Lima

2.1K 71 14
                                    

"Kamu siapa sih sebenernya?"

"Ajak masuk dulu dong," singgung Zian, tersenyum miring.

Syaza tidak bergerak. Gadis itu masih menatap Zian.

Pasti dia nyangka gue macem-macem, nih. "Aman kok." tandas Zian dengan kekehannya.

Barulah kemudian Syaza membuka gerbang rumahnya dan mempersilahkan Zian dan motornya masuk.

Syaza langsung masuk kedalam rumah, begitupun Zian setelah memarkirkan motor ninja hitamnya—dark namanya.

"Syaza ganti baju dulu. Bang Zian duduk aja." Intrupsi Syaza.

Zian melihat sekelilingnya, saat menemukan sofa barulah cowok itu duduk tanpa berkata apa-apa lagi.

Zian menghembuskan napas pelan, menyadarkan tubuhnya pada badan sofa. Tangannya naik ke rambut, menyisirnya dengan jari—atau lebih tepatnya mengacak-acak. Tangan kanannya memegang ponsel.

Nang nang skuy

zappran: ps kui

danang: pengen bgt cui, tp tugas makalah gue blm kelar

zappran: ntar ajee keles

danang: lu ngmng ama Dinda ya

zappran: iye sini

danang: send voice message, "Apa lo?!"

zappran: send voice message, "Lah ape?!"

danang: yang punya hp sibuk. Lagi kerkom. Yang ngajak main ps, diharapkan kalo mau BEGO jgn ngajak2. Danang otw pinter#dindaketuakelompok

zappran: send voice message, "Pinter tai ledik! Ampe gue liat dia masih bego, Mati lu din ama gua."

Zian tertawa terbahak-bahak mendengar voice-message terakhir Zafran.

"Bang Zian?"

Mulut Zian otomatis terkatup, ia menoleh.

"Jadi jelasin?" Syaza duduk disamping Zian.

Badan Zian auto menegak, "Mau banget denger, emang?" tanyanya, malas.

"Iya, kan kalo Bang Zian nggak jelasin Syaza nggak tau." ungkap Syaza.

Zian mendesah pelan, "Mending kita cari makan. Lo belom makan kan?"

"Tapi kan--"

"Waktu gue ga banyak buat lo." Zian berdiri, "Lagian lo kasihan banget kayaknya. Masa dirumah sendiri nggak ada makanan."

Ucapan Zian seperti tamparan keras bagi Syaza, yang membuat gadis itu justru berlari ke kamar. Mengunci diri didalamnya.

"Lah?" []

ZIANWhere stories live. Discover now