LAILA - 3

8.3K 286 29
                                    

Laila mematut penampilannya dicermin. Laila tersenyum puas melihat penampilannya, dengan kaos kebesaran dan celana pendek yang bahkan tak sampai menutupi setengah pahanya mengingat kaki jenjang yang Laila punya, tak lupa sepatu converse yang membuat penampilan Laila sempurna. Setidaknya menurut dirinya sendiri.

Laila menuruni tangga, dan melihat Adnan tengah bercengkrama dengan orangtuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Laila menuruni tangga, dan melihat Adnan tengah bercengkrama dengan orangtuanya. Entah apa yang mereka bicarakan, sepertinya perihal kantor dan Laila sangat tidak tertarik untuk mendengarnya.

"Udah" Ujar Laila dengan nada malas yang membuat ketiga orang yang tadi sibuk bercerita mengalihkan pandangannya menghadap Laila.

"Ganti celana kamu!" Titah Adnan yang membuat Laila mendelik sebal.

"Apasih kak?!" Protes Laila.

"Kamu yang apa makai celana kurang bahan begitu" Balas Adnan. Sungguh, kali ini ia tak akan menyerah melawan Laila.

"Biasanya aku juga begini. Udah lah nggak usah dipermasalahin. Kamu aja yang kolot nggak tau fashion!" Laila menggeram, kesal setengah mati menghadapi Adnan.

"Celana kamu kependekan Laila Deakav!" Baru kali ini, baru kali ini setelah pernyataan Adnan dan pernikahan mereka Adnan menyebut nama Laila dengan lengkap, ya tentu saja di luar ijab qobul. Menandakan bahwa Adnan kini sudah panas - dingin menahan emosinya.

Laila menatap Adnan tajam, melipat tangannya didepan dada dan membuang pandangannya. Ia tak mau melihat Adnan. Tak mau berbicara dengan Adnan. Dan tak mau pergi keluar dengan Adnan. Laila benci Adnan.

Melihat Laila yang diam, membuat Adnan juga turut terdiam. Ia kira perdebatan kali ini akan panjang karena Laila yang tak mau mengalah. Tapi lihatlah, kali ini gadis itu diam tak berkutik.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Tak ada percakapan diantara dua manusia itu. Tina dan Haidar yang paham keadaanpun sudah lebih dulu meninggalkan Laila dan Adnan berdua.

Muak dengan kebisuan diantara mereka, Laila beranjak dari tempatnya, buru-buru menaiki tangga karena matanya sudah memanas.

Melihat respon Laila yang begitu, Adnan mulai khawatir kalau ia sudah membuat Laila bersedih. Karena baginya lebih baik Laila mengomel panjang lebar dan menanggapi semua kalimatnya daripada diam seperti ini.

"Lail tunggu!" Seru Adnan sembari menahan tangan Laila.

Laila membalikkan tubuhnya, menghempaskan tangan Adnan kasar sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Tapi gagal, saat lagi-lagi Adnan menahan tangannya.

"Saya minta maaf" Lirih Adnan namun masih bisa terdengar oleh Laila.

Laila diam, enggan menanggapi permintaan maaf Adnan.

Adnan menarik lembut tangan Laila, mengubah cengkramannya tadi menjadi genggaman. Laila yang terkejut atas perlakuan Adnan hanya diam, diam-diam ada yg sengatan aneh yang mengalir diseluruh tubuhnya saat disentuh oleh Adnan. Sementara itu, Adnan tersenyum kecil, menyadari bahwa jemari Laila sangat pas digenggamannya.

LAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang