2 : Pak Ayang Tersayang

Mulai dari awal
                                    

"Halah bilang aja modus mau ketemu Pak Dino." kata Anna dengan bibir nyinyirnya. Sementera itu Vania malah memeluk lengan Anna sambil senyum-senyum so imut.

Sejak awal Anna sudah mengetahui akal bulus keponakannya ini. Alasan kuat apalagi memangnya yang membuat Vania Elnara mau mengantarnya ke ruang dosen jika bukan karena Pak Dino. Dan sikap Vania yang bergelayut manja padanya ini menjadi bukti kuat tanpa perlu Vania mengatakannya.

Anna tahu keponakannya ini memang menaruh hati pada salah satu dosen di kampus ini, Dino Witcaksono. Ya laki-laki yang selalu Anna sebut sebagai Dinosaurus karena kepribadian anehnya. Jutek, dingin, dan bermulut pedas, tapi di saat yang bersamaan juga konyol. Dan ya... penggemar berat Jennie Blackpink sampai kunci mobil pun gantungannya Blackpink. Memang apalagi istilah yang pas jika bukan 'aneh'.

Eh... tapi Anna tidak boleh seperti itu. Gitu-gitu juga Pak Dino ini adalah mantan orang yang dijodohkan dengannya. Anna pernah mencicipi manis pahitnya merajut kisah bersama Dinosaurusnya itu. Anna pun buru-buru meminta maaf dalam hati.

Omong-omong soal perasaan Vania pada mantan orang yang pernah dijodohkan dengannya itu, Anna tidak akan pernah lupa bagaimana hebohnya keponakannya itu saat mengatakan sesuatu yang tidak diduga-duga pada neneknya atau yang tak lain dan tak bukan adalah eyang dari keponakannya ini.

Saat itu cuaca sedang mendung, guntur bersahutan dimana-mana. Tiba-tiba Vania yang baru pulang sekolah berhambur masuk ke rumah eyangnya. Berlari-lari mencari eyangnya setelah mengucapkan salam. Dan begitu bertemu dengan eyangnya yang kebetulah dia sendiri ada di sana, keponakannya itu langsung duduk di sebelah neneknya.

"Eyang..." Vania bergelayut manja di lengan eyangnya yang sudah keriput itu, "Eyang masih mau kan Pak Dino jadi cucunya Eyang? Nia mau kok ngegantiin Ate Anna buat dijodohin sama Pak Dino."

Jduaaaaaar...

Guntur langsung berkumandang. Seolah bukan hanya Anna atau neneknya saja yang kaget dengan pertanyaan tiba-tiba Vania. Tapi alam semesta pun ikut kaget karena setelah suara guntur yang begitu keras dan menakutkan itu angin pun ikut berhembus kencang.

"Ate... Ate..." Vania menghuncang-guncang tangan Anna, membuat tantenya itu terkesiap. "Kok malah ngelamun sih?"

"Eh... udah ah Ate mau ngasihin dulu map ini ke om kamu takut nungguin." kata Anna seraya melepaskan tangannya dari gelayutan Vania.

"Iiih... Ate... Nia ikut..." Vania buru-buru menyusul Anna yang sudah melangkahkan kaki.

"Kamu gak ada kuliah apa?" tanya Anna tanpa menghentikan langkahnya.

"Baru aja keluar." jawab Vania.

"Oh... ya udah tapi nanti di sana jangan bikin ulah ya." Anna memperingatkan keponakannya itu.

"Siap, Kapten!" Vania menghormat pada Anna. Tak lupa senyum lebarnya ikut menemani.

Yes!

Vania senang sekali karena bisa bertemu pujaan hatinya lebih awal tanpa harus menunggu jam selanjutnya. Tidak apa-apa deh Vania melewatkan makan siangnya, asal dia tidak melewatkan kesempatan emas untuk berkunjung ke kandang Pak Ayangnya. Hihi... Vania tertawa dalam hati. Senang sekali rasanya walau hanya akan melihatnya saja.

Begitu sampai di depan ruang dosen jantung Vania mulai bergemuruh tidak karuan. Ada perasaan tidak sabar dan berdebar-debar, seperti tidak sabar menunggu hari esok liburan ke puncak.

Sebentar lagi... sebentar lagi Vania akan bertemu dengan Pak Dino, laki-laki yang sesumbar dia sebut Pak Ayang. Sebentar lagi... sebentar lagi setelah enam bulan berlalu tanpa bisa melihat dia dengan puas saat di kelas, kini Vania akan melihatnya kembali. Vania sudah sangat rindu pada Pak Ayangnya. Selama enam bulan terakhir dia hanya bisa menjadi penguntin di akun sosmed Pak Dino atau menguntitnya jika bertemu di area kampus, hal itu karena Pak Ayangnya itu tidak pernah membalas pesan yang Vania kirim. Dia selalu mengabaikannya. Sakit hati sih pastinya, tapi Vania berusaha kuat dan tegar. Bukankah cinta itu perlu perjuangan? Romeo saja sampai rela mati demi memperjuangkan cinta Juliet. Bella Swan saja sampai rela jadi vamvir demi memperjuangkan cinta Edward Cullen. Sangkuriang saja sampai jadi anak durhaka demi memperjuangkan cinta Dayang Sumbi. Eh tapi Vania gak mau jadi anak durhaka. Kata Bundanya anak durhaka itu bakal masuk neraka. Iih Vania bergidik sendiri membayangkannya. Amit-amit.

Jatuh Cinta Itu...🍎 [New VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang