Liburan Singkat (2)

26.2K 610 71
                                    


Melihat Gilang merubah posisi tidurnya, membuatku sedikit kesal dan akhirnya hanya bisa pasrah. Apalagi karena suasana kamar yang gelap, aku gabisa melihat apa yang Gilang dan Ifan sedang lakukan.

Lalu aku membalikan badanku dan mencoba tidur, karena kecapean aku langsung tertidur dengan sendirinya.




***





Pagi harinya aku terbangun karena mendengar suara ketukan di pintu kamar.

"Bangun-bangun nanti telat" teriak nenekku sambil menggedor pintu kamar.

"Iya nek udah bangun kok" balasku.

Aku segera membuka mataku dan melirik ke arah kanan. Di sampingku terlihat Ifan sedang memeluk perut Gilang yang masih tertidur pulas.

"Ngapain sih Ifan harus meluk-meluk?, bikin gue kesel aja deh pagi-pagi" ucapku emosi.

Karena cemburu aku mengangkat tangan Ifan dari perut Gilang dan membangunkannya.

"Bangun woy udah pagi" kataku sambil menggoyangkan badan Gilang.

"Hmm masih ngantuk banget nih gue" bales Gilang.

"Udah di ketok noh sama nenek" jawabku.

Lalu Ifan juga terbangun dari tidurnya.

"Jam berapa ini?" tanya Ifan.

"Udah jam 7 lebih" jawabku singkat.

"Fan lo mandi duluan gih, gue masih mau ngumpulin nyawa dulu sebentar" kata Gilang yang masih males mengangkat kepalanya dari bantal.

"Ya udah gue mandi duluan ya" Ifan segera bangun dari kasur dan berjalan ke kamar mandi.

Melihat Ifan udah masuk ke kamar mandi, aku kembali tiduran di atas kasur. Sambil merebahkan badanku, aku melirik Gilang yang masih tidur disampingku dengan posisi memunggungiku.

Entah keberanian dari mana, aku memberanikan diri untuk menempelkan wajahku ke punggungnya. Melihat ga ada respon darinya, aku beranikan lagi untuk memeluk badannya dari belakang.

Gilang yang kaget langsung mengangkat kepalanya dan menoleh ke arahku.

"Lo ngapain put?" tanya Gilang bingung.

"Gueeee... gueee... gueeee... pengen meluk lo aja ka" jawabku lirih.

"Hmmmm"

Anehnya Gilang ga membalas lagi omonganku dan kembali menjatuhkan kepalanya ke bantal.

Mendapatkan lampu hijau darinya, aku semakin erat memeluk badanya dan menempelkan mulutku ke belakang lehernya. Aku merasa sangat nyaman saat memeluk Gilang, seakan mimpiku selama ini menjadi kenyataan.

Tercium wangi badannya yang semakin membuatku nyaman, wanginya lebih enak dari aroma terapi yang sering dinyalakan oleh nenekku.

Lalu Gilang merubah tidurnya menjadi terlentang, seolah-olah ia memberikan izin padaku untuk memeluknya. Entah kenapa aku bisa sebaper ini sama Gilang, aku ga peduli lagi sama hubungan Ifan dan Gilang. Yang ada di pikiranku sekarang hanyalah bagaimana caranya aku bisa mendapatkan hati Gilang.

MY UNCLE'SWhere stories live. Discover now