Revenge (1)

2.3K 114 0
                                    

Berhari-hari kemudian aku lalui dengan hampa, bosan, sedih, dan emosi, ternyata ibuku bersungguh-sungguh dengan perkataannya untuk sangat membatasi kegiatanku di luar rumah. Aku tidak diizinkan lagi untuk membawa kendaraan sendiri ke sekolah dan diwajibkan untuk langsung pulang ke rumah setelah jam sekolah berakhir. Rasanya seperti menjadi tahanan kota, tidak ada lagi nongkrong bersama temen-temen apalagi bermain sampai larut malam.

Rasanya kehidupanku berubah 180 derajat, karena sejak SMP aku selalu diberikan kebebasan oleh orangtuaku, namun karena sebuah fitnah, kebebasan itu harus hilang untuk sementara waktu dari hidupku.

Temen-temen di sekolahku pun mulai aneh melihat perubahanku, yang biasanya easy going menjadi serba sulit dan ketat. Tapi aku mencoba menjalaninya dengan pasrah menerima hukuman dari ibuku, pastinya yang paling berat adalah aku menjadi sulit untuk bertemu dengan Gilang. Hampir setiap hari kami hanya berhubungan melalui chat atau telefon saja. Rasanya seperti kembali menjadi anak SD wkwk, atau sekarang bisa juga disebut sebagai hubungan online.


(2 Minggu Kemudian)


Ga terasa hari-hari berat ini bisa kulalui sendiri, aku pun mulai merasa sangat bosan dan ingin sekali memberontak. Tapi apa daya, semua uang dan fasilitasku masih tergantung dari orang tua, sehingga mau gamau aku hanya bisa pasrah dan menerimanya.

• • •

Hari ini merupakan hari Jumat, sebelumnya hari Jumat selalu menjadi hari yang kutunggu-tunggu, karena biasanya sepulang sekolah aku selalu bermain dengan teman-temanku hingga larut malam, sedangkan kali ini sepulang sekolah aku harus langsung pulang ke rumah dengan terpaksa.

Seperti biasa sesampainya di rumah aku langsung mengurung diri di dalam kamarku. Aku hanya keluar jika ingin mengambil makan dan kembali lagi ke dalam kamarku. Biasanya aku menghabiskan waktu dengan menonton film atau telfonan sama Gilang, tetapi hari ini rasanya sangat berbeda. Aku merasa sangat bosan dan jenuh sekali di rumah, terutama di dalam kamarku sendiri.

Aku berdiri di depan jendela kamarku dan melihat mobil Ifan tidak ada di pekarangan rumah. Karena aku sedang sangat suntuk, aku pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah nenekku.

Saat berjalan menuju ke ruang keluarga, dari kejauhan aku melihat seorang pria sedang duduk di sofa sambil membuka tas ransel besarnya. Aku pun semakin penasaran dan terus berjalan mendekatinya. Sampai akhirnya aku terkaget gembira.....

"Aaaaahhhh, om Antooooooo" teriakku sambil berjalan cepat ke arahnya.

"Putraaa!!, wah udah besar ya kamu sekarang"

"Iya dong om, bentar lagi juga mau kuliah nih, om kok pulang ga bilang-bilang sih?" tanyaku.

"Tadinya emang ga ada rencana buat pulang sih, tapi kebetulan aja kemaren ada acara disini, ya udah mending sekalian nengok rumah jugakan put"

"Iya sih om, kan tetep aja rumah asli om itu disini" balasku.

Sebelumnya aku merasa sangat bosan dan kesepian, tetapi setelah bertemu Anto rasanya moodku kembali menjadi baik.

Kita terus mengobrol tentang banyak hal, karena memang sudah cukup lama kami tidak bertemu. Kali ini Anto terlihat lebih dewasa dan cool dari sebelumnya, maklum mungkin karena usianya sebentar lagi akan menginjak kepala 3.

Dari obrolan kami, akhirnya aku tahu bahwa Anto akan menginap di rumah selama 3 hari. Tentunya hal ini membuatku gembira, karena akhirnya ada lagi "pamanku" yang baik di rumah, walaupun hanya untuk beberapa hari saja.

Sampai ga terasa kita mengobrol cukup lama dan waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 malam.

"Aku ke atas dulu ya put, mau mandi ah gerah banget udara Jakarta" ucap Anto.

MY UNCLE'SDonde viven las historias. Descúbrelo ahora