Dan, Tampan pun hanya bisa duduk pasrah dikamar kakaknya. Wajahnya ditempel-tempel masker yang baunya seperti tanah liat.

"Gimana sekolah baru lo? Betah?" tanya Lia membuka pembicaraan lain.

"Lumayan" jawab Tampan jujur.

"Udah dapat incaran cewek belum?" goda Lea.

"Incaran cewek maksudnya?" bingung Tampan tak mengerti maksud dari Lea.

"Lo udah suka sama salah satu cewek disana belum?" Lia memperjelas.

Tampan menggeleng pelan. "Belum."

"Masa?" cibir Lea tak percaya.

"Ada sih satu cewek yang menarik," ucap Tampan, yang memang selalu terbuka dengan keluarganya.

Lea dan Lia saling berpandangan sebentar, kemudian keduanya semangat menanyai Tampan lebih detail. Mereka penasaran dengan cewek yang dimaksud oleh Tampan.

"Siapa nama ceweknya? Cantik nggak? Rupanya kayak gimana? Suka pakai skin-care produk apa? Member BTS yang dia suka siapa?" tanya Lia berbondong-bongong.

"Tanyanya satu-satu Nyai!" kesal Tampan.

"Siapa nama ceweknya?" tanya Lia dan Lea barengan.

"Cantik,"

"Namanya Pan, bukan wajahnya!" protes Lia dan Lea lagi.

Tampan menatap kedua kakaknya dengan raut serius.

"Namanya Cantik Kak, maka-nya di sekolah, gue dan Cantik dijodoh-jodohin karena nama kita berdua berhubungan," jelas Tampan panjang lebar.

Lea dan Lia bertatapan kembali.

"Tampan dan Cantik," lirih mereka sembari mengangguk-angguk mengerti. "Menarik."

"Cantik sifatnya gimana?" tanya Lea makin penasaran.

"Sangat pendiam, dan nggak mau berteman dengan siapapun," jawab Tampan.

"Kok gitu? Emang kenapa?" tanya Lia.

Tampan mengangkat kedua bahunya. "Nggak tau, dan gue mau cari tau itu."

"Jangan-jangan Cantik punya sariawan akut Pan," ucap Lea menyuarakan penemuan langkanya.

Tampan mendecak pelan, merinding mendengar ucapan Lea barusan. "Orang cantik nggak pernah sariawan Kak!"

"Kata siapa?" balas Lea tak terima.

"Gue barusan!" tegas Tampan, kemudian ia segera berdiri dari kasur, ingin keluar dari kamar kakaknya. Masker diwajahnya hampir retak semua karena meneriaki Lea.

"Pan, maskernya belum sepenuhnya kering!" teriak Lea dan Lia bersamaan.

Tampan mengibas-kibaskan tangannya, bodo amat! Dia merasa wajahnya tertarik-tarik. Ngapain juga dia harus mau jadi bahan percobaan kedua kakak kembarnya!

Tampan memilih kembali ke kamarnya, meninggalkan kedua kakaknya.

Sedangkan, Lia dan Lea melanjutkan aktivitas maskeran mereka. Lea menyenggol lengan Lia.

"Gue nggak pernah sariawan loh Li sepanjang hidup gue," ucap Lea dengan bangga.

"Terus?" balas Lia terlihat tak peduli.

GARDENIADonde viven las historias. Descúbrelo ahora