•Chapter 5•

46K 2.5K 18
                                    

Bagian kelima


Enjoy gaes🍃

=================
#Edisi Revisi

Dengan semangat yang menggebu. Sherly melangkah tepat dibelakang Azmi. Semua santri melihat kearahnya, namun Sherly tak ambil pusing. Ingat bukan, menjadi pusat perhatian adalah kebiasaan dalam hidupnya.

'Akhh.. Demi apapun! Gue seneng banget bisa deket-deket gini ama dia."

Andai saja handphonenya tidak disita Azmi. Dapat dipastikan jika Sherly akan memposting, buat instaStory, Status WA, dan kalo bisa ia akan membobol Channel Youtube Angga dan bikin Vlog sebanyak-banyaknya. Moment yang perlu diabadikan.

"Sabil."

"Eh, iya kenapa?" Tanya Sherly bingung karna Azmi tiba-tiba berhenti dan menatapnya.

"Kamu kenapa ikut saya sampai sini? Ini tempat sholat laki-laki."

Perkataan Azmi reflek membuat Sherly memutar kepalanya. Melihat sekeliling. Dan yap, semua mata tertuju padanya dengan tatapan yang entah Sherly tak tahu.

"Aduh, Bego banget sih. Ini malunya ke ubun-ubun cuk." Gumam Sherly merutuki kebodohannya.

"Emm, sorry." Ucap Sherly kemudian melesat pergi dari tempatnya berdiri tadi.

Ia akhirnya memutuskan kembali pulang ke rumah Umi.

'Gak jadi solatnya lah. Mager gue jadinya gegara malu." Ujarnya bermonolog.

-o0o-

Tok! Tok! Tok!

"Sherly, umi sudah masak untuk makan malam. Ayo makan nak." Ujar seseorang wanita dari balik pintu.

Sherly yang mendengarnya nampak senang. Dan, hanya satu hal dalam pikirannya yang membuat ia senang. Ia makan bersama Azmi.

"Iya umi Sherly keluar." Ujarnya sambil menuruni ranjang lalu berjalan kearah pintu dan membukanya.

Sesampainya diruang makan. Sherly duduk disamping umi. Tepat didepan umi, Ada Azmi. Dan Abi, seperti kepala keluarga pada umumnya, ia duduk di antara azmi dan Umi.

"Kamu tadi kemana?" Tanya Azmi saat setelah selesai makan. Abi baru saja pergi kekamar. Katanya sedang kurang enak badan. Umi sedang berada di dapur yang dapat terlihat dari tempat Sherly dan Azmi duduk. Mereka kini masih di meja makan.

"Kesini." Jawab Sherly enteng.

"Kenapa tidak ikut sholat?"

"Udah mager lah Abang Ustadz. Lagipula gue- eh aku malu pake banget gara-gara kejadian di masjid tadi." Sherly menjelaskan dengan jujur.

Azmi menghela nafas. Memikirkan jalan yang akan ia ambil untuk mendidik Sherly. Ia paham betul jika Sherly tak bisa diajari dengan terlalu bebas ataupun paksaan.

Wanita adalah makhluk yang diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Jika terlalu keras ia akan patah. Dan jika dibiarkan ia akan selamanya bengkok dan itu salah.

Ustadz, I LOVE YOU [ℂ𝕆𝕄ℙ𝕃𝔼𝕋𝔼𝔻]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora