Tujuh

1.9K 57 2
                                    

Zian bolak-balik tak jelas diruang tamu, ia bosan. Mama, Papa nya tidak ada dirumah. Pasti masih pergi—atau masih sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Gue ke rumah Syaza aja kali ya?" gumam Zian, Mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan ponsel.

"Iya, ah."

Zian meraih jaketnya yang tersampir di sofa. Saat ingin pergi ia teringat sesuatu, yang membuatnya pergi ke dapur. Mengambil sesuatu disana, baru pergi.

[]

Syaza memegang perutnya yang terasa keram. Cewek itu pergi ke dapur, berniat membuat segelas air hangat.

Namun belum sampai di dapur, gadis itu kembali berhenti, berjalan ke sofa dengan tangan meremas perut yang terasa sangat sakit. Berguling-guling disana, nyaris menangis. Kedatangan tamu bulanan sering membuatnya begini. Tapi kali ini lebih parah. Mungkin karena belakangan ini, semenjak itu ia jarang makan.

Saat sedang sibuk-sibuknya berguling-guling tak jelas.

Sebuah suara membuat Syaza terdiam.

"Lo kenapa?"

Rasa sakit itu mendadak hilang, digantikan kecanggungan yang mendadak datang.

"Kak—Bang Zian ngapain?" tanya Syaza setelah menatap Zian.

Zian tidak menjawab, cowok itu menghampiri Syaza.

Plastik yang Zian pegang di tangan kanannya ia letakkan diatas meja.

"Tadi kenapa?"

Syaza menggeleng ragu, "Nggak kenapa-kenapa." bohongnya.

Zian diam beberapa saat sampai akhirnya cowok itu duduk disebelah Syaza.

"Bang Zian," panggil Syaza, walau gadis itu setengah ragu mengucapkannya.

"Hm?"

"Kenapa kesini?"

"Bete dirumah."

"Nggak main sama temen-temen emang?"

Zian menoleh, tatapannya serius dan dalam.

Syaza jadi keki seketika.

"Bisa nggak sih nggak usah nanya-nanya? Gue gak suka di kepo-in." []

ZIANWhere stories live. Discover now