-Diandra 28-

1.7K 78 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca
Happy reading❤❤❤
____________________________________

Saat ini Diandra sedang berada diruang musik, ia tidak bisa memendung air matanya, sedih rasanya ketika tau Angkasa tidak mempercayainya sama sekali.

Diandra mengambil gitar yang tersender disana, ia mulai bernyanyi sambil memainkan senar gitar dengan jari lentiknya. Lagi-lagi air matanya turun begitu saja. Hingga akhir dari lagu tersebut Diandra mendengar suara tepuk tangan dari belakang.

Prok.. prok.. prok..

Diandra menoleh, Malik ada diambang pintu dan sedang tersenyum kearahnya. Diandra balas tersenyum tipis dan menghapus habis air matanya. Malik menghampiri dirinya.

"Suara lo bagus." Ucap Malik sambil mengacungkan ibu jarinya. Diandra menunduk menyembunyikan mata sembabnya.

"Makasih." Ucap Diandra lemah tanpa menatap Malik. Malik yang melihat hal itu langsung menarik dagu Diandra.

"Lah mata lo sembab kenapa? Lo nangis hah? Kenapa nangis?" Tanya Malik, Diandra kembali menunduk. "Aku gapapa, kamu gak perlu khawatir." Ucap Diandra.

Malik tersenyum, "Oh jadi gak percaya nih buat curhat sama gue. Gini-gini banyak loh temen gue yang curhat sama gue kalo lagi galau." Ucap Malik. Diandra menatap manik mata Malik.

"Janji kamu gak bongkar ke siapapun?" Tanya Diandra sambil menunjukkan kelingkingnya. Malik tersenyum dan menyambut kelingking Diandra. "Janji!" Ucap Malik.

"Jadi sebenernya..." Diandra menceritakan semua kejadian tadi dan kembali menangis, ia benar-benar merasa kalau dirinya runtuh saat ini.

"Yaelah jangan nangis kaliii." Ucap Malik sambil menghapus air mata Diandra dengan sapu tangan miliknya.
"Aku gak ngerti lagi. Dia minta penjelasan sama aku. Tapi pas aku udah jelasin semuanya dengan mudahnya dia bilang dia gak percaya." Ucap Diandra.

"Emang Angkasa kan bego. Jadi wajarin aja lah hahaha. Nanti juga kalo dia tau yang sebenernya bakal nyesel sendiri. Lo gak perlu takut. Waktu itu terus berjalan." Ucap Malik, Diandra masih belum bisa melupakan kesedihannya.

"Terus kenapa lo kesini?" Tanya Malik sambil terus menatap Diandra. Diandra menggedikkan bahunya. "Kayaknya musik bisa bantu aku tenangin hati aku." Ucap Diandra.

Malik mengangguk sambil tersenyum, "Sama dong. Gue juga lagi sedih." Ucap Malik. Diandra mengerutkan keningnya lalu balas menatap Malik.

"Sedih kenapa?" Tanya Diandra,
"Gue gak dikasih sangu masaan." Ucap Malik lemas, seketika Diandra lupa dengan kesedihannya dan langsung terkekeh.

"Cuma karena gak dikasih sangu ternyata, kok bisa gak dikasih?" Tanya Diandra sambil mencoba menahan tawanya.
"Papa mama gue pergi kerja pagi banget pas gue masih tidur, bangun-bangun gue udah sendirian di hums. Udah gak ditinggalin sangu. Sarapan juga kagak ada." Ucap Malik.

Diandra tidak sanggup lagi menahan tawanya, Malik benar-benar seperti anak kecil. Hanya karena tidak dikasih uang saku ia jadi sedih.

"Jangan sedih. Masa cuma karena sangu sedih sih." Ucap Diandra sambil tertawa. Malik tersenyum menatap Diandra.
"Lo juga jangan sedih dong! Masa cuma karena Angkasa lo sedih." Ucap Malik.

DiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang