8

11.4K 980 63
                                    

Ketika pintu kamarnya dibuka dari luar, Rose tidak menyangka kalau Jungkooklah yang masuk. Lelaki itu telah sepenuhnya mengabaikannya akhir-akhir ini. Rose bahkan hampir tidak pernah melihat lelaki itu, kecuali dari pemandangan ketika Jungkook memasuki mobilnya diteras bawah yang kelihatan dari jendela lantai dua tempat Rose dikurung.

Dan seperti biasanya, lelaki itu tampak marah. Rose mengerutkan alisnya,kenapa lelaki itu tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis. Apakah lelaki itu tidak pernah merasakan bahagia sedikitpun didalam hatinya?

Tanpa basa basi, Jungkook melempar jasnya ke kursi dan melonggarkan dasinya, lalu menatap Rose tajam.

"Apa yang kau katakan kepada Istri Taehyung?"

Rose langsung mengkerut takut. Jisoo mungkin telah menyampaikan permintaan tolongnya kepada Taehyung dan Taehyung mengatakannya kepada Jungkook.

Ketika rasa ketakutan menggelayutinya, Rose langsung menggelengkan kepalanya mencoba mengembalikan keberaniannya. Diingatnya wajah ayah dan ibunya yang bahagia, lalu tergantikan dengan wajah pucat mereka yang terbaring dipeti mati. Kebencian dan kemarahan adalah senjatanya untuk menghadapi Jungkook.

"Aku memang meminta tolong kepada Jisoo untuk menyelamatkanku" Rose mengangkat dagunya angkuh, menantang Jungkook. Jungkook menggeram marah, matanya menyala.

"Coba saja kalau kau berani. Minta jisoo untuk membebaskanmu, dan kalau perempuan itu berani melakukan sesuatu, aku akan
melenyapkan nyawanya" Jungkook mendesis geram.

"Dan aku tidak pernah main-main dengan perkataanku Rose, kebebasanmu akan diganti dengan nyawa orang-orang yang lengah atau orang-orang yang mencoba menyelamatkanmu"

Wajah Rose memucat. Apakah Jungkook benar-benar akan melukai Jisoo? Diingatnya senyum lembut diwajah cantik Jisoo dan kebaikan hati perempuan itu. Ah ya Tuhan, Jisoo adalah satu-satunya kesempatannya untuk melepaskan diri. Tetapi jika gantinya Jungkook akan melukai Jisoo, maka Rose tidak punya kesempatan apa-apa lagi.

"Kenapa kau tidak melepaskanku?Aku muak menjadi tawananmu"

Jungkook menyipitkan matanya, mengamati Rose dari ujung kepala sampai kaki.

"Terlalu mudah jika aku melepaskanmu, kau pasti akan mencari cara untuk membalaskan dendammu lagi dan terlalu mudah pula kalau aku membunuhmu, tubuhmu terlalu nikmat untuk mati sia-sia"

Jungkook melangkah mendekat, dan otomatis Rose langsung melangkah mundur.

"Jangan...jangan mendekat!"

Rose tanpa sadar mencengkeram dadanya dengan gerakan melindungi diri. Jungkook sudah pernah memaksakan kehendak kepadanya, memar ditangannya masih terasa nyeri, bekas ikatan dasi yang kejam dipergelangannya.

Jungkook hanya tersenyum meremehkan melihat gerakan Rose itu.

"Kau tahu kau tidak bisa menolak kalau aku ingin memaksamu, apakah kau tidak belajar dari pengalaman bercinta kita kemarin?"

Dengan tenang lelaki itu melemparkan dasinya yang sudah dilonggarkan ke lantai, lalu melepas kancing kemejanya, satu demi satu.

Rose menatap pemandangan didepannya itu dengan panik.

"Kau...kau mau apa??"

"Menurutmu aku mau apa?"

Jungkook melemparkan kemejanya dan berdiri dengan dada telanjang didepan Rose, Tubuh lelaki itu luar biasa indah, ramping tapi kuat dengan otot-ototnya yang menyembul, terlihat begitu keras.

"Aku mau mandi"

Jungkook tampak geli melihat keterkejutan Rose.

"Dan kau ikut denganku"

Sleep With The Devil :: RosekookWhere stories live. Discover now