"B-baik, Pak."

"Sekarang kalian bisa masuk, saya tinggal dulu. Permisi," pamit Pak Ahmad. Dibalas anggukan mereka berenam.

"Mari masuk," ucap Bu Asih ramah.

Zee dkk masuk ke dalam kelas. Tampak riuh saat mereka masuk, membuat kepala Zee serasa ingin pecah.

'Ck ck. Bidadari jatuh dari khayangan ini mah.'

'Yawloo itu yang lagi lipet tangan ganteng banget.'

'Astaga siapin kain kafan, gue sesek napas.'

'Mau mati lo?!'

"Perkenalkan diri kalian."

"Zee."

"Kaila."

"Vania."

"Zalfa."

"Rangga."

"Cleo."

Semua dibuat ternganga dengan perkenalan sangat singkat dari mereka. Sama halnya dengan Bu Asih yang masih bengong dengan tatapan tak percayanya.

"Bu?" panggil Kaila mencoba sopan.

Bu Asih mengerjapkan matanya berulang kali. Mencoba untuk fokus kembali.

"Ah? Iya. Saya Asih Dewi. Kalian bisa panggil saya Bu Asih. Saya guru biologi sekaligus wali kelas. Sekarang kalian duduk di bangku belakang sana," ucap Bu Asih kikuk. Menunjuk kelima bangku yang masih kosong. Letaknya di belakang, pojok kanan, dekat jendela. Anti mainstream sekali.

Sebelum berjalan mendekati bangku Zee tersenyum manis ke arah Bu Asih. Itu memang sengaja ia lakukan untuk menghargai Bu Asih sebagai guru. Sedingin-dinginnya orang, Zee juga masih punya tata krama.

Senyuman dari Zee membuat kelas kembali ramai.

Astagaaa senyum nya manis banget gilakk!

Leleh hati abang, dek.

Alay lo!

Zee dkk langsung menuju kearah bangku tersebut, sejurus kemudian mereka sudah duduk rapi.

Tanpa Zee sadari, sedari tadi ada seseorang yang memperhatikannya dengan senyum tipis dibibirnya.

Manis.

Pelajaran dimulai, pelajaran yang sangat-sangat sudah dimengerti oleh Zee dkk, kecuali Cleo. Dia memang belum tamat SMA. IQ nya terlalu rendah untuk disebut sebagai seorang siswa.

****

Kring...kring...kring
Bel istirahat

"Baiklah cukup sampai disini, minggu depan kita lanjutkan lagi. Terimakasih." ucap Bu Asih lalu pergi keluar kelas diikuti siswa lainnya.

Zee dkk menuju kearah kantin. Masih banyak orang-orang yang mengumbar kekagumannya. Bukannya apa, hanya saja Zee terlalu risih di perhatikan seperti itu. Kalau saja ini bukan hari pertamanya, sudah ia robek mulut siswa-siswi itu.

Zee dkk terduduk di salah satu bangku yang pas sekali ada 6 bangku dan satu meja.

Zalfa mengedarkan pandangannya seolah mencari sesuatu. Pandangannya terhenti saat melihat gadis dengan rambut kuncir kuda.

"Eh! Lo!" panggil Zalfa pada gadis itu.

Yang merasa terpanggil pun hanya menoleh dengan tatapan polosnya.

"Ss..saya, kak?" tanya gadis itu.

Zalfa memutar bola matanya malas, "iya lo."

Gadis itu menghampiri meja Zee dkk dengan takut-takut.

Troublemaker My Ice Girl✔Where stories live. Discover now