"Iyaa gue percaya"
"Udah mendingan?" Tanya Minho tiba-tiba dateng.
Juyeon hanya mengangguk, mengiyakan.
"Aku ambilin obat dulu" ucap Yujin kemudian meninggalkan kamar itu.
•**•
Sayangnya, pertandingan final kali ini dibatalkan karna turunnya hujan yang tak kunjung reda dari pagi.
Disini Yujin hanya menatapi ke arah luar jendela, berharap Hyunjin tiba didepan kelasnya.
Seperti biasanya saat istirahat pertama, Hyunjin selalu menunggu Yujin keluar dari kelasnya. Tapi kali ini tidak, Yujin mencoba bepikir, apa penyebabnya?
Tak kunjung menemukan jawabannya, Yujin akhirnya bertindak. Dia keluar kelas disaat jam istirahat hampir habis.
Untung saja Hyunjin masih berada di kantin, sedang duduk bersama kedua temannya, Jeno dan Jisung.
Menyadari keberadaannya, Jeno sama Jisung langsung pergi, memberikan ruang untuk mereka berdua.
Bukannya tetep duduk, malah Hyunjin juga ikutan pergi?
"Kok kamu gak jemput aku dikelas?" Tanyanya.
Hyunjin berlagak seperti tak mendengar suara apapun, Yujin merasa ada yang aneh dengan dirinya.
Tentu Yujin tidak diam saja dan membiarkan pacarnya itu melangkahinya untuk pergi.
"Hyunjin, kenapa? Kamu marah?"
Hyunjin tetep gak ngerespon sama sekali, Yujin yakin sekali kali ini dia sedang marah. Tapi apa kesalahannya?
"Aku salah apa sih? Kok kamu diemin aku? Kamu juga gak jemput aku? Kenapa?"
Lelaki itu mendecih pelan.
"Lo punya pembantu baru?" Jawabnya kemudian.
"H-hah?"
Yujin sama sekali ngak punya pembantu dan Hyunjin tau itu, tapi tiba-tiba Hyunjin menanyakan itu membuat Yujin jadi bingung.
"Sejak kapan kamar deket kolam renang ada isinya? Lo punya pembantu?" Tanyanya sekali lagi.
Yujin menyadari sesuatu, lelaki itu tau keberadaan Juyeon semalem, entah dari siapa.
"Hyunjin gu-"
"Kak Juyeon ngelamar jadi pembantu rumah lo? Apa satpam? Atau-"
"Hyunjin biarin aku cerita" Selat Yujin.
"Cerita? Kenapa gak dari kemaren ceritanya?"
"aku cuma ga-"
"Kenapa lo sembunyiin dari gue? Gue udah tau sejak awal gue mau masuk kerumah lo, gue liat ada sepatu yang sangat gue yakini punyanya Juyeon dan gue semakin yakin, ketika Minju nyegat gue buat masuk"
"Setiap detik, setiap menit, gue nunggu lo untuk ngomong tentang apa yang lo sembunyiin dari gue" lanjutnya.
Menyadari kebodohannya, Yujin cuma bisa diem sambil nunggu Hyunjin selesai ngomong. Usaha untuk menyembunyikan kehadirannya Juyeon kemaren ternyata gagal.
"Gue pacar lo kan?"
Yujin menganggukkan kepalanya.
"Terus kenapa gue pacar lo gak lo bolehin nginep dirumah lo, melainkan dia, dia cowok lain yang bukan pacar lo, lo biarin nginep dirumah lo?"
"Dia habis berantem dan aku cuma nolongin dia Hyunjin"
Hyunjin mengacak-acak rambutnya, kasar.
"Apa susahnya sih lo bilang itu ke gue kemaren? Kenapa harus gue yang maksa buat lo ngomong sekarang?"
"Hyunjin aku minta maaf, aku takut kamu marah, makanya aku gak bilang"
"Gue gak akan marah kalo lo jujur sama gue dan gue akan marah kalo ada yang lo sembunyiin dari gue"
Hyunjin mengarahkan kedua tangannya untuk memegang bahu Yujin dengan erat. Erat sekali, seakan bisa menimbulkan bekas didalamnya.
"Yujin, gue siapa?"
Yujin terlihat ketakutan, pertama kali dia ngeliat Hyunjin semarah ini. Gadis itu merasa bodoh dan bersalah.
"Kamu pacar aku" ucap Yujin dengan nada yang bergetar, tak sadar air matanya sudah menumpuk di kelopak matanya yang lebar.
"Loh bukannya Juyeon pacar rahasia kamu?"
•**•
Halooooo, cuma mau bilang selamat menjalankan ibadah puasaa!!
Semangat puasanya ya semuaa
Dont forget to votemment.
Have fuunn
YOU ARE READING
•END GAME• Hyunjin•
FanfictionSering jadi bahan bully tiap ketemu. Bahan godaan sana sini. Bahan anceman juga. Yujin memang lemah, tapi dia mencoba percaya sama kakak senior yang selalu menjaganya dan dia juga mencoba bertahan dengan lelaki yang dia sukai tapi sering melukainya...
