•**•

Pernapasan Yujin kembali stabil dengan bantuan oksigen yang dipasang dihidungnya.

Juyeon akhirnya bisa menghela nafas panjang, dia duduk disebelah ranjang Yujin. Menunggunya kembali sadar.

Disisi lain, Jisung berjalan dengan langkahnya yang cepat menuju kamar Jeno.

"Halo, Hyunjin pacar lo disini" ujarnya lewat telfon.

"Iya emang lo kan mau bawak kesini..."

"Bukan itu maksud gue bangsat, pacar lo masuk kamar, apasih namanya"

"Opnam? Kok bisa! Kenapa?! Lo apain dia hah?"

"Cepet lo ke ruang mawar nomer 12"

Telfonnya langsung dimatiin begitu Jisung menyebut ruangannya.

Masih dengan tangan yang mencekram pergelangan tangan Siyeon, Jisung hampir tiba didepan kamarnya Jeno.

Tak lama dia ngeliat Hyunjin barusan keluar kamar dan dia langsung berhenti lari setelah liat Jisung dan seseorang yang sangat dia yakini bahwa dia adalah penyebabnya.

Siyeon mulai panik dan ingin sekali melepas tangannya Jisung, menarik-nariknya tapi gak berhasil. Jisung malah ngedorong dia buat maju dihadapannya Hyunjin, biarkan Hyunjin yang membalas atas perbuatan Siyeon tadi yang mencelakai gadisnya.

Tapi Hyunjin sekarang sedang dikejar waktu, dia sudah muak sama Siyeon. Lelah rasanya menghadapi gadis itu, dikasari gak kapok di lembutin malah kayak gini jadinya.

Alhasil Hyunjin cuma berhenti sejenak melihat gadis dihadapannya itu sedang ketakutan menghadapinya.

Tangan Siyeon mulai bergemetar dan dia langsung nunduk begitu terasa Hyunjin sudah ada disampingnya.

"Lo tau? Kalo gue bisa minta sesuatu sama tuhan sekarang, gue bakalan minta agar lo bisa musnah dari bumi" ujarnya berbisik ditelinga Siyeon.

"kenapa? Karna tempat lo bukan disini, tapi di neraka!" Lanjutnya sontak ngebuat Siyeon makin ambyar dan tubuhnya langsung lemes, jatuh ke bawah.

Hyunjin gapeduli sama Siyeon yang udah dramatis gitu, dia langsung lanjut lari menuju ruang mawar, kamar Yujin. Tentunya diikuti Jisung dibelakangnya.

Siyeon hanya bisa menangis sekarang, dia menangis hebat mengingat perkataan Hyunjin yang sungguh kejam kepadanya. Tapi memang pantas dia mendapatkannya.

Tapi tiba-tiba dia berhenti menangis, karna melihat sapu tangan ada didepan matanya. Siyeon melihat keatas, melihat siapa yang masih peduli dengannya.

Ternyata itu seseorang yang dia kenali, gadis itu segera menghapus air matanya dengan cepat.

Sadar bahwa sapu tangan yang dia kasih gak terpakai, akhirnya lelaki itu jongkok, agar bisa melihat wajahnya jeleknya lebih jelas.

"Muka lo jelek banget" ujarnya sambil menepikan rambutnya yang menutupi wajahnya.

Tapi gadis itu menepikan tangannya dan segera berdiri.

•END GAME• Hyunjin•Where stories live. Discover now