2: Ayo Naik!

19.8K 3.6K 481
                                    

Satu kali, tidak diangkat.

Dua kali, tidak diangkat.

Tiga kali, tidak diangkat.

Aku menghela nafas pasrah saat Hendery tak kunjung mengangkat panggilanku. Padahal, aku ingin meluruskan masalah diantara kami. Sekaligus memintanya untuk berhati-hati karena ucapan Winwin seketika membuatku takut.

"Gak diangkat juga?"

"Engga."

"Ambil nafas, terus buang. Jangan panik dulu. Lo harus tenang. Gue yakin Hendery sekarang lagi pengen sendiri. Nanti sore atau malem pasti dia ngabarin lo kok."

Ucapan Yeri tidak dapat membuatku tenang. Jujur, aku takut. Bahkan sangat takut jika apa yang dibicarakan Winwin menjadi kenyataan.

Aku tidak mau Hendery pergi. Tidak akan pernah mau.

"Banyakin doa. Semoga aja itu ga—"

Perkataan Yeri terputus saat seseorang tiba-tiba menduduki kursi kosong tepat di sebelahku. Baik aku dan Yeri sama-sama melotot saat melihat orang itu.

"Hai, selamat siang." Tanpa aba-aba, Winwin mengulurkan tangan kanannya pada Yeri. "Saya Dong Sicheng, suami Grace dari masa depan."

Mulut Yeri yang menganga lebar saat mendengar perkataan Winwin.

"Bentar." Yeri menatapku meminta penjelasan. "Jadi dia orang yang lo bilang dateng ke rumah lo terus ngaku-ngaku jadi suami lo? Yang tadi lo ceritain kan?"

"Iya—"

"—Saya gak ngaku-ngaku." Winwin memotong ucapanku. "Tapi saya memang suaminya di masa depan."

"Aduh bentar saya gak ngerti." Yeri menggaruk-garuk kepalanya. "Maksudnya itu, kamu dateng dari masa depan? Kamu seorang time traveler gitu?"

"Betul."

Yeri masih memasang ekspresi tidak percaya. "Berarti kalo gitu, kamu tau dong apa yang terjadi di depan sana?"

Winwin mengangguk. "Tau."

"Masa sih?" Rasa tidak percaya Yeri masih terlihat di wajah gadis itu. "Berarti kamu juga tau dong nanti saya nikah sama siapa?"

"Tau. Sama temen SMA kamu," ucap Winwin cepat. "Namanya Choi Yeonjun."

Aku refleks tertawa saat mendengar ucapan Winwin. Yang benar saja, setiap kali bertemu Yeonjun, Yeri selalu saja bertengkar dengan pemuda itu. Aku adalah saksi nyata dari keributan mereka berdua. Dan sekarang Winwin bilang kalau mereka akan menikah?

Ya ampun, kenapa ini lucu sekali?

"GAK MUNGKIN!!!" seru Yeri, seketika membut para pengunjung café menoleh ke arah kami. "Saya sama Yeonjun tuh kayak Tom and Jerry. Gak mungkin bisa nyatu."

"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini, Kim Yeri." Winwin tersenyum lebar. "Nih saya kasih sedikit bocoran ya, nanti kamu nikahnya disalah satu hotel mewah yang ada di Jakarta Selatan."

"... Ini serius?"

"Iya serius. Saya gak bohong sama kamu, Yeri."

"Ta—Eh bentar Nyokap nge-chat." Yeri seketika sibuk dengan ponselnya selama beberapa saat. Lalu, ia menunjukkan room chat-nya kepadaku. "Nyokap gue mendadak harus balik hari ini jadi gue mau nganterin dia ke airport sekarang."

"Oh yaudah gapapa," ujar Winwin. Aku melotot ke arahnya. "Ada saya yang jagain dia kok."

"Maaf banget ya. Gue yang ngajak lo ketemuan tapi malah gue yang cabut duluan." Yeri mengambil tasnya dan menangkupkan kedua tangannya. "Gue janji ini yang pertama dan terakhir. Oke? Gue duluan ya. Byeeee!"

Aku melambaikan tangan pada Yeri yang buru-buru keluar dari café, meninggalkan aku dengan seorang pria yang tidak jelas asal usulnya.

"Heh!" Aku menatapnya tajam. "Kamu ngapain sih ngikutin aku? Gak capek ya aku omelin terus?"

"Siapa yang ngikutin kamu?" Winwin tertawa. "Kebetulan aku lagi jalan-jalan di sekitar sini, terus ngeliat kamu lagi ngobrol sama Yeri. Yaudah aku samperin."

Aku mendengus kesal, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetku. "Nih, pegangan buat kamu. Kamu ke mana kek jangan ngikutin aku lagi. Aku risih banget."

"Gak usah," tolak Winwin. "Aku gak butuh uang kamu."

Tentu saja ucapan Winwin yang terdengar sombong membuat emosiku naik sampai ke ubun-ubun. Aku langsung bangkit berdiri, mengambil tasku, dan melangkah keluar dari café.

Tapi karena aku berjalan terlalu cepat, aku tidak sengaja tersandung tali sepatuku sendiri dan sukses membuatku terjatuh sehingga aku menjadi tontonan orang-orang di sekitarku.

"Tuh kan jatoh."

Aku mendongak, menatap Winwin yang sekarang berdiri di hadapanku. Pemuda itu membalikkan badannya, lalu berjongkok dan berkata, "Sini naik. Aku gendong."

"Gak!"

"Ayo naik!" seru lelaki itu. "Nanti kita jalan-jalan sekalian aku ceritain semua tentang kita."

Aku menaikkan sebelah alisku. "Tentang kita?"

Winwin mengangguk. "Iya. Nanti aku ceritain semua tentang aku dan kamu di masa depan."

Aku terdiam sejenak. Entah mengapa aku cukup tertarik dengan penawaran Winwin. Maka dari itu, aku segera naik ke atas punggungnya tanpa ragu.

Kira-kira, cerita tentang kita seperti apa yang akan Winwin ceritakan padaku?

WOOOHOOOOO WAYV AKHIRNYA
COMEBACK AYO STREAMING!!!

BTW INI APA-APAAN 😡😡

BTW INI APA-APAAN 😡😡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dong Sicheng ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang