06

376 155 10
                                    

"Kakak ngapain disini?,"Alfa bahkan merasakan kepanikannya di dalam suaranya.

"Kakak mau jemput kamu."jawab Kakak Alfa enteng.

Alfa mengerang"tapi kenapa masuk ke dalam kelas sih, Kak"Alfa berusaha sesantai mungkin saat mengatakan hal itu.

"Tadi, Kakak Nungguin Fafa di luar, tapi Fafa gak nongol-nongol. Makanya Kakak nyusul ke sini,"terang Mamanya.

Alfa melengos. Tidak cukup membuat Alfa kesal dengan kedatangannya yang tiba-tiba, kakakanya pun memanggilnya dengan panggilan yang menggemaskan itu untuk ukuran anak remaja seperti Alfa.

Alfa meringis, terimakasih kepada guru sejarahnya untuk keadaan saat ini. Gurunya yang sangat berdedikasi itu memutuskan untuk menyelesaikan penjelasan materi yang mereka pelajari dengan terlalu bersemangat/ kecuali Alfa , hingga melewatkan bel pulang seperti sekarang.

"Kakak tunggu di luar ya? Alfa mau beresin buku dulu,"pinta Alfa berusaha sabar.

Alih-alih mendengarkan, Kakak Alfa malah semakin memasuki kelas dan menarik perhatian teman-temannya. Alfa tidak terlalu heran dengan itu. Sebab Kakaknya memang agak sedikit keras kepala.

"Hai semuanya, Kakak kakanya Alfa,"riang kakaknya di depan kelas.

Alfa memejamkan mata. Menahan diri agar tidak menyeret Kakaknya yang manis ini untuk keluar dari kelas.

Detik berikutnya dia mendengar kakaknya mengajak teman-temannya untuk pergi ke rumahnya. Alfa menghela nafas berat. Kakaknya selalu berpikir bahwa Alfa tidak mempunyai teman. Namun, yang sebenarnya dia hanya tidak ingin.

"Kak Ges,"panggilnya, menghentikan Kakaknya yang mulai mempromosikan tentang bagaimana nyamannya kalau bertamu di rumah Alfa. Kakaknya ini.......Astaga!!.

Kakak Alfa yang ternyata bernama Gesa itu menatap Adiknya seolah bertanya 'Apa'.
Tak lupa dengan mata berbinar, seperti biasanya.

"Kakak tunggu di luar ya? Bentar lagi Alfa selesai, kok."ucap Alfa dengan senyum lemah.

Gesa mengerutkan kening, tapi ia mengangguk. Betapapun keras kepalanya ia, tapi dia tahu kalau adiknya sekarang sedang tidak baik-baik saja. Meski terkadang ia sedikit terlambat menyadarinya.

"Kakak tunggu di luar,"kata Gesa kemudian hendak berjalan keluar ketika Adel memanggilnya,

"Kak"

Gesa menghentikan langkah dan menoleh kearah Adel.

Adel berdehem dan melirik Dea,"Dea mau bicara sama Kakak."setelah mengatakan itu Alfa melihat Dea tersenyum kecil.

Tiba-tiba Firasat Alfa tidak enak melihat itu.

"Apa Dek?."

"Alfa boleh punya pacar nggak, Kak?."Tanya Dea.

Alfa mendengus tak percaya. Mungkin karena Dea sudah bertemu dengan Kakak Alfa tahun lalu, Dea berani bertanya deperti itu.

"Apasih, Dea. jangan bercanda!"Alfa berkata. Tapi Dea tidak menggubrisnya sama sekali. Melihat reaksi Kakak Alfa yang tampak terlalu tertarik dengan pernyataannya.

"Memangnya Alfa punya pacar? Beneran? Kok kamu gak kasih tau kakak sih Dek."rentet Gesa histeris. Sama sekali nggak percaya kalau adiknya yang tercinta ini memiliki kekasih.

Alfa memejamkan mata. Menahan diri untuk tidak mengumpati kakaknya yang satu ini. Bukannya dia berlaku kasar, tapi hanya saja ia tau bagaimana sifat kakaknya ini yang sebenarnya. Ketahuilah, Gesa itu tidak seperti yang kalian lihat sekarang.
"Gak ada Ges___eh Kak."Alfa berusaha meyakinkan."Dea kan cuman nanya tadi."

Seketika Binaran di mata Gesa menghilang. Tapi kemudian dia mengangguk juga"Tapi,,,, Kalau kamu memang mau pacaran, tidak apa-apa kok. Selama itu tidak membawa hal negatif dan menganggu belajar kamu,"ucap Gesa.

Seketika Dea bersorak heboh"ciyee....yang udah dapat lampu hijau...ciyee...ciyee...."

Alfa dengan susah payah menahan diri untuk tidak menyumpal mulut ember Dea dengan sepatu sekarang. Ditengah kekesalannya, Alfa tersadar, dan tatapannya melayang kearah Eja. Tapi dia memalingkan wajahnya dengan cepat karena Eja juga sedang menatapnya.

"Kakak tenang aja. Nanti kalau Alfa udah punya pacar, Dea pasti langsung kabarin Kakak,"Dea berkata ke Gesa.

Gesa tersenyum lebar mendengarnya"Makasih ya Dea."
Dan itu adalah pertanda buruk bagi Alfa. Ya....pertanda buruk......


"Yaudah, Kakak Gesa tunggu di luar yah?,"Gesa akhirnya kembali menatap Alfa, ia mendekat dan membisikkan sesuatu ke Alfa. Sebelum meninggalkan kelas Gesa juga melambaikan tangan kearah Dea, yang di balas cewek itu dengan riang.

Alfa dengan susah payah menahan diri untuk tidak meneriaki kakaknya sekarang juga. Apa yang dibisikkannya tadi membuat Alfa seketika lepas kendali.

"Cantik ya adik, kakak. Diliatin ama doi nya gitu amat. Dipojok belakang, sayang."kira-kira itu lah yang dibisikkan Gesa. Yang membuat Alfa melirik Eja sekilas. Benar saja, cowok itu menatapnya lekat sekali.

"Alfa dekat banget sama kakaknya, bikin iri."ucap salah satu teman Alfa.
Teman-temannya yang lain menimpali komentar itu dengan persetujuan. Beberapa juga membicarakan betapa cantiknya kakaknya Alfa, juga betapa manisnya saat berbicara.

Teman-teman Alfa mulai menanyakan hal-hal tentang kakaknya yang manis itu. Dia membalas pertanyaan teman--temannya dengan jawaban alakadarnya. Seraya membereskan buku miliknya dengan cepat.

Saking tergesanya, ia sampai menabrak seseorang di depan kelas.

"Sori"gumam Alfa kemudian mendongak. Ia tersentak mundur melihat siapa yang barusan ditabraknya. Gugup. Alfa kembali menunduk, sebelum melewati anak itu.

Alfa merutuki kecerobohannya sepanjang perjalanannya menuju gerbang. Diantara semua orang yang ditabraknya, kenapa harus menabrak Listia? Salah satu teman Eja? Yang persis seperti Dea itu....Astaga!!!.

Bodoh sekali!.



******

Alfa & Eja [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang