Epilogue

2.2K 350 102
                                    

Sampai kapanpun, sebuah kata 'maaf' tidak akan pernah bisa mengembalikan nyawa-ku.

the peculiar script of Park Jisung, 2019

e p i l o g u e

SEISI ruangan menjadi bungkam. Kepala sekolah duduk di hadapan sekretarisnya dan dua polisi yang tengah membantunya guna menyelidiki kasus yang baru-baru ini menggemparkan masyarakat. Duduk di sebelah Polisi So dengan kedua tangan dikatupkan, Lucas dan Dejun terlihat sangat gugup.

Pihak sekolah menolak kehadiran para pers. Mereka dianggap terlalu ramai. Tidak sesuai dengan situasi yang seharusnya terjadi.

Pertemuan ini rahasia.

Berlangsung di dalam ruang pribadi kepala sekolah. Pukul delapan pagi hingga selesai. Pintu telah dikunci, penerangan pun minim. Kepala sekolah benar-benar bersikeras untuk tetap menutupi kasus ini.

Tiba-tiba saja, Yunho meninggikan nada bicaranya. Wajahnya penuh dengan keterkejutan.

"Apa katamu?"

Pria paruh baya itu meraih kembali secarik kertas yang sudah mengusam di atas meja. Ia kembali membacanya, mencoba memahami penyebab di balik kasus menyedihkan ini. Setelah puas membaca, Yunho melemparnya begitu saja, menunggu Hyoyeon untuk mengambilnya.

Ia mendesah. Merasa resah dengan semua kenyataan ini.

"Coba, coba," pria itu menunjuk Dejun. "Coba kau ceritakan kepada ku apa yang kau tangkap dari surat ini."

Lucas perlu menyenggol lengan Dejun agar pemuda itu menoleh.

"Pada intinya," Dejun menghela nafas, tidak sanggup menatap raut kesedihan penuh kecewa milik kepala sekolah. "Ini kasus bunuh diri."

Lucas sudah tahu hal ini akan terjadi-kepala sekolah yang menangis, Hyoyeon yang memalingkan wajah, Polisi So yang sesak, dan Dejun yang merasa entah mengapa bersalah padahal pemuda itu tidak berbuat suatu kesalahan apapun.

Tangan milik pemuda bertubuh kekar itu segera terulur guna menenangkan pundak temannya.

"Sudah, ini bukan salahmu," ia berbisik pelan. "Kau sudah menjadi ketua OSIS yang baik. Tidak perlu merasa bersalah karena hal seperti ini terjadi. Ini semua berada di luar jangkauanmu, Xiao Dejun."

Suasana di dalam ruangan kembali menjadi hening. Pengecualian bagi Lucas yang masih setia berbisik pelan kepada Dejun yang gemetaran.

"Tuan Wong," suara Polisi So terdengar sayup-sayup, membuat pemuda yang terpanggil menoleh. "Bisakah kau menceritakan ku apa yang kalian tangkap melalui tulisan tangan Park Jisung di dalam surat ini? Kami-jujur saja-tidak dapat memahaminya karena ditulis dalam bahasa asing."

"Anda betul. Park Jisung menulisnya dalam bahasa Mandarin."

Polisi So tampak mencairkan situasi yang sekilas membeku. Pria berseragam itu tersenyum, menampakan deretan gigi putihnya dengan sangat bangga. Polisi So tentu mengetahui penyebab di balik rasa gundah gulana Dejun. Menurutnya, pemuda itu baik. Ia merasa bersalah karena tidak dapat mengawasi tingkah laku siswa di sekolahnya dengan baik sehingga tidak dapat menduga kejadian seperti ini benar-benar akan terjadi. Tanpa sadar, Polisi So tersenyum kepadanya.

The Peculiar Script of Park Jisung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang