan antara sepasang suami istri tersebut. Keyla tersenyum menanggapi.

"Makasih mbok" ucap Gerald lalu mulai mengambil nasi serta lauk-pauk. Keyla pun sama ia mengambil nasi serta lauk-pauknya juga.

"Ya sudah kalau begitu, mbok tinggal ke dapur dulu buat beres-beres" pamit Mbok Nah yang diangguki Gerald.

"Kita pulang kapan?" tanya Keyla disela makannya.

"Besok pagi. Kemungkinan para wartawan udah nggak sebanyak hari ini. Besok juga masih Hari Minggu jadi loe kan masih libur kuliah" jelas Gerald. Keyla mau tak mau mengikutinya, ia juga tak mau di ikuti oleh para wartawan, yang ada hidupnya tak tenang lagi.

**

My Lover's Secret (Completed)Where stories live. Discover now