12

29.5K 5.1K 1.5K
                                    

"Eng ... Nar," panggil Sisil tiba-tiba, masih dengan mata yang tertuju ke layar hpnya.

"Hm?"

"Lo gak ... merasa ada sesuatu yang ketinggalan gitu?"

Gue meninggikan alis sebelah. Pertanyaan semacam ini harusnya dijawab dengan 'iya', tapi yang jadi masalah adalah, gue gak tau apa 'sesuatu' yang Sisil maksudkan barusan. "Apaan emang?"

"Coba lo ingat-ingat dulu."

Yaelah, tinggal langsung jawab aja apa susahnya coba?

Gue menengok ke kanan-kiri, memperhatikan barang-barang yang ada di atas meja, berpikir sejenak, lalu akhirnya menggelengkan kepala. "Mesti banget ya kita main tebak-tebakan dulu? Hadiahnya apa kalau gue bener?"

"Eng ... barang lo ... balik?"

Kedua bola mata gue kontan berotasi malas. "Sil?"

Sisil memutar pergelangan tangannya, menghadapkan layar hpnya ke gue. "Tas lo masih di atas."

"Eh?"

"Tapi udah aman, sih."

"Kok bisa?"

"Udah disimpan sama Kak Dirga."

"W-what?!" Dengan kedua alis yang tertukik tajam, gue segera mendekati Sisil dan mengambil hpnya, memastikan kalau gue gak salah dengar dan dia gak sedang mengada-ada.

Dan ternyata, baik telinga gue maupun omongannya, dua-duanya sama-sama gak ada yang bermasalah. Tas gue memang masih di atas. Dan memang ada sama Kak Dirga. Ruang obrolan mereka berdua adalah buktinya.

WhatsApp


Dirga Angkasa:
[sent a picture]
Punya siapa?

Sisil:
Lah?
Punya nara itu kak!

Dirga Angkasa:
Bisa saya jual?

Sisil:
Ya jangan atuuuh

Dirga Angkasa:
Terus kenapa ditinggal?

Sisil:
Gak ditinggal kak
Ketinggalan ituu

Dirga Angkasa:
Bilangin
Saya amankan di bawah meja

Sisil:
Oke kak
Makasih yaa

Gue mendesah pelan, mengembalikan hp Sisil, lalu merutuki diri sendiri.

Gue lagi diuji apa lagi diazab, sih? Kayaknya ada-ada aja kejadian hari ini. Padahal tadi gue udah sengaja buru-buru turun karena gak mau lama-lama satu ruangan sama dia. Eeh, taunya malah ketinggalan benda paling krusial dan ujung-ujungnya mesti balik lagi ke sana. Mana harus berhadapan sama dia lagi. Emang tergesa-gesa tuh gak pernah bawa kebaikan, ya? Dasar setan.

"Hmm, bisa gitu ya, barang sepenting tas malah ketinggalan di tempat orang?"

"Ya bisa. Buktinya gue kejadian."

Sisil terkekeh. "Lo mikir apa sih, tadi?"

"Sorry, tangan gue cuma dua. Tadi udah buat bawa tas yang isinya bahan-bahan sediaan yang kemarin kelupaan sama sumber kehidupan hewan-hewan di sebelah. Jadi ya ... gitu."

Sisil mengangguk pelan. "Ya udah sih, ya. Kan cuma di atas. Bisa diambil lagi habis ini."

kAn cUmA dI aTas, katanya.

TAPI DI ATASNYA TUH LANTAI EMPAT, SISIL! Bukan lantai dua, bukan lantai tiga! Lantai empat!

ONCE AGAIN, LANTAI EMPAT!!

Dosbim | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang