"Besok ikut saya." Itu tidak terdengar seperti pertanyaan sama sekali. Itu adalah perintah.

"Kemana? Ngedate??" Tanya Sherly sambil berbinar.

"Nanti juga kamu tau. Besok Setelah Duha saya tunggu."

"Setelah duha itu kapan?" Tanya Sherly sambil menunjukkan muka kepo.

Lagi-lagi Azmi menghela nafas. Sabar. "Sekitar jam 8 pagi, sabil."

"Ohh.. Oke deh."

Sumpah Sherly merasa ia akan berkencan dengan Azmi. Entah lah ia tak mau berpikir kira-kira dia diajak kemana. Takut kecewa nantinya.

Kita lihat saja. Kemana si pangeran tampan ini mengajaknya pergi.

"Saya permisi dulu." Azmi pamit menuju kamarnya, meninggalkan Sherly yang masih tersenyum penuh kesenangan.

Besok. Ia akan pergi bersama Azmi. Bersama Azmi. Bersama. Azmi!!!

—o0o—

"Ini tempat apaan sih?" tanya Sherly sambil melihat sekelilingnya.

Pohon kelapa mendominasi tempat ini. Semak belukar dikanan kiri. Hanya ada jalan setapak tempat berpijak mereka kini. Pantas saja ia harus berjalan kaki untuk ketempat tujuan. Karena mobil Azmi tidak mungkin bisa masuk kedaerah sini.

"Nanti juga kamu tau." Azmi berjalan memimpin.

"Abang Ustadz bukan mau perkosa saya kan?" Sumpah perkataan itu hanya untuk memastikan. Ia takut terjadi apa-apa.

"Astagfirullah.. Buang pikiran kotormu itu Sabil. Saya tidak mungkin macam-macam sama kamu." Azmi menghela nafas kasar. Tak habis pikir ia dengan gadis yang ada kebelakangnya ini.

"Yaa takutnya Ustadz khilaf gitu.." Ucapan Sherly hanya dibalas gelengan kepala oleh Azmi. Ada-ada saja pikiran Sherly ini.

20 menit berjalan kaki setelah turun dari mobil Azmi tadi. Akhirnya Sherly disapa dengan pemandangan yang amat sangat indah.

Ia baru tahu kalau ternyata didekat sini ada pantai. Dengan pasir putih dan deburan ombak nya. Terlihat sekali jika pantai ini sangat jarang didatangi turis. Atau bahkan memang pernah. Entahlah, nama tempat ini saja ia tidak tahu.

"Kamu bisa bermain dipantai nanti. Sekarang kita kesurau itu dulu." Azmi menunjuk sebuah bangunan kecil yang mirip seperti masjid. Akh, musolla lebih tepatnya.

Saat setelah Azmi dan Sherly masuk. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah anak-anak kisaran usia 5-9 tahun. Ada 13 anak didalam mushola berukuran 5×5meter persegi ini. Mungkin kira-kira segitu ukurannya. 7 laki-laki dan 6 perempuan.

"Assalamualaikum adek-adek." Azmi menyapa mereka saat ia sudah duduk diantara anak-anak tersebut.

"Waalaikumsalam Ustadz." mereka menjawab serentak dan dengan semangat.

"Oke hari ini pelajaran kita masih tentang sholat ya." Azmi memulai kegiatan mengajarnya. Sedangkan Sherly hanya duduk pada karpet disamping jendela kecil sambil memperhatikan kegiatan Azmi.

Ternyata kesini Azmi mambawanya pergi. Kesebuah pantai cantik dengan anak-anak yang mengaji didalam surau kecil.

"Loh? Minggu kemarin kan kita sudah belajar tentang sholat Ustadz. Bahkan Lisa udah sering sholat sekarang dirumah." Protes Salah satu anak yang memakai kerudung putih.

Bicara soal kerudung. Sherly sebenarnya ada niat untuk memakainya. Namun entahlah. Ia masih merasa banyak dosa. Walaupun ia pikir, Azmi pasti akan menyukainya jika ia memakai kerudung.

Azmi tersenyum menanggapi pertanyaan Lisa lalu melihat kearah Sherly. 'Eh, kenapa malah liatin gue?!' batin Sherly.

"Kenalin, itu kak Sabil. Ia ingin belajar Sholat, bersama kalian." Ucapan Azmi membuat seluruh anak menoleh dan menatap Sherly.

"Oh, hai. Salam kenal ya." Sherly melambai kan tangan kepada anak-anak tersebut dan membuat kedatangannya disambut baik oleh anak-anak.

Azmi tersenyum senang. Sherly mudah berbaur dengan anak-anak karna sifat cerianya.

Sherly belajar sholat bersama anak-anak. Azmi hanya mengarahkan sekali-kali. Sisanya para anak-anak tersebut lah yang mengambil alih.

11'14 AM

"Kak, ayo cepet." teriak Adam yang berada di bibir pantai sambil melambai kepada Sherly.

"Itu anak-anak sudah nungguin kamu. Sana main." Titah Azmi yang duduk diteras surau.

Sherly sangat ingin main air. Tapikan ia tak membawa baju ganti. Ia tak mau mengambil resiko pulang dengan baju basah. Bisa-bisa ia masuk angin nanti.

"Saya bawakan baju ganti jika yang ada dalam pikiran kamu adalah baju yang basah." Seperti orang yang bisa membaca pikiran, Azmi mengucapkan itu sambil terus menatap anak-anak yang sudah berlarian dan bermain air di pantai.

Sherly memekik girang dan hampir memeluk Azmi sangkin senangnya. Tau saja apa yang Sherly butuhkan. Akhirnya tanpa menunggu lagi. Sherly lansung berlari ke bibir pantai. Menghampiri anak-anak dan bermain air disana.

Sedangkan Azmi. Ia hanya memperhatikan Sherly yang terlihat sangat senang bermain dengan anak-anak didiknya. Hingga tanpa disadari kedua sudut bibir Azmi terangkat dan membentuk sebuah senyuman.

 Hingga tanpa disadari kedua sudut bibir Azmi terangkat dan membentuk sebuah senyuman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

'Mencintaimu serupa air laut. Pasang surut akan selalu ada namun air laut tak akan berubah rasa.'

-Sherly Salsabilla Wardhana.-

***

Thanks for reading yeay..

Mainkan imajinasi kalian semua. Jangan terlalu terpaku dengan visual yang gue pake. Oke.

See you👋

Ustadz, I LOVE YOU [ℂ𝕆𝕄ℙ𝕃𝔼𝕋𝔼𝔻]Where stories live. Discover now