7. Tugas Kelompok

Start from the beginning
                                    

"Ma, maafkan saya."

"Lain kali jangan terlambat lagi. Padahal baru orientasi."

"Baik." Aku mengambil nafas sebanyak-banyaknya sebelum berjalan ke sebelah Kak Tzuyu.

"Kelas praktik kimia umum akan berlangsung dalam kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang. Karena ini adalah kelas yang diambil semua anak tahun pertama, tolong dijalankan bersama-sama. Jangan memberikan dampak negatif pada tugas kelompok." jelas adsos yang membuat semua orang entah kenapa tertawa.

"Sekarang kita akan membagi kelompok. Satu per satu maju ambil undian ya!"

"Ah, aku tidak suka tugas kelompok."

"Kelas wajibnya sudah kelompok, praktik pula." Kak Tzuyu menggerutu.

Aku hanya bisa berharap agar aku sekelompok dengan orang yang kukenal. Tanganku mengambil undian dan aku mendapatkan nomor 3.

"Sekarang semua berkumpul dengan kelompok masing-masing."

"Oh, kau kelompok 3?"

"Kau juga?"

"Wah, aku sudah takut. Untung ada orang yang kukenal."

"Dasar payah."

Aku dapat melihat 2 anak laki-laki yang merupakan teman sekelompokku. Aku tidak mengenal mereka. Semoga saja nanti ada yang kukenal.

"Anu..." Aku mencoba berbicara dengan mereka tetapi tampaknya mereka tidak menyadarinya.

"Coba saja kalau ada yang cantik. Aku berharap sekali." Mereka berdua tertawa dan aku hanya bisa terdiam.

"Park Woojin! Kau kelompok 3 juga?" Kulihat seorang perempuan yang ternyata juga merupakan teman sekelompokku.

"Park Woojin! Kau kelompok 3 juga?" Kulihat seorang perempuan yang ternyata juga merupakan teman sekelompokku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Mata] Lipatan dalam, ukuran normal.
[Hidung] Tinggi dan mancung.
[Kulit] Warna normal, termasuk bersih.
[Bentuk Wajah] Tidak kecil tetapi lancip.

Nilai : 70
Kelihatan fresh dan menarik

"Jang Yeeun. Padahal aku sedang cerita berharap ada anak cantik yang sekelompok, sungguh kecewa." Anak laki-laki yang dipanggil Park Woojin itu tertawa.

"Kurang ajar. Kau seharusnya berkaca." Jang Yeeun ikut tertawa.

Padahal menurutku ia menarik sekali, masa dibilang mengecewakan? Jika melihat aku mau sekecewa apa?

Aku berjalan mendekat ke arah mereka. Salah satu dari anak laki-laki tadi melirikku.

"Kau kelompok 3?"

"Ah, iya..."

Keadaan langsung berubah hening. Pasti mereka kecewa.

"Begitu ya..."

"Mohon kerja samanya." kata perempuan bernama Jang Yeeun.

"Iya."

Aku yakin 100% bahwa mereka kecewa saat melihat tampangku.

Padahal sebenarnya mereka canggung karena menganggap Jaemin anak yang dingin.

🦄

Aku sudah duduk bersama-sama dengan kelompokku. Mereka bertiga menempati sisi kanan meja sedangkan aku menempati sisi kiri sendirian.

"Yeeun, pasti kau tipe yang akan tiba-tiba hilang saat tugas kelompok."

"Woojin, kau tipe yang akan pergi militer jika putus dengan kekasihmu."

Mereka tertawa bersama-sama. Coba saja ada satu orang yang kukenal

Beberapa detik kemudian, aku merasa leherku dirangkul oleh seseorang.

"Aku satu kelompok dengan Jaemin!" Renjun tersenyum sambil masih merangkul leherku.

"Oh, hai Renjun!" sapa anak laki-laki yang satu kelompok denganku.

"Ada Woojin juga. Hai, halo semua!"

"Halo. Kau Renjun ya? Aku Yeeun."

"Iya, aku Huang Renjun. Salam kenal Yeeun."

Aku merasa bersyukur saat Renjun datang. Setidaknya ada yang kukenal. Tetapi perkataan Kak Jongdae kembali terngiang di kepalaku.

"Kau bilang apa pada Renjun?"

Perasaan tidak nyaman itu muncul tapi aku berusaha untuk mengabaikannya. Lebih baik fokus pada kerja kelompok saja.

"Katanya satu kelompok anggotanya 5 sampai 6 orang. Kelompok kita sudah lengkap dengan Renjun ya?" ujar Park Woojin.

"Begitu ya? Sebetulnya karena banyak orang berkata kerja kelompok itu susah, aku jadi khawatir."

"Aku juga. Habis dimana-mana membicarakan kerja kelompok."

"Tapi, untung ada Woojin dan teman-teman yang kelihatan baik."

Dapat kulihat Woojin langsung tersenyum salah tingkah.

"Betul, Jaemin?"

"Ah, iya."

Renjun tersenyum lalu mulai mengobrol bersama anak-anak yang lain. Aku yang tadinya ingin menanyakan maksud senior Jongdae yang membawa-bawa nama Renjun memutuskan untuk bertanya lain kali saja.

Aku merasa beruntung karena ada Renjun dan walaupun aku belum kenal yang lain, mereka tidak ada yang kelihatan menakutkan.

TAK

Kepalaku otomatis mengangkat saat sebuah kaleng Coca-Cola diletakkan di sebelahku.

"Kelompok 3?"

Dan secepat itu aku menyadari Lee Jeno sudah berdiri di sebelahku dengan posisi yang sangat dekat.

🦄

nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now