Haruskah Kubiarkan diriku egois?

30 2 0
                                    


diana kembali nih 

ada yang nunggu lanjutannya???

happy reading guys

*********************************

 Aku memilih menghindar dari Favian, aku tau aku salah namun aku juga tidak bisa membiarkan andre sendiri saat ini, bukan hanya karna andre namun untuk diriku juga aku salah jika aku berpikir aku bisa melepaskan perasaanku semudah yang aku pikirkan semakin aku berusaha menghapus jejaknya justru semakin jelas perasaanku padanya

Lagi-lagi aku mengutuk diriku yang begitu lemah, aku membenci diriku yang tidak bisa menjaga komitmen dengan baik, bayangan favian dengan segala ketulusannya membuatku menangis aku tidak tau aku harus berbuat apa, aku ingin berada diantara keduanya, aku meyakinkan diriku bahwa aku hanya ingin ada disisi andre saat ini bukan ingin kembali kesisinya, aku akan tetap memilih ada disamping favian jika dia bisa memberiku waktu hanya sampai andre bisa tersenyum kembali sampai ibunya pulih dan bisa menopangnya lagi hanya sampai itu saja

dering telponku kembali terdengar sudah puluhan panggilan tak terjawab disana dan hampir semua dari favian

"kamu disini ternyata" aku terlonjak kaget saat seseorang menepuk bahuku walaupun pelan namun efeknya begitu mengejutkan aku menatap kosong kearahnya ingan rasanya aku menghilang dari pandangannya begitu besar rasa malu yang menyelingkup dihatiku saat ini

"lo tega banget, gak kasian apa laki lo kayak anak ayam kehilangan induk" aku menutup mukaku dengan kedua telapak tanganku 

"sebenarnya gue pingin banget menghajar lo saat ini namun gue gak akan bisa, belum terlambat buat mengakhiri ini din, jangan egois lo harusnya bersyukur bisa memiliki dia walaupun bukan dia yang lo pingin tapi percaya saja sama Tuhan pasti dia ngasih yang terbaik diantara yang baik" kak elisa menarikku dalam pelukannya membuat tangisku pecah

"äku bingun kak, aku... "aku tak tau bagaimana menjelaskan perasaanku pada orang lain saat ini karna akupun sadar pilihanku saat ini salah namun aku ingin terus menjalani ini hingga saat aku yakin andre sudah punya pegangan lagi

"andre dan favian memang mempunyai sifat yang berbeda, namun saat ini lo gak bisa memilih din  ada yang nyata didepan lo, jangan mengorbankan itu demi sesuatu yang masih semu" kurasakan kak elisa mengulus pundakku pelan 

"gue berharap lo bisa berpikir jernih, gue udah tau semuanya jangan seperti gue yang hanya bisa jadi bayangan diantara mereka, gue juga mau jadi nyata din sama seperti lo, tapi lo? gue harap lo gak akan mengorbankan rumah tangga lo" kembali elisa menasehatiku sebelum akhirnya dia melepaskan pelukannya ditubuhku

"suami lo menunggu kabar, hubungi dia jangan buat dia cemas" kak elisa menepuk pundakku sebelum meninggalkanku sendiri masih dalam isak

"kak" panggilanku membuat kak elisa berbalik menatapku, aku memberi senyuman sendu kearahnya

"thanks kak" kak elisa tersenyum kemudian berbalik dan melambai

aku menghapus air mataku lalu meraih hape dari saku celanaku untuk saat ini aku akan mengijinkan hatiku egois biar hanya saat ini 

"sayang kamu dimana, dari tadi aku cariin gak ketemu kamu baik-baik ajakan" ungkapan keceman langsung terdengar begitu sambungan telpon tersambung, hatiku kembali sakit membayangkan bagaimana cemasnya favian saat ini

"maaf mas" aku belum bisa merangkai kata apa yang bisa aku ucapkan helaan napas berat tertengar dari sana

"andre sudah memberi tahuku semua" sunyi aku kehilangan kata-kata aku sungguh tak menyangka andre akan memberi tahu favian semua walaupun aku sendiri belum tau apa yang andre katakan

PENGORBANAN HATIWhere stories live. Discover now