제25부

2.4K 290 14
                                    

"Kak Changbin..."

Jika itu bukan Changbin, Jisung sangat yakin ia akan marah-marah pada orang tersebut.

Namun ternyata orang yang menggenggamnya adalah Changbin, senior yang sedang ia hindari 3 minggu terakhir ini.

Jisung langsung diam tidak bisa berbicara apa-apa lagi selain menatap kaget kearah seniornya itu.

Changbin yang masih menggenggam kuat tangan Jisung kemudian mulai berjalan dan menarik kasar tangan kecil itu untuk mengikuti langkahnya, membuat empunya hanya merintih merasakan sakit pada lengannya.

"Kak sakit! Lepasin..." rintih Jisung. Kakinya berusaha untuk berhenti agar tidak terus mengikuti tarikan Changbin.

"Ikut aku" ucap Changbin dengan nada datar. Tarikan Changbin semakin kuat karena Jisung yang sedang berusaha untuk menghentikan langkahnya,

"Kak...aku harus bekerja! Lepasin!!" bentak Jisung. Tangan Jisung yang lain mulai berusaha untuk melepas buku-buku jari Changbin yang menggenggam lengannya.

Bentakan Jisung membuat Changbin terdiam. Ia melepaskan lengan itu dan berbalik menghadap Jisung yang ternyata sedang menatapnya dengan pandangan takut.

PLAK!

Changbin menampar Jisung cukup keras tepat dipipi kanannya, membuat Jisung terkejut dengan perlakuan kasar Changbin yang tiba tiba ini.

Rasa panas mulai menjalar di pipi Jisung. Otaknya merangsang untuk memproduksi air mata berlebih yang siap diluncurkan kapan saja.

"S—sakit kak" Jisung menunduk.

Changbin mendekati wajah Jisung, ia mengangkat dagu Jisung dengan telunjuknya. Jisung hanya menurutinya dan mendapati tatapan tajam penuh amarah dari manik hitam Changbin.

"Aku bilang, ikuti aku. Mengerti?" ucap Changbin pelan dengan penuh penekanan.

Tangan Changbin kembali menarik kasar tangan Jisung. Jisung terpelanting mengikuti tarikan kasar Changbin. Rasa shock karena baru ditampar oleh Changbin membuatnya tidak bisa melawan lagi. Rasanya apa yang barusan dikatakan Changbin menghipnotisnya untuk menuruti seluruh perkataan Changbin.

Changbin menarik Jisung menaiki tangga, melewati lantai 1 dan 2 menuju ke jajaran kelas yang terletak di lantai 3.

Koridor kelas di lantai 3 benar-benar sepi dengan cahaya lampu seadanya. Tidak ada siapa-siapa yang berada di kelas jam segini.

"Kak...Sakit..." rintih Jisung kesakitan karena Changbin menariknya dengan kasar dari tadi. Satu tangannya masih berusaha melepaskan genggaman Changbin, meskipun hasilnya nihil.

Changbin tidak menghiraukannya. Ia tetap fokus berjalan kedepan tanpa memperdulikan rintihan Jisung dibelakangnya.

Changbin membuka satu pintu kelas dengan kasar. Ia akhirnya melepas genggaman tangannya itu meskipun sesaat kemudian malah mendorong Jisung hingga tersungkur ke lantai.

Ketika Jisung masih merintih di lantai, Changbin dengan segera menutup pintu kelas itu. Ia yakin tidak akan ada siapapun yang datang ke area lantai 3 di jam petang seperti sekarang ini.

"Sakit..." Jisung hanya bisa memijit pelan tangannya dan pinggulnya yang terasa nyeri itu. Ia belum terpikirkan untuk bangkit dari posisi duduknya.

Changbin mendekati Jisung.

"Bangun!" Ia menarik seragam Jisung kasar. Leher Jisung terasa sesak seketika karena tarikan Changbin. Mau tak mau Jisung harus menuruti mau Changbin untuk berdiri dihadapan Changbin.

Mine (Minsung)Where stories live. Discover now