PERNIKAHAN

43 1 0
                                    

favian menarikku ketangga darurat, baru kali ini aku melihat raut datar diwajahnya beberapa orang kaget melihat favian menarikku, kevin yang hendak mencegahnya hanya kuberi gelengan kepala dan akhirnya membiarkan kami

favian memandangku saat kami tiba ditangga darurat, setelahnya dia menarikku kedalam pelukannya, entah karna masih sesak aku kini menangis dalam pelukannya

"gak usah didengarin omongan mama, anggap gak pernah ketemu" ucapan favian justru membuatku tambah sedih, entah mengapa tuhan mempertemukan aku dengan keluarga ini yang kebalikan dari keluarga rio dulu, aku sungguh tidak tau berterima kasih justru mengabaikan keluarga ini

"maaf"

"kamu gak salah di" aku akhirnya membalas pelukannya ada getar dihatiku namun aku tidak tau apakah karna aku mulai menyukai atau tidak

"yah udah kita pulang entar ketinggalan pesawat"aku menatapnya kaget

"serius mau ikut" tanyaku

"sayangkan tiketnya" aku sepenuhnya lepas dari pelukannya

kami tiba dibandara hasanuddin makassar setelah kurang lebih 2jam mengudara, kak dara terus memegang tanganku seakan tau kekalutan dalam hatiku, sementara favian merapikan bawaan kami

sebelum lanjut kemaros favian meminta menunggu jemputan temannya yang katanya juga mau pulang kemaros

selama dipesawat kak dara dan favian terus bercerita sedangkan aku memilih memejamkan mata menenangkan pikiranku, aku bukan belum merelakan rio namun membayangkan bertemu lagi dengannya, bella dan keluarganya membuatku galau jujur masih ada kerinduan dalam hatiku pada rio, aku memang tidak pernah menanyakan langsung pada lena tentang keadaan rio namun lena pernah bilang rio kurusan dan tak secerah dulu lagi

"makan dulu din" aku mengangguk saat favian menyuruhku makan

"kak dara mana"

"toilet" aku makan tanpa bisa menikmati benar makanan dihadapanku 2jam lagi aku akan tiba dikampung halamanku dan entah aku akan langsung bertemu rio atau keesokan harinya, rencana kak dara kami akan hadir diacara akad nikahnya biar sebelum pulang sempat jalan-jalan dan berkunjung kesanak saudara

"tenang aja, kalau gak sanggup liatnya peluk aku aja nanti" aku tersenyum mendengar ucapan favian apalagi saat favian menggenggam tanganku diatas meja seolah ikut menguatkan

"aku baik-baik aja vi" dia mengangguk

"aku tau" kami sama-sama tersenyum

kak dara datang dan favian segera menarik tangannya membuatku tertawa

"ada yang belum gue tau" selidik kak dara yang dibalas tingkah serba salah oleh favian

"lo udah tau, dan jawabannya masih sama" mereka berdua tertawa membuatku menaikkan alis bingun namun kak dara hanya menaikkan bahunya acuh saat aku menatapnya minta penjelasan

"ayo teman aku udah dipintu keluar" kami segera menuju pintu keluar

"halo vi makin cakep aja lo" mereka berdua berpelukan ala teman lama setelah mobilnya melaju meninggalkan bandara

"lo juga, aku jadi pingin banget ketemu rangga"

"rangga udah gede lo sih waktu kesini gue lagi keluar kota jadi gak bisa ketemu, oh iya ini siapa" tanyanya sambil menoleh kebelakang sebentar

" teman kerja gue dan kakaknya, din ini dr aswin yang gue ceritain itu"

"diana dok, dan ini kakak aku dara"

"salam kenal"

"lo tinggal dimaros bagian apa"

"balusaraung"

PENGORBANAN HATIWhere stories live. Discover now