13) Kenyataan pahit

93 5 0
                                    

Ada lagu di atas ⬆
Baca partnya sambil dengerin lagu itu yaaa... 😉
Selamat membacaaaa... ♥

-----------❄----------

Hari Kamis. Sebenarnya tidak ada yang spesial dari hari kamis. Dia hanya hari biasa, tanpa rutinitas khusus. Tapi bagi Hana, ada yang berbeda dari hari kamis ini.

Rain sakit.

Ya, itulah yang berbeda. Bukan, bukan karena kelas jadi serasa sepi bagi Hana, bukan juga karena Reyhan dan Syafana yang terkesan santai-santai saja, tapi karena Hana takut Rain sendirian di rumahnya. Hana takut laki-laki itu sedang sangat membutuhkannya.

Semalam Rain mengirim pesan kepadanya.

Rain:
Hana, gue besok nggak masuk ke sekolah. Gue sakit. Lo buatin gue surat trus kasih guru ya. Nggak usah pake nama orang tua udah pake nama gue aja trus tanda tangan asal-asalan terserah lo.

Saat Hana membalas dan menanyakan perihal sakitnya, Rain tidak menjawab. Itu membuat Hana sangat khawatir. Bahkan Hana menelpon Rain tapi laki-laki itu tidak menjawabnya.

Saat Hana menanyakan perihal sakitnya Rain pada Reyhan, sahabat Rain itu malah menjawab, "Yaudah santai aja sih,Na. Namanya manusia pasti ada masa sakitnyalah. Lagian Rain mah sakitnya sehari doang, gua tau. Biasanya juga dia begitu"

Hana terkesan lebay kalau begini. Tapi dia memang benar-benar khawatir. Pelajaran pertama dan kedua, tidak ada yang masuk ke otaknya.

Akhirnya Hana memutuskan untuk pergi ke rumah Rain alias bolos lewat tembok belakang sekolah.

Ketika bel—yang menandakan istirahat berbunyi, Hana mengambil tasnya dan pergi ke halaman belakang sekolah. Dia memanjat tembok  belakang sekolah yang tidak terlalu tinggi. Untung saja, jam istirahat. Jadi tidak ada guru dan osis yang berpatroli.

Hana naik ojek online untuk pergi ke rumah Rain.

Sesampainya dia sana, dia mengetuk pintu rumah Rain. Tidak ada jawaban. Karena khawatir, Hana nyelonong begitu saja ke dalam rumah.

Rain ada di kamarnya. Tengah tertidur. Keringat membasahi wajahnya.

Hana berjongkok dan meraba dahi Rain. Panas. Rain demam. Hana langsung meletakkan tasnya dan berniat mengompres Rain.

Setelah mengompres Rain, Hana membuatkan sup agar Rain merasa lebih baik.

Rain membuka matanya. "Eh, Hana? Lo ngapain di sini bukannya sekolah"

Hana tersenyum, "Gue mau bales jasa lo yang udah beberapa kali bolos karena gue. Sekarang gantian."

Rain tersenyum.

Tiba-tiba ada yang menggedor-gedor pintu rumah Rain. Hana mengernyitkan dahi dan langsung membuka pintu.

Dafa.

Hana di tarik ke luar kontrakan Rain. Untung saja sekitar sepi. Tetangga Rain semuanya sudah pergi melakukan aktifitas masing-masing. Terlebih karena tetangganya tidak ada yang perempuan dan rata-rata mereka jomblo.

"Kamu nggak tau diri ya Hana! Ngapain kamu ke sini! Ayah kerja keras buat kamu sekolah bukannya bolos begini!" ucap Dafa sambil menampar Hana.

Hana lupa, sangat lupa. Kalau ada mata-mata sang ayah yang selalu mengikutinya.

Tapi tak apalah, ayahnya pasti akan memaafkannya. Ini bolos untuk terakhir kalinya. Lagi pula, sang ayah menyayanginya kan?

"Ayah, Hana janji nggak bakalan ngelakuin ini lagi. Ini buat terakhir kalinya"

Apa Itu Cinta? (Completed)Where stories live. Discover now