Piece #11: Biar Menjadi Kenangan Indah

1.3K 92 0
                                    

Terdapat 21+. Please be a wise reader!

Sejak pertengkaran malam itu, sikap Barina berubah. Dia menjadi sering memanjakan suaminya. Namun, Doni tidak merasa perubahan istrinya. Baginya sikap Barina sama saja seperti biasa. Sepulang kerja, Barina memilih langsung bergegas mandi ketika Doni baru saja melepaskan kemeja. Wanita itu juga menolak untuk mandi bersama seperti kebiasaan mereka sebelumnya. Doni menganggap bukan hal yang aneh. Mungkin Barina memang ingin rileksasi sendiri, itu yang ada di dalam pikiran Doni.

Usai Barina mandi, dia menarik suaminya untuk bergegas ke kamar mandi. Dengan masih mengenakan jubah mandi dan kepala masih digulung handuk, dia mendorong Doni untuk masuk ke dalam kamar mandi dan beralasan malu dilihat lelaki itu saat mengenakan pakaian. Mendengar alasan itu membuat Doni tidak percaya. Sejak kapan istrinya malu berpakaian di depan matanya? Tanpa rasa curiga, dia menuruti istrinya.

Selama Doni membersihkan diri, Barina sibuk berputar-putar di depan cermin. Dia menyisir rambut yang sudah mulai panjang dan berias sedikit dengan mengenakan lipstik berwarna soft pink yang terlihat lembut dengan kulit putihnya. Dia memandangi tubuhnya dari atas hingga bawah.

Saat Doni keluar dari kamar mandi, dia terkesiap melihat pakaian tidur Barina berwarna coklat susu yang tidak seperti biasanya. Bagian punggung terbuka dengan tali tipis yang menyangga di bahu, panjangnya hanya menutup bokongnya. Kaki jenjang Barina terlihat panjang dan bebas dipandangi tanpa penghalang apapun. Semakin Doni mendekat, terlihat bahan kain yang transparan sehingga nampak sekali kulit dan g-string yang dikenakan istrinya. Doni berpikir, apakah pakaian ini memang dijual satu set? Pasalnya berwarna senada. "Sayang!" panggilnya lembut.

Barina berbalik badan. Dengan malu, dia memandangi suaminya. Meskipun ini pertama kalinya untuk Barina semenjak menikah, dia sudah bertekad untuk mengenakan pakaian ini seperti yang disarankan Alexa saat curhat soal pertengkaran kemarin. Alexa mengatakan bahwa suami tidak akan macam-macam di luar jika istri bisa memberikan pelayanan yang memuaskan. Dengan polosnya Barina ingin mencoba hal baru ini. Sepulang dari bank tadi siang, dia menyempatkan diri ke mall hanya untuk membeli pakaian ini. Sempat merasa malu saat berada di toko tersebut, tetapi setiap mengingat wajah Doni, tekadnya bertambah kuat.

Doni mendekati Barina dengan setengah tubuh masih berbalut handuk. "Kamu cantik banget, Sayang. Ada apa tiba-tiba pakai baju ini?" Dia berdiri hanya berjarak satu langkah dengan Barina. Bahan yang transparan membuat Doni memandangi tubuh Barina dari atas hingga bawah. Bagian dada pakaian itu memiliki potongan agak ke bawah sehingga memperlihatkan keindahan belahan dada Barina. Ini pemandangan yang sangat indah bagi Doni. Apalagi dengan geraian rambut dan warna lipstik yang menambah kekaguman ciptaan Tuhan satu ini.

Barina hanya tersenyum. Lidahnya kelu dan bingung harus berkata apa.

"Kamu beli ini buat bulan madu ke Swiss, ya?" tanya Doni spontan.

Mendengar pertanyaan Doni, membuat senyuman di wajah Barina redup.

"Kalau kamu mau pakai ini di pantai, aku nggak kasih izin. Enak aja," lanjut Doni.

Tatapan lembut Barina berubah tajam. Dia tidak mengerti dengan jalan pikir suaminya. Apa penampilan gue ini nggak buat dia bergairah? gumamnya. Barina sempat berpikir bahwa saran Alexa tidak mempan untuk Doni. "Nggak bagus, ya?" tanyanya lirih sambil memandangi tubuhnya yang delapan puluh persen terbuka. "Aku kira Kak Doni suka lihat aku pakai ini." Dia tertunduk malu. Ini benar-benar memalukan. Malu banget. Barina beranjak dari tempatnya berdiri.

Baru saja satu langkah, lengannya ditahan oleh Doni dan mendarat di dalam pelukannya. "Jangan ganti dulu. Aku mau pandangi kamu dulu," ucapnya di samping telinga Barina dengan suara lembut. "Harusnya kamu pakai ini pas malam pertama kita." Dia melepas pelukannya. "Kamu dapat masukan dari siapa?" Seakan tahu isi pikiran istrinya, Doni menahan untuk tidak tertawa. Pasalnya, Barina yang dia kenal adalah wanita yang tidak begitu memikirkan hal seperti ini.

Mendengar pertanyaan itu, Barina kembali merengut. Dia melepaskan diri dari Doni dan mengganti pakaian dengan pakaian tidur biasa lalu merebahkan tubuh di tempat tidur dengan wajah masygul.

Melihat sikap istrinya, sambil mengenakan pakaian, Doni senyum-senyum sendiri. Dia memahami maksud Barina mengenakan pakaian seksi itu, tetapi entah kenapa dia malah tidak tahan untuk tidak tertawa. Ini terasa mendadak untuknya. "Kamu pakai lagi, ya, pas bulan madu," pintanya sambil memeluk istrinya yang tengah masygul.

"Nggak mau," jawab Barina kesal.

"Duh, maaf, Sayang aku nggak bisa tahan pengin ketawa," ujarnya sambil terkekeh. "Aku tau maksud kamu pakai itu. Aku paham tujuan kamu, kok. Tapi, aku maunya kamu pakai itu bukan karena saran orang lain, tapi karena keinginan kamu sendiri. Niat tulus kamu akan sampai ke aku. Gerak tubuh kamu akan beda kalau dari diri kamu sendiri. Ngerti, kan, maksud aku?"

Barina menggeleng. "Aku nggak akan pakai lagi."

"Ya, udah. Kamu pakai baju apapun bergairah buat aku. Bahkan kamu pakai baju tidur kayak gini aja, nggak masalah buat aku. Soalnya yang aku lihat bukan bagaimana tubuh kamu, tapi ini." Doni menempelkan telunjuk di dada Barina, menunjuk hatinya.

"Berarti kalau tubuh aku melar, nggak masalah?"

"Enggak masalah," jawab Doni pasti. "Selama masih istriku, kamu tetap terkseksi buat aku."

Wajah Barina merona. Dia melingkarkan lengannya ke pinggang Doni dan menyandarkan kepala di dada bidang suaminya.

Mereka terhanyut dalam kebersamaan. Dari perkara pakaian itu, berlanjut membicarakan soal persiapan bulan madu ke Swiss. Bahkan Doni berencana untuk mencari hotel dengan view  yang indah, bathtub bertabur kelopak mawar dan makan malam mewah dan romantis. Doni ingin menyiapkan itu semua untuk istri tercinta.

Barina menanggapi rencana Doni itu dengan biasa saja. Dia menganggap rencana suaminya tidak benar-benar terjadi. Doni mengatakan itu hanya untuk menyenangkan hatinya yang malu karena kejadian tadi. Lagi pula, semua itu akan menghabiskan dana yang tidak sedikit. Barina mengetahui semua dana yang keluar dalam persiapan bulan madu.

Melihat ekspresi Barina, Doni menyadari bahwa istrinya menganggap ucapannya itu hanya sebagai penghibur semata. Padahal dia sudah menyiapkan rencana itu tanpa sepengetahuan Barina dan tidak dari uang yang dikelola Barina melainkan menggunakan tabungannya, sehingga Barina tidak mengetahui soal biaya ini. Doni ingin ini menjadi kejutan tak terlupakan bagi Barina.

Malam itu, sebelum tidur, lewat browser pada ipad, mereka juga melihat destinasi yang akan dikunjungi nanti. Banyak tempat indah yang ingin mereka kunjungi, seperti Zürich, Geneva, Basel dan Lucerne yang memiliki sejarah bangunan dengan arsitektur dari abad pertengahan.

Saat Doni tengah menjelaskan tentang sejarah arsitektur di sana, Barina terlelap dalam pelukannya. Dia menidurkan wanita itu dan mengecup keningnya sambil mengucapkan doa lalu berkata, "Makasih, ya, Sayang udah berusaha berpenampilan seperti tadi buat aku. Aku senang. Kamu tau? Aku berusaha menahan karena ingin itu terjadi di Swiss nanti. Aku ingin meninggalkan kenangan yang indah di ingatan kamu." lirih Doni sambil membelai istrinya. "I love you, Sayang." Dia mengecup keningnya lagi.

--------
Melihatan keindahan tempat di Swiss, jadi kepengin ke sana 😍 Cantik sangat. Romantis. ❤️

Terima kasih sudah membaca ❤️

The Pieces of Newlywed Life (Sekuel Thirty Sucks)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang