7: Di Pagi Hari

14.1K 3K 189
                                    

Oh, her eyes, her eyes make the stars
Look like they're not shinin'
Her hair, her hair falls perfectly
Without her trying
She's so beautiful and I tell her everyday

Aku membuka mata dan aku disambut dengan suara seseorang yang sedang bernyanyi sambil bermain gitar di balkon sana.

Perlahan aku mulai beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke arah balkon. Yang aku temukan adalah Winwin yang tengah duduk membelakangiku sambil sibuk bernyanyi dan bermain gitar berwarna putih kesayanganku.

When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile
The whole world stops and stares for a while
Cause girl you're amazing
Just the way you are

Aku memberikan tepuk tangan yang meriah saat Winwin selesai bernyanyi. Aku cukup terkejut mendengar nyanyiannya yang terdengar sangat merdu, padahal suaranya cukup berat.

"Loh? Sejak kapan kamu bangun?" tanya Winwin dengan wajah panik. "Kenapa gak manggil aku? Ngagetin tau."

"Belom lama kok." Aku tertawa. "Sengaja. Kalo aku panggil kamu pasti langsung berhenti nyanyi kan? Ngomong-ngomong, suara kamu bagus."

"Makasih." Winwin tersenyum lebar dan aku dapat melihat rona merah dikedua pipinya. Pemuda itu lalu menyodorkan gitar dipangkuannya kepadaku. "Sekarang giliran kamu yang main."

"Aku gak bisa main!" elakku.

"Bohong. Kamu sering main gitar, terus sering cover-cover lagu sama Dejun juga. Kamu juga main piano setiap Sabtu pagi."

Aku menghela nafas panjang. Ternyata, cukup sulit membohongi Winwin.

"Yaudah sini." Aku meraih gitar yang disodorkan Winwin. "Maaf ya kalo suara aku jelek. Aku gak gitu bisa nyanyi."

"Oke gapapa."

Aku mulai meletakkan jari-jariku pada fingerboard dan mulai menyanyikan sebuah lagu yang sering Dejun nyanyikan untukku setiap aku berkunjung ke rumahnya sewaktu kami masih dibangku SMA.

If you ever find yourself stuck in
The middle of the sea,
I'll sail the world to find you
If you ever find yourself lost in the dark
And you can't see,
I'll be the light to guide you
Find out what we're made of
When we are called to
Help our friends in need

You can count on me like one two three
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like four three two
You'll be there
Cause that's what friends
Are supposed to do, oh yeah

Whoa, whoa
Oh, oh
Yeah, yeah

If you tossin' and you're turnin' and
You just can't fall asleep
I'll sing a song beside you
And if you ever forget
How much you really mean to me
Everyday I will remind you
Ooh
Find out what we're made of
When we are called to
Help our friends in need

You can count on me like one two three
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like four three two
You'll be there
Cause that's what friends
Are supposed to do, oh yeah

Oh, oh
Yeah, yeah

You'll always have my shoulder
When you cry
I'll never let go
Never say goodbye
You know you can

Count on me like one two three
I'll be there
And I know when I need it
I can count on you like four three two
And you'll be there
Cause that's what friends
Are supposed to do, oh yeah

Oh, oh
You can count on me
Cause I can count on you

"WAHHHHHH!"

Winwin bertepuk tangan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya tepat setelah aku selesai bernyanyi. Sesudah bertepuk tangan, lelaki itu memberikan dua jempol untukku.

"Hebat banget!!!"

Aku tersenyum senang mendengar apresiasi yang baru saja keluar dari mulut laki-laki itu.

"Kamu belajar gitar dari kapan?"

"Dari SD sebenernya udah belajar cuma baru fokus belajar pas aku SMA," jawabku sambil mengambil tas gitar. "Soalnya pas SMA ujian praktek musiknya disuruh main gitar."

Winwin menganggukkan kepalanya. Tangannya membantuku memasukkan gitar ke dalam tas.

"Kamu sendiri?" Aku bertanya balik. "Belajar gitar dari kapan?"

"Lupa.." Winwin terkekeh pelan. "Aku lupa belajar dari kapan. Yang aku inget alesan aku belajar gitar."

Aku menatap Winwin antusias. "Kenapa tuh?"

"Soalnya aku liat cowok yang bisa main gitar pasti banyak yang suka. Yaudah aku belajar gitar. Tapi pas aku udah bisa, kok gak ada yang suka sama aku ya?"

"Beneran gak ada yang suka atau kamunya yang gak peka?"

Winwin menggaruk kepalanya sambil tertawa malu-malu. "Kayaknya sih beneran gak ada yang suka."

Aku memandang Winwin dengan pandangan sedikit tidak percaya. Apa Winwin waktu zaman sekolah tidak setampan sekarang?

aku mau ngucapin makasih banyak
buat temen-temen yang udah baca buku
ini dan kasih comment yang bikin aku semangat!!!

maaf ya kalo semakin kesini buku
ini makin ngebosenin, makin gajelas juga,
alurnya semakin berantakan, updatenya
juga lama 🙏🙏

Dong Sicheng ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang